Kambing Sabana jantan |
Kambing Sabana dikembangkan pada tahun
1955 di Afrika Selatan dengan bantuan seleksi alami atas kambing asli di daerah
ini. Para peternak yang pertama kali mengembangkan kambing Sabana berusaha
mendapatkan karakteristik yang akan menjamin kelangsungan hidup kambing yang
menguntungkan dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Karena itu,
kambing yang diharapkan harus mampu bertahan dalam kondisi panas yang ekstrem,
sinar matahari yang terik, cuaca dingin, dan hujan. Galur kambing Sabana yang
dihasilkan adalah kambing pedaging yang menunjukkan sifat tahan banting yang
luar biasa, bergerak dengan mudah, dan jika perlu dapat menempuh jarak jauh
untuk mencari pakan dan air.
Pembiakan kambing Sabana putih ini
dimulai di peternakan DSU Cilliers and Sons, di lingkungan peternakan dengan
perawatan minimal di mana kambing Sabana diharapkan mampu beradaptasi, bertahan
hidup, dan berkembang biak di Padang Sabana. Trah kambing belang lokal
bertelinga menggantung lemas dipilih sebagai trah kambing awal. Kambing yang
dihasilkan adalah kambing yang subur, tahan panas dan parasit, dan tahan
kekeringan dengan kualitas daging yang baik. Kambing Sabana ini menjadi trah
kambing yang sangat berhasil di Afrika Selatan.
Perhimpunan peternak kambing Sabana
dibentuk pada tahun 1993, dan kambing Sabana dipelihara oleh para peternak
kambing komersial di seluruh wilayah Afrika Selatan. Kambing Sabana Putih
merupakan kambing yang tangguh, nafsu kawinnya kuat, irit biaya
pemeliharaannya, termasuk trah kambing berukuran sedang hingga besar dengan
telinga lemas menjuntai, berkulit lentur tebal, dan lapisan rambut bulu yang
pendek dan halus. Kambing Sabana adalah kambing bertemperamen tenang dan
berperilaku aktif namun tidak liar. Kambing Sabana mampu memanfaatkan dedaunan
dari berbagai macam tumbuhan, seperti pepohonan, tumbuhan semak belukar, dan
tumbuhan semak kecil maupun tumbuhan semak besar yang keras dan bahkan tidak
dimakan hewan ternak lainnya.
Kambing Sabana memiliki tingkat
reproduksi dan perkembangan otot yang sangat baik. Kambing Sabana tidak
mengenal musim kawin, sehingga sangat menguntungkan bagi peternak dan
meningkatkan peluang pasar. Kambing Sabana betina sangat subur dan sering
melahirkan anak kembar dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
Kambing Sabana betina juga mampu merawat anaknya dengan sangat baik. Kambing
Sabana betina berukuran sedang dengan penampilan halus dan feminin. Kambing
Sabana betina melindungi anak-anaknya di bawah kakinya dan secara agresif
menjaga anak-anaknya jika ada serangan anjing atau hewan pemangsa lainnya.
Menurut para peternak, trah kambing Sabana merupakan trah kambing yang mudah
dipelihara. Kambing Sabana betina cenderung lebih lama menyapih anaknya
daripada trah kambing lainnya. Anak kambing Sabana tumbuh dengan cepat dan karkas
dagingnya sangat baik. Kambing Sabana jantan berpenampilan maskulin,
gagah, tangguh, dan berotot.
Karakteristik
Kambing Sabana
Mudah pemeliharaannya, tahan parasit,
ketangguhannya yang luar biasa. Penampilan waspada dan lincah dengan temperamen
tenang. Konformasi (bentuk) simetris, dengan kaki dan badan tidak terlalu
panjang atau terlalu pendek. Kulit lentur tebal dan lapisan bulu putih mulus
pendek. Selama musim dingin, kambing Sabana mengalami pertumbuhan lapisan bulu
bagian bawah yang halus dan lembut untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin.
Kambing Sabana memiliki rahang yang kuat dan gigi yang tumbuh dengan baik,
kuat, dan tahan lama. Kambing Sabana memiliki usia reproduksi yang panjang dan
sangat produktif.
STANDAR
GALUR KAMBING SABANA
Kepala
Kepala kambing Sabana cukup panjang dan
sedikit melengkung. Kepala dan hidungnya cukup besar dan tidak mancung. Mulut
kambing Sabana cukup lebar dengan rahang berotot. Bibir atas dan bawah berotot
dan lentur. Gigi kambing Sabana jantan muda dan dewasa dan juga kambing Sabana
betina muda dan dewasa tersusun rapat dan rapi pada bantalan gigi rahang atas.
Cacat pada rahang atau mulut tidak dapat diterima, kecuali pada usia sekitar
empat tahun atau lebih di mana rahang kambing Sabana mungkin menonjol sepanjang
6 mm. Mata kambing Sabana cerah dan dikelilingi oleh kelopak mata berpigmen
hitam, dan kulitnya dilindungi oleh alis mata yang berkembang dengan baik.
Telinga kambing Sabana cukup besar, berbentuk lonjong dan menggantung di
samping kepala. Telinga kambing Sabana berwarna gelap dan lentur sehingga
melindungi kambing dari serangga yang mengganggu. Tanduk kambing Sabana
berwarna hitam gelap dan tumbuh ke belakang dari mahkota kepala. Tanduk kambing
Sabana kuat dan berbentuk lonjong, tidak menekan leher, dan tidak terlalu
panjang. Tanduk kambing Sabana jantan lebih kuat dan lebih berat daripada
tanduk kambing Sabana betina. Jarak kedua tanduk di pangkalnya cukup lebar.
Kambing Sabana betina dan kambing Sabana jantan mampu menggunakan tanduknya
untuk melindungi diri dan anaknyanya.
Leher,
Badan Bagian Depan, Kaki, dan Kuku
Leher kambing Sabana berotot dan cukup
panjang sehingga kambing Sabana bisa dengan mudah menjangkau dedaunan yang
tinggi. Badan bagian depan kambing Sabana berotot tebal dan cukup lebar. Badan
bagian depan yang sempit atau sangat lebar tidak dapat diterima. Kaki depan
kambing Sabana lurus dan terpisah dengan jelas. Tulang kaki depan dan belakang
kambing Sabana pendek dan kuat. Pasterna kaki depan dan kaki belakang kambing
Sabana kuat, lentur, dan agak miring. Pasterna yang lurus atau lemah tidak
dapat diterima. Kuku kaki depan dan kaki belakang kambing Sabana kuat, keras,
berwarna hitam, dan cukup besar. Kedua bagian dari masing-masing kuku saling
berdekatan. Kuku kambing Sabana tidak tumbuh terlalu panjang dan tidak mudah
pecah dan menyebabkan pembusukan kaki. Skapula atau bahu kambing Sabana menyatu
serasi dengan badan bagian depan dan gumbanya. Tulang belakang dan gumba
kambing Sabana agak lebih tinggi daripada punggung dan pantatnya. Pada kambing
Sabana jantan dewasa terdapat lipatan kulit berukuran sedang pada badan bagian
depan.
Badan:
Badan bagian tengah kambing Sabana
cukup panjang dan dalam sehingga mampu menampung pakan yang cukup dan
mengubahnya menjadi daging dan tenaga. Badan bagian tengah kambing Sabana
dewasa berbentuk agak pipih dan dalam. Otot punggung dan mata kambing Sabana
kuat dan lebar dan tidak lurus, sehingga tidak menunjukkan tanda kelemahan.
Tulang rusuk kambing Sabana cukup mengembang dan tulang rusuk bagian dadanya berbentuk
lonjong.
Badan
Bagian Belakang dan Kaki Belakang
Badan bagian belakang kambing Sabana
lebar, dan kaki belakangnya jelas terpisah dan lurus. Bagian pantat kambing
Sabana agak miring. Bagian belakang kambing Sabana sangat berotot dan banyak
dagingnya. Lutut belakang kambing Sabana kuat dan berotot, dan oto lutut
belakang ini menonjol dan terlihat jelas. Lutut belakang ini tidak bengkok ke
dalam atau ke luar sehingga kambing Sabana dapat berdiri dengan mudah dengan
kaki belakangnya. Ekor kambing Sabana tegak lurus dan tertutup bulu, sangat
lentur, dan kulit ekornya berwarna hitam.
Warna,
Warna Kulit, dan Bulu
Kambing Sabana adalah kambing berbulu
putih polos. Sedikit bulu berwarna hitam dan merah masih dapat diterima, tapi
lambat laun tidak boleh ada kambing Sabana yang sebagian bulunya berwarna merah
atau hitam. Warna kulit kambing Sabana kelabu gelap sampai hitam. Pada kambing
Sabana betina dan kambing Sabana jantan kelas satu tidak boleh ada bagian kulit
yang berwarna pucat. Setiap warna merah pucat merupakan cacat fisik.
ORGAN
SEKSUAL:
KAMBING
SABANA BETINA
- Ambing berbentuk sempurna dan
menempel dengan kuat.
KAMBING
SABANA JANTAN
- Dua testis berukuran cukup besar,
berbentuk sempurna, sehat, dan simetris terdapat pada satu skrotum (kantung
pelir). Skrotum dengan belahan tidak lebih dari 2 cm masih dapat diterima.
Ukuran keliling skrotum kambing Sabana jantan minimal 26 cm. Skrotum yang
bengkok atau skrotum yang kedua ujungnya tidak simetris merupakan cacat fisik.
PUTING
KAMBING
SABANA JANTAN
- Satu puting pada setiap sisi skrotum
sangat ideal, tapi dua puting pada satu sisi masih dapat diterima.
KAMBING
SABANA BETINA
- 2 puting normal sangat ideal. Kambing
Sabana betina dengan dua pasang puting tidak dapat diterima, tapi jika salah
satu pasang berfungsi normal masih dapat diterima. Namun, karakteristik kambing
Sabana betina seperti ini lambat laun harus dihilangkan. Sepasang puting susu
dengan salah satu puting lebih kecil dan tidak berfungsi masih dapat diterima.
Jumlah maksimal puting susu di satu sisi adalah 3: 2 berfungsi normal dan satu
kecil dan tak berfungsi, atau 1 berfungsi normal dan 2 kecil dan tak berfungsi.
Semua puting susu lainnya berfungsi normal tapi satu puting kecil dan tidak
berfungsi masih dapat diterima. Semua puting harus terpisah satu sama lain.
CACAT
FISIK
: Rahang bawah menonjol. Lutut depan
beradu, lutut depan bengkok keluar, lutut belakang beradu, atau kaki belakang
terlalu lurus, atau kaki belakang terlalu miring ke depan. Kaki terlalu kurus
atau terlalu berdaging. Pasterna lemah dan kuku menghadap ke luar atau ke
dalam. Organ seksual dan ambing cacat. Pigmentasi kulit terlalu pucat
atau tidak penuh. Setiap penyimpangan dari struktur badan normal yang
menghambat fungsi fisik kambing Sabana.
Sumber:
https://www.boergoataus.com.au/the-savannah-goat/
Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Melayani Penerjemahan Dokumen Hukum,
Keuangan, Kedokteran, Kimia, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan 20122, Sumatera Utara
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.