Sepasang Kambing Kacang Bujang dan Dara

Google
 

03 March 2018

Kambing Sabana: Sejarah dan Karakteristiknya


Kambing Sabana jantan

Kambing Sabana dikembangkan pada tahun 1955 di Afrika Selatan dengan bantuan seleksi alami atas kambing asli di daerah ini. Para peternak yang pertama kali mengembangkan kambing Sabana berusaha mendapatkan karakteristik yang akan menjamin kelangsungan hidup kambing yang menguntungkan dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Karena itu, kambing yang diharapkan harus mampu bertahan dalam kondisi panas yang ekstrem, sinar matahari yang terik, cuaca dingin, dan hujan. Galur kambing Sabana yang dihasilkan adalah kambing pedaging yang menunjukkan sifat tahan banting yang luar biasa, bergerak dengan mudah, dan jika perlu dapat menempuh jarak jauh untuk mencari pakan dan air.

Pembiakan kambing Sabana putih ini dimulai di peternakan DSU Cilliers and Sons, di lingkungan peternakan dengan perawatan minimal di mana kambing Sabana diharapkan mampu beradaptasi, bertahan hidup, dan berkembang biak di Padang Sabana. Trah kambing belang lokal bertelinga menggantung lemas dipilih sebagai trah kambing awal. Kambing yang dihasilkan adalah kambing yang subur, tahan panas dan parasit, dan tahan kekeringan dengan kualitas daging yang baik. Kambing Sabana ini menjadi trah kambing yang sangat berhasil di Afrika Selatan.

Perhimpunan peternak kambing Sabana dibentuk pada tahun 1993, dan kambing Sabana dipelihara oleh para peternak kambing komersial di seluruh wilayah Afrika Selatan. Kambing Sabana Putih merupakan kambing yang tangguh, nafsu kawinnya kuat, irit biaya pemeliharaannya, termasuk trah kambing berukuran sedang hingga besar dengan telinga lemas menjuntai, berkulit lentur tebal, dan lapisan rambut bulu yang pendek dan halus. Kambing Sabana adalah kambing bertemperamen tenang dan berperilaku aktif namun tidak liar. Kambing Sabana mampu memanfaatkan dedaunan dari berbagai macam tumbuhan, seperti pepohonan, tumbuhan semak belukar, dan tumbuhan semak kecil maupun tumbuhan semak besar yang keras dan bahkan tidak dimakan hewan ternak lainnya.

Kambing Sabana memiliki tingkat reproduksi dan perkembangan otot yang sangat baik. Kambing Sabana tidak mengenal musim kawin, sehingga sangat menguntungkan bagi peternak dan meningkatkan peluang pasar. Kambing Sabana betina sangat subur dan sering melahirkan anak kembar dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Kambing Sabana betina juga mampu merawat anaknya dengan sangat baik. Kambing Sabana betina berukuran sedang dengan penampilan halus dan feminin. Kambing Sabana betina melindungi anak-anaknya di bawah kakinya dan secara agresif menjaga anak-anaknya jika ada serangan anjing atau hewan pemangsa lainnya. Menurut para peternak, trah kambing Sabana merupakan trah kambing yang mudah dipelihara. Kambing Sabana betina cenderung lebih lama menyapih anaknya daripada trah kambing lainnya. Anak kambing Sabana tumbuh dengan cepat dan karkas dagingnya sangat baik.  Kambing Sabana jantan berpenampilan maskulin, gagah, tangguh, dan berotot.

Karakteristik Kambing Sabana
Mudah pemeliharaannya, tahan parasit, ketangguhannya yang luar biasa. Penampilan waspada dan lincah dengan temperamen tenang. Konformasi (bentuk) simetris, dengan kaki dan badan tidak terlalu panjang atau terlalu pendek. Kulit lentur tebal dan lapisan bulu putih mulus pendek. Selama musim dingin, kambing Sabana mengalami pertumbuhan lapisan bulu bagian bawah yang halus dan lembut untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin. Kambing Sabana memiliki rahang yang kuat dan gigi yang tumbuh dengan baik, kuat, dan tahan lama. Kambing Sabana memiliki usia reproduksi yang panjang dan sangat produktif.

STANDAR GALUR KAMBING SABANA
Kepala
Kepala kambing Sabana cukup panjang dan sedikit melengkung. Kepala dan hidungnya cukup besar dan tidak mancung. Mulut kambing Sabana cukup lebar dengan rahang berotot. Bibir atas dan bawah berotot dan lentur. Gigi kambing Sabana jantan muda dan dewasa dan juga kambing Sabana betina muda dan dewasa tersusun rapat dan rapi pada bantalan gigi rahang atas. Cacat pada rahang atau mulut tidak dapat diterima, kecuali pada usia sekitar empat tahun atau lebih di mana rahang kambing Sabana mungkin menonjol sepanjang 6 mm. Mata kambing Sabana cerah dan dikelilingi oleh kelopak mata berpigmen hitam, dan kulitnya dilindungi oleh alis mata yang berkembang dengan baik. Telinga kambing Sabana cukup besar, berbentuk lonjong dan menggantung di samping kepala. Telinga kambing Sabana berwarna gelap dan lentur sehingga melindungi kambing dari serangga yang mengganggu. Tanduk kambing Sabana berwarna hitam gelap dan tumbuh ke belakang dari mahkota kepala. Tanduk kambing Sabana kuat dan berbentuk lonjong, tidak menekan leher, dan tidak terlalu panjang. Tanduk kambing Sabana jantan lebih kuat dan lebih berat daripada tanduk kambing Sabana betina. Jarak kedua tanduk di pangkalnya cukup lebar. Kambing Sabana betina dan kambing Sabana jantan mampu menggunakan tanduknya untuk melindungi diri dan anaknyanya.

Leher, Badan Bagian Depan, Kaki, dan Kuku
Leher kambing Sabana berotot dan cukup panjang sehingga kambing Sabana bisa dengan mudah menjangkau dedaunan yang tinggi. Badan bagian depan kambing Sabana berotot tebal dan cukup lebar. Badan bagian depan yang sempit atau sangat lebar tidak dapat diterima. Kaki depan kambing Sabana lurus dan terpisah dengan jelas. Tulang kaki depan dan belakang kambing Sabana pendek dan kuat. Pasterna kaki depan dan kaki belakang kambing Sabana kuat, lentur, dan agak miring. Pasterna yang lurus atau lemah tidak dapat diterima. Kuku kaki depan dan kaki belakang kambing Sabana kuat, keras, berwarna hitam, dan cukup besar. Kedua bagian dari masing-masing kuku saling berdekatan. Kuku kambing Sabana tidak tumbuh terlalu panjang dan tidak mudah pecah dan menyebabkan pembusukan kaki. Skapula atau bahu kambing Sabana menyatu serasi dengan badan bagian depan dan gumbanya. Tulang belakang dan gumba kambing Sabana agak lebih tinggi daripada punggung dan pantatnya. Pada kambing Sabana jantan dewasa terdapat lipatan kulit berukuran sedang pada badan bagian depan.

Badan:
Badan bagian tengah kambing Sabana cukup panjang dan dalam sehingga mampu menampung pakan yang cukup dan mengubahnya menjadi daging dan tenaga. Badan bagian tengah kambing Sabana dewasa berbentuk agak pipih dan dalam. Otot punggung dan mata kambing Sabana kuat dan lebar dan tidak lurus, sehingga tidak menunjukkan tanda kelemahan. Tulang rusuk kambing Sabana cukup mengembang dan tulang rusuk bagian dadanya berbentuk lonjong.

Badan Bagian Belakang dan Kaki Belakang
Badan bagian belakang kambing Sabana lebar, dan kaki belakangnya jelas terpisah dan lurus. Bagian pantat kambing Sabana agak miring. Bagian belakang kambing Sabana sangat berotot dan banyak dagingnya. Lutut belakang kambing Sabana kuat dan berotot, dan oto lutut belakang ini menonjol dan terlihat jelas. Lutut belakang ini tidak bengkok ke dalam atau ke luar sehingga kambing Sabana dapat berdiri dengan mudah dengan kaki belakangnya. Ekor kambing Sabana tegak lurus dan tertutup bulu, sangat lentur, dan kulit ekornya berwarna hitam.

Warna, Warna Kulit, dan Bulu
Kambing Sabana adalah kambing berbulu putih polos. Sedikit bulu berwarna hitam dan merah masih dapat diterima, tapi lambat laun tidak boleh ada kambing Sabana yang sebagian bulunya berwarna merah atau hitam. Warna kulit kambing Sabana kelabu gelap sampai hitam. Pada kambing Sabana betina dan kambing Sabana jantan kelas satu tidak boleh ada bagian kulit yang berwarna pucat. Setiap warna merah pucat merupakan cacat fisik.

ORGAN SEKSUAL:
KAMBING SABANA BETINA
- Ambing berbentuk sempurna dan menempel dengan kuat.

KAMBING SABANA JANTAN
- Dua testis berukuran cukup besar, berbentuk sempurna, sehat, dan simetris terdapat pada satu skrotum (kantung pelir). Skrotum dengan belahan tidak lebih dari 2 cm masih dapat diterima. Ukuran keliling skrotum kambing Sabana jantan minimal 26 cm. Skrotum yang bengkok atau skrotum yang kedua ujungnya tidak simetris merupakan cacat fisik.

PUTING
KAMBING SABANA JANTAN
- Satu puting pada setiap sisi skrotum sangat ideal, tapi dua puting pada satu sisi masih dapat diterima.

KAMBING SABANA BETINA
- 2 puting normal sangat ideal. Kambing Sabana betina dengan dua pasang puting tidak dapat diterima, tapi jika salah satu pasang berfungsi normal masih dapat diterima. Namun, karakteristik kambing Sabana betina seperti ini lambat laun harus dihilangkan. Sepasang puting susu dengan salah satu puting lebih kecil dan tidak berfungsi masih dapat diterima. Jumlah maksimal puting susu di satu sisi adalah 3: 2 berfungsi normal dan satu kecil dan tak berfungsi, atau 1 berfungsi normal dan 2 kecil dan tak berfungsi. Semua puting susu lainnya berfungsi normal tapi satu puting kecil dan tidak berfungsi masih dapat diterima. Semua puting harus terpisah satu sama lain.

CACAT FISIK
: Rahang bawah menonjol. Lutut depan beradu, lutut depan bengkok keluar, lutut belakang beradu, atau kaki belakang terlalu lurus, atau kaki belakang terlalu miring ke depan. Kaki terlalu kurus atau terlalu berdaging. Pasterna lemah dan kuku menghadap ke luar atau ke dalam.  Organ seksual dan ambing cacat. Pigmentasi kulit terlalu pucat atau tidak penuh. Setiap penyimpangan dari struktur badan normal yang menghambat fungsi fisik kambing Sabana.

Sumber: https://www.boergoataus.com.au/the-savannah-goat/

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Melayani Penerjemahan Dokumen Hukum,
Keuangan, Kedokteran, Kimia, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan 20122, Sumatera Utara

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Perlu jasa penerjemah?