Sepasang Kambing Kacang Bujang dan Dara

Google
 

07 June 2011

Jenis Kerbau dan Cara Pemeliharaannya 2

6. Kerbau Mesir
Kerbau dibawa ke Mesir dari India, Iran dan Irak sekitar pertengahan abad ke-7. Perbedaan di antara berbagai jenis kerbau Mesir hanya terletak pada lingkungannya. Kerbau merupakan hewan ternak paling penting dan paling terkenal untuk produksi susu di Mesir.

Jumlah populasi: 3.717.000

Gambaran: Kulit berwarna kelabu kehitaman, bentuk tanduk bervariasi mulai dari tanduk berbentuk huruf U sampai tanduk yang berbentuk pedang. Kepala kerbau Mesir panjang dan sempit, dan rahangnya panjang dan kokoh. Telinga kerbau ini panjang dan terkulai. Leher kerbau jenis ini cukup panjang, tipis dan lurus. Kaki depan kerbau Mesir agak pendek dan bertulang besar. Tulang-tulang iga kerbau ini lebar, dalam dan mengembang. Bagian pantatnya melereng dan posisi ekornya rendah. Tinggi gumba pada kerbau Mesir jantan 178 cm, dan bobot badannya 600 kg. Tinggi gumba kerbau Mesir betina 144 cm, dan berat badannya 500 kg.

Persebaran: Di seluruh Mesir, terutama di kawasan pinggiran kota dan delta sungai Nil.

Pemeliharaan: Petani menyimpan kotoran kerbau yang sudah kering di dalam kandang kerbau. Kotoran kerbau yang sudah kering ini diambil dua kali setahun dan ditaburkan di ladang sebelum musim tanam. Kerbau Mesir disembelih hanya di rumah potong hewan, sesuai dengan ketentuan Islam, yaitu dengan memotong urat nadi lehernya.

Pemerahan susu kerbau Mesir dilakukan dengan tangan, dua kali sehari, umumnya dilakukan para wanita. Rata-rata berat badan saat penyembelihan 500 kg setelah berumur 18-24 bulan. Karkas kerbau Mesir 51 persen. Tingkat pertumbuhan keseluruhan 700 g/hari.

Kinerja susu:
Masa laktasi 210-280 hari.
Produksi susu 1.200-2.100 kg.
Lemak susu 6,5-7,0 persen.
Produk: Keju berikut dibuat dengan tambahan susu sapi: Domiati, Karish, Mish, Rahss.
Sumber: El Kirabi, 1995; Nigm, 1996; Ragab dan Abdel Salam, 1963; Mokhtar, 1971; Askar dkk., 1973; Borghese, 2005.

7. Kerbau Jafarabad
Trah kerbau Jafarabad diperkirakan sudah ada di Gujarat (India) pada tahun 1938.

Jumlah populasi: 600.000.

Gambaran: Kulit kerbau Jafarabad berwarna hitam. Badannya besar bulat dan panjang. Kerbau Jafarabad bertanduk panjang, berat dan lebar dan tanduk ini kadang-kadang menutupi matanya. Tinggi gumba kerbau Jafarabad jantan dewasa 142 cm, dan bobot badannya berkisar 600 hingga 1.500 kg. Tinggi gumba kerbau Jafarabad betina dewasa 140 cm, dan berat badannya sekitar 550 kg, bahkan sebagian kerbau Jafarabad betina bisa mencapai bobot 700-800 kg.

Persebaran: Kerbau Jafarabad merupakan salah satu trah kerbau terpenting di Gujarat. Trah kerbau ini umumnya terdapat di antara sungai Mahi dan Sabarmati di Gujarat utara. Sebagian kerbau Jafarabad telah diekspor ke Brazil.

Pemeliharaan: Kerbau Jafarabad biasanya dipelihara bersama dengan anaknya. Kerbau ini diperah susunya dengan tangan dua kali sehari. Kerbau jenis ini diberi berbagai macam pakan berserat seperti jerami barley dan gandum, batang jagung, dan ampas tebu. Selain itu, kerbau Jafarabad diberi pakan berupa campuran konsentrat. Kalau padang penggembalaan tersedia, kerbau Jafarabad merumput sepanjang hari. Kerbau Jafarabad kawin secara alami. Namun demikian, sebagian peternak juga melakukan inseminasi buatan.

Kinerja susu:
Masa laktasi 350 hari.
Produksi susu 1.800-2.700 kg.
Lemak susu 8,5 persen.
Karakteristik kinerja trah kerbau Jafarabad sebagaimana yang dilestarikan di Junagarh Centre (India) of the Network Project on Buffalo diberikan di bawah ini (Sethi, 2003):
Berat badan rata-rata 529±13 kg.
Usia beranak pertama 1.925±196 hari.
Produksi susu pada masa laktasi pertama 305 hari atau kurang 1.642±283 kg.
Produksi susu total pada laktasi pertama 1.642±283 kg.
Produksi susu pada seluruh masa laktasi 305 hari atau kurang 1.950±79 kg.
Produksi susu total pada seluruh masa laktasi 2.097±110 kg.
Lama seluruh masa laktasi 320,1±11,6 hari.
Kandungan lemak rata-rata 7,7±1,0 persen.
Masa kering rata-rata 159,8±10,9 hari.
Masa kawin 161,5±14,0 hari.
Jarak beranak 509,8±20,1 hari.
Jumlah perkawinan per kebuntingan 1,4±0,1.
Tingkat kematian anak rata-rata (umur 0-3 bulan) 10,75 persen.
Sumber: Alexiev, 1998; Trivedi, 2000; Sethi, 2003.

8. Kerbau Jerangi
Gambaran: Kerbau Jerangi berwarna hitam, dan tanduknya mengarah ke belakang. Kerbau Jerangi tergolong kerbau kecil.

Persebaran: Kerbau Jerangi banyak ditemukan di kawasan perbatasan Orissa dan Andhra Pradesh.

Pemeliharaan: Kerbau Jerangi biasanya dipelihara bersama dengan anaknya. Kalau padang rumput tersedia, kerbau Jerangi merumput sepanjang hari. Kerbau Jerangi kawin secara alami. Kerbau ini merupakan kerbau pekerja dan berjalan cepat.
Sumber: Cockrill, 1974; FAO, 2003.

9. Kerbau Kuhzestan atau Kerbau Irak
Jumlah populasi: 200.000.

Gambaran: Kerbau Kuhzestan atau kerbau Irak bertanduk pendek dan tumbuh ke atas membentuk cincin di ujungnya. Berdasarkan ukuran badannya, besar kemungkinan kerbau Irak merupakan galur kerbau terbesar di dunia. Tinggi gumba kerbau Kuhzestan jantan dewasa 148 cm, dan berat badannya 800 kg. Tinggi gumba kerbau Kuhzestan betina dewasa 141 cm, dan berat badannya 600 kg.

Persebaran: Di Iran, galur kerbau ini terdapat di Kuhzestan dan Lorestan. Di Irak, kerbau ini banyak ditemukan di daerah Selatan, di kawasan pinggir kota Baghdad dan Mosul.

Pemeliharaan: Kerbau dipelihara di alam terbuka sepanjang tahun. Kerbau Kuhzestan atau kerbau Irak ini dipelihara di kandang terbuka yang terbuat dari tumbuhan setempat (buluh, semak, daun kurma) dengan tembok di satu sisi dan tiga sisi terbuka. Kerbau ini diberi makan dengan tangan pada saat diperah, pada pagi hari dan sore hari, dengan pakan hijauan yang tersedia.

Kerbau Kuhzestan atau kerbau Irak ini juga diberi pakan berbagai macam limbah seperti ampas tebu, buluh dari rawa-rawa, dan limbah rumah tangga. Kerbau yang berendam di kolam dan sungai juga diberi pakan tumbuhan air.

Susu kerbau ini umumnya diperah menggunakan tangan, dan hanya sedikit peternak yang menggunakan mesin perah. Tidak ada pabrik pengolah susu. Kerbau jantan sangat berbahaya, kuat dan sulit dikendalikan serta selalu agresif terhadap manusia. Kerbau yang akan dijadikan kerbau pekerja biasanya dikebiri. Kerbau betina sangat peka terhadap orang yang tidak dikenal dan produksi susunya berkurang kalau diperah orang yang tidak dikenalnya. Kerbau betina umumnya juga tidak jinak.

Bobot rata-rata saat disembelih 400 kg pada usia 12 bulan. Produksi karkas kerbau ini 50 persen. Tingkat pertumbuhan rata-rata kerbau Kuhzestan atau kerbau Irak ini 580 g/hari.

Kinerja susu:
Masa laktasi 200-270 hari.
Produksi susu 1.300-1.400 kg.
Kadar lemak susu 6,6 persen.
Produk: Susu, yoghurt, krim segar, keju segar, dan mentega.
Sumber: National Buffalo Project, 1988; Magid, 1996; Saadat, 1997; Borghese, 2005.

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan, Sumatera Utara


Sumber:
Bianca Moioli dan Antonio Borghese
Instituto Sperimentale per la Zootecnia
(Lembaga Penelitian Produksi Ternak)
Via Salaria 31, 00016 Monterotondo (Rome), Italy

ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/010/ah847e/ah847e01.pdf

01 June 2011

Alergi Susu

Pendahuluan
Hampir semua bayi kadang-kadang rewel. Namun demikian, sebagian bayi sangat rewel karena mereka alergi protein susu sapi, yang merupakan bahan dasar sebagian besar susu formula bayi yang dijual di pasaran.

Orang umur berapa pun bisa mengalami alergi susu, tapi alergi susu lazim terjadi pada bayi (sekitar 2% sampai 3% bayi mengalami alergi susu) meskipun kebanyakan bayi mampu mengatasinya. Kalau Anda menduga anak Anda mengalami alergi susu, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk diperiksa dan mendapatkan alternatif pengganti susu formula dan produk susu.

Alergi susu terjadi kalau sistem kekebalan menganggap protein susu sebagai sesuatu yang harus dilawan tubuh. Hal ini menimbulkan reaksi alergi, yang dapat menyebabkan bayi rewel dan gelisah dan menyebabkan gangguan lambung serta gejala lainnya. Kebanyakan anak yang alergi susu sapi juga alergi terhadap susu kambing dan susu domba, dan sebagian anak juga alergi terhadap protein pada susu kedelai.

Bayi yang diberi air susu ibu (ASI) berisiko lebih kecil mengalami alergi susu dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Tapi para peneliti belum benar-benar memahami mengapa sebagian bayi mengalami alergi susu dan sebagian lagi tidak, walaupun mereka yakin bahwa kebanyakan kasus alergi susu disebabkan faktor keturunan.

Biasanya, alergi susu hilang dengan sendirinya setelah anak berumur 3 hingga 5 tahun, tapi sebagian anak tidak pernah mampu menanggulanginya.

Alergi susu tidak sama dengan intoleransi laktosa (gula susu), yaitu ketidakmampuan mencerna gula susu, yang jarang terjadi pada bayi dan lebih lazim terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.

Gejala Alergi Susu
Gejala alergi protein susu sapi umumnya terlihat dalam beberapa bulan pertama umur bayi. Seorang bayi bisa mengalami gejala alergi dengan segera setelah minum susu (reaksi cepat), atau gejala tersebut baru muncul setelah 7 sampai 10 hari setelah minum susu sapi (reaksi lambat).

Reaksi lambat lebih sering terjadi. Gejala alergi bisa meliputi mencret (kadang berdarah), muntah, mual, tidak mau makan, iritabilitas atau nyeri perut, dan ruam pada kulit. Reaksi seperti ini lebih sulit didiagnosis karena gejala yang sama bisa terjadi pada kondisi kesehatan lainnya. Kebanyakan anak mampu menanggulangi alergi seperti ini setelah berusia 2 tahun.

Reaksi cepat terjadi tiba-tiba dengan gejala yang meliputi nyeri perut, muntah, mengi, bengkak, ruam urtikaria, benjolan gatal lainnya pada kulit, dan diare berdarah. Pada kasus yang langka, reaksi alergi yang sangat parah (anafilaksis) bisa terjadi dan mempengaruhi kulit, perut, pernapasan, dan tekanan darah bayi. Anafilaksis lebih sering terjadi pada alergi makanan lainnya daripada alergi susu.

Diagnosis Alergi Susu
Kalau Anda menduga bayi Anda alergi susu, segera hubungi dokter. Dokter akan menanyakan riwayat alergi keluarga atau intoleransi makanan keluarga Anda dan kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Tidak ada satu hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat mendiagnosis dengan tepat kasus alergi susu, sehingga dokter Anda mungkin menganjurkan beberapa kali pengujian untuk membuat diagnosis dan mengesampingkan kemungkinan masalah kesehatan lainnya.

Selain pemeriksaan tinja dan darah, dokter mungkin meminta pemeriksaan kulit, di mana sejumlah kecil protein susu dimasukkan ke bawah permukaan kulit anak menggunakan jarum. Bila muncul bercak menonjol yang disebut lesi urtikaria, anak tersebut mungkin mengalami alergi susu.

Dokter bisa juga meminta penghentian pemberian susu sapi sementara (oral challenge test). Setelah Anda menghentikan pemberian susu sapi kepada bayi Anda selama sekitar satu minggu, dokter kemudian meminta Anda kembali memberikan susu sapi, lalu menunggu selama beberapa jam untuk mengamati kemungkinan reaksi alergi. Dokter kadang-kadang mengulangi pemeriksaan ini untuk memastikan diagnosisnya.

Penanggulangan Alergi Susu
Kalau bayi Anda mengalami alergi susu, dan bayi Anda diberi ASI, Anda harus mengurangi konsumsi produk yang terbuat dari susu karena protein susu yang menyebabkan reaksi alergi bisa masuk ke susu Anda. Anda dapat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mencari alternatif sumber kalsium dan gizi penting lainnya untuk menggantikan gizi yang Anda peroleh dari produk susu.

Semua produsen makanan harus menyatakan dengan jelas pada label kemasan makanan yang dibuatnya apakah makanan tersebut mengandung susu atau produk berbahan dasar susu, yang ditampilkan pada atau dekat daftar bahan di kemasan makanan tersebut. Ketentuan ini berlaku hanya pada makanan yang dikemas mulai tahun 2006, sehingga sebagian makanan yang dikemas sebelum itu mungkin tidak menampilkan informasi mengenai alergen makanan.

Kalau Anda memberikan susu formula kepada bayi Anda, dokter mungkin menganjurkan Anda beralih ke susu formula berbahan dasar protein kedelai. Kalau bayi Anda tidak toleran kedelai, dokter mungkin menganjurkan Anda beralih ke susu formula hipoalergen, yaitu susu di mana proteinnya terurai menjadi partikel-partikel sehingga susu formula ini lebih kecil kemungkinannya menimbulkan reaksi alergi.

Secara umum, ada dua jenis susu formula hipoalergen yang tersedia di pasar:

1. Susu formula hidrolisis ekstensif, yaitu susu formula yang mengandung protein susu yang terurai menjadi partikel-partikel kecil sehingga kurang alergenik daripada protein utuh pada susu formula biasa. Kebanyakan bayi yang mengalami alergi susu toleran terhadap susu formula ini, tapi pada sebagian kasus, susu formula ini masih menimbulkan reaksi alergi.

2. Susu formula bayi berbahan dasar asam amino, yaitu susu formula yang mengandung protein dalam bentuk paling sederhana (asam amino merupakan bahan pembentuk protein). Susu formula ini mungkin dianjurkan kalau kondisi bayi Anda tidak membaik meskipun telah beralih ke susu formula hidrolisis.

Susu Formula yang Tidak Aman
Susu formula "hidrolisis parsial" juga tersedia di pasaran tapi tidak dianggap benar-benar hipoalergenik dan masih dapat menimbulkan reaksi alergi yang signifikan.

Susu formula yang tersedia di pasar sekarang sudah disetujui Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (United States Food and Drug Administration, FDA) dan dibuat melalui proses yang sangat khusus yang tidak dapat ditiru di rumah. Susu kambing, susu beras, atau susu almon tidak aman dan tidak dianjurkan untuk bayi.

Berganti Susu Formula
Setelah Anda mengganti susu formula untuk bayi Anda dengan susu formula hipoalergen, gejala alergi akan hilang dalam 2 hingga 4 minggu. Dokter Anda mungkin menganjurkan Anda terus menggunakan susu formula hipoalergen sampai bayi Anda berumur setahun, dan setelah itu secara bertahap makanannya diberi susu sapi.

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan, Sumatera Utara

Sumber:
http://kidshealth.org/parent/medical/allergies/milk_allergy.html

31 May 2011

Perbandingan Komposisi Susu Sapi, Kambing, Domba, dan Kerbau

Unsur Satuan Sapi Kambing Domba Kerbau
Protein Gram 3,2 3,1 5,4 4,5
Lemak Gram 3,9 3,5 6,0 8,0
Karbohidrat Gram 4,8 4,4 5,1 4,9
Energi Kkal 66 60 95 110
Gula Susu (Laktosa) Gram 4,8 4,4 5,1 4,9
Asam Lemak Jenuh Gram 2,4 2,3 3,8 4,2
Asam Lemak Tunggal Tak Jenuh Gram 1,1 0,8 1,5 1,7
Asam Lemak Ganda Tak Jenuh Gram 0,1 0,1 0,3 0,2
Kolesterol Miligram 14 10 11 8
Kalsium SI 120 100 170 195

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kimia, dll.

Sumber:
http://www.buffalomilk.co.uk/id20.htm
http://www.bufaladivermont.com/aboutus.html

28 May 2011

Jenis Kerbau dan Cara Pemeliharaannya 1

Jenis kerbau yang diuraikan di sini adalah subspesies kerbau sungai saja yang ditampilkan menurut abjad. Nama galur kerbau ini didasarkan pada nama yang diberikan pada Mason (1996). A World Dictionary of Livestock Breeds (Kamus Galur Ternak Dunia), Types and Varieties (Jenis dan Varietas), Edisi Keempat. Wallington, UK. Jumlah populasi kerbau merupakan data populasi tahun 1999-2004 dari berbagai sumber.

Karena naskah sumbernya cukup panjang, agar lebih mudah membacanya, tulisan mengenai jenis kerbau dan cara pemeliharaannya ini akan ditampilkan dalam beberapa tulisan.

1. Kerbau Anatolia
Kerbau Anatolia telah dipelihara di Turki selama ratusan tahun dan dibawa dari India pada abad ketujuh sejalan dengan penyebaran agama Islam.

Jumlah populasi: 110.000 ekor.

Deskripsi: Berwarna hitam, bulu panjang, dengan panjang ekor yang bervariasi dan rambut di ujung ekornya biasanya berwarna putih. Tinggi gumba kerbau jantan dewasa 138 cm, bobot badan 200-500 kg. Tinggi gumba kerbau betina dewasa 138 cm, bobot badan 200-500 kg.

Distribusi: Banyak terdapat di kawasan Laut Hitam, sebelah utara Anatolia Tengah, Thrace, Hatay, Mus, Kars, Dyarbakir, Afyon, dan Sivas.

Pemeliharaan: Di peternakan kerbau perah, perkandangan berbeda antar daerah. Kalau padang penggembalaan tersedia, tiga hingga lima ekor kerbau yang dimiliki keluarga petani dibawa ke padang penggembalaan dan dibiarkan merumput bersama kerbau-kerbau milik penduduk desa lainnya. Perkawinan dan kelahiran terjadi di padang rumput.

Biasanya di lantai bawah setiap rumah terdapat kandang tempat kerbau berlindung di musim dingin. Kandang ini tidak berjendela dan pintunya ditutup rapat. Kerbau muda tidak pernah dibawa keluar pada musim dingin karena cuaca yang sangat dingin.

Kerbau disembelih bersama dengan sapi. Pemerahan susu dilakukan dengan tangan kecuali di dua pusat penelitian yang sudah ada. Bobot rata-rata kerbau saat disembelih 300-350 kg setelah berumur 18-20 bulan. Hasil karkas kerbau Anatolia 53-55 persen. Tingkat pertumbuhan rata-rata 400 g/hari.

Kinerja susu:
Lama laktasi 220-270 hari
Hasil susu 700-1000 kg
Lemak susu 6,6-8,1 persen
Protein susu 4,2-4,6 persen

Produk: keju agak keras yang dinamakan "peyaz peyneri" terbuat dari susu kerbau. Ayran adalah minuman campuran air dengan yoghurt kerbau. Kerbau dipelihara untuk diperah susunya sebagai sumber pendapatan yang tidak memerlukan biaya di daerah yang memiliki sumber pakan alami. Harga susu kerbau sedikit lebih mahal dibandingkan dengan harga susu sapi. Daging yang dihasilkan semuanya dijadikan sosis. Harga daging kerbau 10 persen lebih murah daripada harga daging sapi.
Sumber: Sekerden dkk., 1996a-b; Sekerden dkk., 2000, Borghese, 2005.

2. Kerbau Azeri atau Kerbau Kaukasia
Kerbau ini berasal dari lembah Indus (kerbau India). Kerbau ini sudah dipelihara di Lorestan (Iran) pada abad 9 SM terbukti dengan ditemukannya enam ukiran kepala kerbau pada tongkat perunggu dari masa ini.

Jumlah populasi: 600.000 ekor.

Deskripsi: Berwarna hitam, tanduk pendek mengarah ke belakang. Tinggi gumba kerbau jantan dewasa 137 cm, dan berat badan 400-600 kg. Tinggi gumba kerbau betina dewasa 133 cm, dan berat badan 400-600 kg.

Distribusi: Di Iran, kerbau Azeri atau kerbau Kaukasia terdapat di Azerbaijan Barat, Azerbaijan Timur dan daerah Laut Kaspia. Kerbau ini terdapat di semua daerah di Azerbaijan. Di Georgia dan Armenia, kerbau ini banyak terdapat sampai tahun 1940, tapi setelah itu populasinya jauh berkurang.

Pemeliharaan: Perkandangan berbeda antar daerah. Kerbau Azeri biasanya dilepas bebas pada musim panas dan dipaut pada musim dingin. Di sebagian daerah, kerbau betina yang sedang laktasi dipaut sepanjang tahun. Bobot rata-rata saat kerbau disembelih 300 kg setelah berumur 15 bulan. Hasil karkasnya 50 persen. Tingkat pertumbuhan rata-rata 420 g/hari.

Kinerja susu:
Masa laktasi 200-220 hari.
Produksi susu 200-1300 kg.
Lemak susu 6,6 persen.

Produk: Susu, yoghurt, krim segar, keju segar, mentega, es krim, puding nasi, yoghurt kocok, dadih kering, dan minyak samin. Di Iran, harga susu kerbau dua kali lebih tinggi daripada harga susu sapi. Kulit kerbau digunakan di industri kulit. Tahi kerbau digunakan untuk bahan bakar di daerah pedesaan.
Sumber: Latifova, 2000; Turabov, 1991; Turabov, 1997a-b; Naderfard dan Qanemi, 1997; Marmarian, 2000; Qanemi 1998; Borghese, 2005.

3. Kerbau Bangladesh
Jumlah populasi: 5000 ekor.

Deskripsi: Berwarna hitam, bercak putih di kening dan rambut di ujung ekor pada sebagian kerbau Bangladesh. Tanduk berpilin dan pendek. Kerbau Bangladesh yang termasuk jenis kerbau sungai terdapat di daerah Barat Daya Bangladesh. Di daerah-daerah lainnya di negara ini terdapat kerbau rawa atau persilangan dari trah kerbau eksotis, yaitu kerbau Nili-Ravi dan kerbau Murrah.
Sumber: Faruque, 2000.

4. Kerbau Bhadawar
Kerbau Bhadawar merupakan trah kerbau lokal yang lebih baik. Kerbau ini hasil seleksi dari berbagai trah kerbau India. Kerbau Bhadawar dianggap sebagai trah kerbau terbaik di negara bagian Uttar Pradesh.

Jumlah populasi: 30.000 ekor.

Deskripsi: Bulu berwarna coklat kemerahan, jarang, dan berwarna hitam di pangkalnya dan coklat kemerahan di ujungnya. Kadang-kadang bulunya coklat sempurna. Di lehernya terdapat lingkaran berwarna putih yang khas. Rambut di ujung ekor berwarna putih atau hitam-putih. Tanduknya pendek dan tumbuh ke belakang. Tinggi gumba kerbau jantan dewasa 128 cm, dan bobot badan 475 kg. Tinggi gumba kerbau betina dewasa 124 cm, dan berat badan 425 kg.

Distribusi: Kerbau Bhadawar banyak dipelihara di distrik Agra dan Etawa di negara bagian Uttar Pradesh dan di distrik Bhind dan Morena di negara bagian Madhya Pradesh.

Pemeliharaan: Kerbau biasanya dipelihara bersama dengan anaknya. Kerbau ini diperah susunya dua kali sehari. Kerbau Bhadawar diberi berbagai pakan berserat (jerami barley dan gandum, batang jagung, dan ampas tebu). Selain itu, kerbau Bhadawar juga diberi campuran konsentrat. Kalau ada padang rumput, kerbau ini dibiarkan merumput sepanjang hari. Kerbau jenis ini kawin secara alami. Sebagian peternak ada juga yang melakukan perkawinan buatan.

Karakteristik kinerja kerbau Bhadawari sebagaimana tercatat di Lembaga Penelitian Padang Rumput dan Pakan Hijauan India (Indian Grassland
and Fodder Research Institute, IGFRI), Pusat Penelitian Kerbau Jhansi (Jhansi Centre of the Network Project on Buffalo) adalah sebagai berikut (Sethi, 2003):
Bobot badan rata-rata 385,5 kg.
Umur beranak pertama 48,6±0,58 bulan.
Produksi susu pada masa laktasi pertama 305 hari atau kurang 711±25 kg.
Produksi susu pada seluruh masa laktasi 305 hari atau kurang 812±23 kg.
Total produksi susu pada seluruh masa laktasi 781±29 kg.
Lama seluruh masa laktasi 272±4 hari.
Kadar lemak rata-rata 7,2±0,4 sampai 13 persen.
Masa kering rata-rata 297±24 hari.
Masa kawin 179±10 hari.
Jarak beranak 478±11 hari.
Tingkat kematian anak rata-rata (umur 0-3 bulan) 12,15 persen.
Sumber: Alexiev, 1998; FAO, 2003; Sethi, 2003.

5. Kerbau Murrah Bulgaria
Dari tahun 1962 sampai 1990, kerbau Murrah dari India diekspor ke Bulgaria, dan populasi kerbau baru dihasilkan dengan meningkatkan kinerja kerbau lokal.

Jumlah populasi: 14.000 ekor.
Populasi kerbau di Bulgaria jauh berkurang sejak Perang Dunia Kedua sejalan dengan masuknya sapi Holstein dan terjadinya mekanisasi pertanian. Selanjutnya, setelah tahun 1989, swastanisasi menyebabkan koperasi peternakan kerbau gulung tikar. Sektor peternakan swasta terdiri dari usaha-usaha peternakan kecil yang menyulitkan usaha seleksi dan pencatatan ternak kerbau.

Deskripsi: Kerbau Murrah Bulgaria berwarna hitam atau hitam-coklat atau kelabu tua. Bobot badan kerbau jantan dewasa 700 kg. Berat badan kerbau betina dewasa 600 kg.

Distribusi: Seluruh Bulgaria, Rumania dan Amerika Selatan.

Pemeliharaan: Kerbau biasanya dipelihara bersama anaknya. Kerbau Murrah Bulgaria diperah susunya dua kali sehari. Sebagian peternak sekarang sudah menggunakan mesin pemerah susu. Selama musim dingin, kerbau ini ditempatkan di kandang dan diberi pakan berbagai jenis pakan berserat: jerami barley dan gandum dan batang jagung. Selain itu, kerbau ini juga diberi campuran konsentrat, yang kadang-kadang dicampur dengan bubur ubi bit.

Selama musim panas, Kerbau Murrah Bulgaria merumput sepanjang hari di rawa-rawa, dan kerbau kembali ke kandangnya pada malam hari. Kerbau ini umumnya kawin secara alami. Sebagian peternak juga melakukan perkawinan buatan. Di peternakan kerbau milik negara (200-400 kerbau), kerbau dipelihara menurut kondisinya: kerbau dara, kerbau laktasi, kerbau bunting, dan kerbau tak laktasi. Kerbau yang sedang laktasi ditempatkan di kandang tertutup dan dipaut.

Selama musim dingin, kerbau ini dibiarkan keluar beberapa jam di dalam kandang terbuka, dan di musim panas kerbau ini dibiarkan merumput. Kerbau ini selalu diberi campuran konsentrat di samping pemberian pakan berserat. Perkawinan buatan dilakukan pada semua kerbau.

Bobot rata-rata saat disembelih 400 kg setelah berumur 16 bulan. Hasil karkas kerbau ini 50,4 persen. Tingkat pertumbuhan rata-rata 750 g/hari.

Kinerja susu:
Masa laktasi 270-305 hari.
Produksi susu 1800 kg.
Kadar lemak susu 7,04 persen.

Produk: Yoghurt dan hasil sampingan susu. Produk daging olahan sangat penting: segala jenis salami dan sosis, Pastarma, lukanska dan sosis pipih.
Sumber: Peeva dkk., 1991; Peeva, 1996; Alexiev, 1998.

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kimia, Kedokteran, dll.


Sumber:
Bianca Moioli dan Antonio Borghese
Instituto Sperimentale per la Zootecnia
(Lembaga Penelitian Produksi Ternak)
Via Salaria 31, 00016 Monterotondo (Rome), Italy
ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/010/ah847e/ah847e01.pdf

27 May 2011

3 Manfaat Peternakan Kerbau

Dari semua hewan ternak, kerbau Asia paling menjanjikan dan potensial untuk diternakkan. Namun, kerbau sangat kurang diperhatikan di berbagai negara sampai tahun 1974, ketika Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization, FAO) pertama kali menetapkan kerbau sebagai hewan yang paling telantar. Setelah itu, FAO sangat mendukung pengembangan peternakan kerbau dengan memberikan contoh dan inspirasi kepada berbagai organisasi nasional dan internasional dalam pengembangan peternakan kerbau.

Namun demikian, masih banyak pengetahuan dan pemikiran mengenai peternakan kerbau yang terpendam dan tak terpublikasikan. Apa yang oleh Peter Curtis disebut sindrom "kegagalan publikasi" ini menghambat penyebaran pengetahuan dan teknologi perkerbauan.

Kerbau Perah
Produksi susu kerbau di kawasan Asia-Pasifik lebih dari 45 juta ton per tahun, dan 30 juta ton di antaranya dihasilkan di India. Dengan pembiakan selektif, perbaikan manajemen dan pengembangan lebih banyak kerbau perah, produksi susu terus meningkat di seluruh dunia. Produksi susu per ekor kerbau betina sebanyak 3.000 liter per periode laktasi, yang dianggap sebagai tingkat produksi luar biasa 30 tahun lalu, sekarang merupakan hal yang lumrah. Banyak kerbau yang mampu menghasilkan 4.000 liter susu per periode laktasi 300 hari. Dan sebagian kerbau ada yang mampu menghasilkan 5.000 liter susu. Dengan demikian, peningkatan produksi susu kerbau bukan merupakan hal yang mustahil.

Kerbau Murrah, yang tingkat produksi susunya tinggi, merupakan Holstein-Friesia di dunia perkerbauan. Kerbau Murrah dan trah kerbau sungai lainnya bisa saja mampu melampaui tingkat produksi susu sapi perah terbaik (Catatan: produksi susu sapi Holstein Friesia berkisar 7000-8000 liter per periode laktasi). Susu kerbau mengandung dua kali lebih banyak lemak susu dibandingkan dengan susu sapi. Untuk mempertahankan kadar lemak susu pada susu kerbau ini tidak diperlukan pakan konsentrat. Kalau kerbau diberi pakan konsentrat, kadar lemak susu ini meningkat. Kalau kerbau diberi pakan konsentrat secara bebas, kadar lemak susu ini bisa lebih dari 15 persen. Kalau diberi pakan konsentrat lebih banyak lagi, kadar lemak susu ini bisa lebih tinggi lagi. Sebenarnya, kerbau melepaskan lemak yang tak diperlukan ke dalam susunya dan menyimpan hanya sedikit lemak pada jaringan tubuhnya.

Kerbau Pekerja
Kerbau merupakan hewan bertenaga besar dan hemat biaya. Kerbau merupakan hewan yang paling serbaguna dibandingkan dengan semua hewan pekerja lainnya karena beragamnya pekerjaan yang dapat dilakukannya. Semua trah kerbau mampu menghasilkan susu dan daging. Namun demikian, sebagian besar kerbau sekarang digunakan sebagai kerbau pekerja daripada sebagai kerbau perah atau kerbau pedaging. Dari segi ekonomi, kerbau merupakan hewan yang produktif dan efisien, terutama di negara-negara agraris di mana terdapat banyak tenaga kerja dan sedikit motivasi untuk melakukan mekanisasi pertanian.

Kerbau Pedaging
Penelitian dan percobaan belakangan ini telah membuktikan bahwa kalau kerbau diberi pakan yang memadai dan dipelihara untuk disembelih pada usia muda (setelah mencapai bobot hidup 350 sampai 450 kg), akan diperoleh daging yang enak dan bermutu tinggi dengan biaya relatif murah. Karkas kerbau mengandung lebih sedikit lemak, lebih sedikit tulang dan proporsi otot yang lebih besar dibandingkan dengan karkas sapi. Selain itu, karkas kerbau tidak perlu digantung di ruang pendingin yang mahal selama jangka waktu tertentu untuk menjamin "ketermakanan" dagingnya.

Kerbau sangat terkenal dengan kemampuan konversi pakannya, tapi kita belum tahu bagaimana, atau mengapa, atau apakah kemampuan tersebut dapat lebih ditingkatkan. Kerbau muda mampu mencapai pertambahan bobot harian 800 gram tanpa pakan tambahan. Begitu pula, kekuatan kerbau pekerja dewasa tidak dihasilkan dari kadar gizi pakan yang tinggi. Perkawinan silang berkelanjutan antara dua trah kerbau asli India telah menghasilkan trah kerbau Nili-Ravi. Misalnya, kita bisa berusaha mendapatkan perpaduan keunggulan pada kerbau Surti yang cantik dan kerbau Mediterania, atau pada kerbau Murrah dan kerbau Mehsana, atau kerbau Kundi dan kerbau Surti. Di pasar internasional banyak diperdagangkan kerbau pedaging dan semen beku kerbau. Kemungkinan pelonggaran peraturan karantina yang ketat sekarang ini merupakan perkembangan penting yang akan merangsang penelitian reproduksi kerbau dan mendorong gerakan internasional plasma nutfah kerbau.

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Kimia, Peternakan, dll.
Medan, Sumatera Utara

Sumber:
http://www.indiadairy.com/info_buffalo_milk.html

25 April 2011

Apa Itu Kambing Sirohi?


Dari aspek sosial, kambing telah memberikan jaminan penghasilan bagi para petani kecil kelas bawah, dan terutama para pekerja yang tak punya lahan.

Kambing merupakan ternak berukuran sedang dan makan berbagai macam rumput, gulma, dan semak dan limbah dapur serta menghasilkan susu lebih banyak dengan biaya pakan lebih murah dibandingkan dengan sapi.

Galur kambing yang ternama seperti kambing Jamnapari, kambing Barbari, kambing Beetal, kambing Jakarana, kambing Marwari, dan kambing Benggala Hitam digunakan untuk menghasilkan susu dan daging serta meningkatkan kinerja kambing-kambing tak-unggul di India.

Galur kambing lainnya yang terkenal di India dinamakan kambing Sirohi, yang namanya berasal dari distrik Sirohi di Rajasthan.

Galur kambing Sirohi juga dikenal dengan nama lain seperti Devgarhi, Parbatsari, dan Ajmeri.

Kambing Dwi-guna
Menurut Prof. R.K. Nagda, direktur Livestock Research Station (LRS, Pusat Penelitian Ternak), Universitas Pertanian dan Teknologi Maharana Pratap, Udaipur, Rajasthan, kambing Sirohi merupakan kambing dwi-guna, yaitu kambing yang dipelihara untuk menghasilkan susu dan daging.

Menurut beliau, kambing Sirohi sangat terkenal dengan pertambahan bobot badannya dan produksi susu yang banyak meskipun dalam kondisi pemeliharaan bermutu rendah.

Kambing Sirohi tahan terhadap berbagai penyakit utama ternak kambing dan mudah menyesuaikan diri dengan kondisi iklim yang berbeda.

Tersebar Luas

Meskipun daerah asal utama kambing Sirohi terletak di perbukitan Aravalli di Rajasthan, kambing Sirohi juga tersebar luas di beberapa negara bagian India lainnya.

Menurut Prof. Nagda, warna bulu kambing Sirohi bervariasi dari coklat muda sampai coklat tua dan kadang-kadang disertai bercak-bercak coklat muda pada badannya. Telinga kambing Sirohi besar dan menggantung. Ekor kambing Sirohi kecil dan melengkung ke atas.

Kambing Sirohi jantan lebih berat dibandingkan dengan kambing Sirohi betina. Kambing Sirohi yang badannya berbentuk kerucut lebih disukai untuk produksi susu, dan kambing Sirohi yang badannya berbentuk silinder lebih disukai untuk produksi daging.
Kambing Sirohi bisa diberi makan di kandang dan bisa juga dilepas ke padang rumput. Kambing Sirohi yang dipelihara di dalam kandang sebaiknya diberi pakan sekitar 3 – 5 kg pakan hijauan setiap hari.

Selain itu, kambing Sirohi harus diberi pakan campuran konsentrat berupa barley dan channa gram ditambah 2 persen campuran mineral dan 1 persen garam dapur.

Kambing Sirohi betina biasanya mulai birahi saat berumur setahun. Perbandingan kambing Sirohi jantan dan betina untuk tujuan pembiakan adalah satu ekor kambing Sirohi jantan untuk 30 ekor kambing Sirohi betina. Kambing Sirohi betina dapat dikawinkan dua kali setahun.

Beranak Banyak
Biasanya, kambing Sirohi jantan dapat melayani 30 hingga 35 kambing Sirohi betina selama satu musim kawin.
Menurut Prof. Nagda, para peternak harus memberikan sekitar 300 gram campuran barley dan channa dhal agar melahirkan lebih banyak anak kambing Sirohi sehat dalam satu kelahiran. Ini dinamakan penggelontoran pakan bergizi tinggi (flushing).

Masa kebuntingan biasanya berlangsung sekitar 150 hari. Lima belas hari sebelum melahirkan, kambing Sirohi betina yang sedang bunting sebaiknya ditempatkan di kandang terpisah dan diberi alas jerami dan disediakan air bersih.

Apabila terjadi kesulitan dalam melahirkan anaknya, bantuan dokter hewan harus segera diberikan. Menurut Prof. Nagda, sekitar 30 – 40 persen kambing Sirohi betina melahirkan anak kembar dua atau tiga. Anak kambing Sirohi biasanya disapih setelah berumur 3 atau 4 bulan. Kambing Sirohi betina diperah dua kali sehari, dan kambing Sirohi betina yang baru pertama kali melahirkan dapat menghasilkan 2 sampai 3 liter susu per hari.

Kambing Tangguh
Meskipun kambing Sirohi ini tangguh dan tahan terhadap berbagai penyakit dan infeksi yang sering dialami ternak kambing, para peternak dianjurkan memberi obat cacing dan vaksin secara berkala kepada kambing Sirohinya untuk mencegah enterotoksaemia dan infeksi mulut dan kuku.


Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan, Sumatera Utara

Sumber:

24 April 2011

Jamnapari: Galur Kambing Perah di India


Kambing Jamnapari (disebut juga kambing Jamunapari, atau terkenal dengan nama kambing Etawa di Indonesia) merupakan salah satu nenek moyang kambing Nubia Amerika. Kambing Nubia ini berasal dari perkawinan silang kambing Jamnapari dari India dan kambing Zaraibi Mesir dengan kambing asli Inggris, setelah kambing ini tiba di Inggris dibawa kapal dagang sebagai bagian dari setiap kargo. Perkawinan silang ini menghasilkan galur kambing Anglo-Nubia.

Selain menjadi nenek moyang kambing Anglo-Nubia (atau kambing Nubia), kambing Jamnapari juga merupakan nenek moyang kambing Etawa atau Peranakan Etawa (PE) di Indonesia. Kambing Jamnapari mulai masuk Indonesia pada tahun 1925 ketika pemerintah kolonial Belanda mulai melakukan importasi kambing unggul ini untuk meningkatkan kinerja kambing lokal melalui perkawinan silang dengan kambing Kacang.

Kambing Jamnapari dikenal sebagai kambing perah terbaik di India. Kambing Jamnapari juga merupakan galur kambing berbadan paling tinggi dan biasanya dikenal sebagai kambing Pari di daerah asalnya karena penampilannya yang gagah. Daerah asal kambing ini dan habitat alaminya adalah daerah Chakarnagar di distrik Etawah di negara bagian Uttar Pradesh, di sepanjang delta sungai Jamuna dan Chambal, dan distrik Bhind di negara bagian Madhya Pradesh di sepanjang sungai Kwari, di sebelah timur New Dehli dan tidak jauh dari Taj Mahal yang terkenal di Agra. Kambing Jamnapari beradaptasi dengan baik dengan jurang-jurang khas di daerah ini dan tumbuhan semak dan belukarnya yang lebat. Kambing Jamnapari nampaknya telah berevolusi khusus di lingkungan ini, karena secara alami galur kambing ini tidak terdapat di daerah-daerah sekitarnya di luar daerah asalnya.

Habitat
Daerah asal kambing Jamnapari terletak di antara 26,8 derajat lintang utara dan 79,3 derajat bujur timur. Daerah Chakarnagar terletak 24 mil di sebelah tenggara kota Etawah di sepanjang sungai Jamuna di daerah seluas 34 hektar. Karena keadaan tanahnya mengalami erosi parah, permukaan tanah di daerah ini bergelombang tidak merata, membentuk ngarai-ngarai dan jurang-jurang dengan kedalaman 3 hingga 46 meter. Pada musim panas cuacanya kering dan panas dengan temperatur mencapai 66º C. Pada musim dingin, temperaturnya turun hingga 14 sampai 16º C.

Curah hujan per tahun sekitar 456 cm3, yang tersebar selama musim hujan. Ngarai dan jurang tertutup semak lebat dan tumbuhan pohon tahan kering, terutama mesquite (Prosopis juliflora), plum (Ziziphus jujuba), babul (Acacia nilotica), conkra (Prosopis spicigera), dan hingota (Balanites aegyptica). Tanaman pepadian utama adalah arhar yang eksotis (Cassia cacjam), gram (Cassia erientinum) dan bajara (Pennisetum aegypticum), dan tergantung pada hujan karena tidak ada sarana irigasi di daerah ini.

Anatomi
Kambing Jamnapari berbulu putih dan pendek kecuali di bagian paha dan kaki belakangnya yang berbulu panjang. Ciri utama galur kambing Jamnapari adalah hidungnya yang sangat cembung dan telinganya yang panjang menggantung. Lehernya panjang, berotot dan tegak. Pinggangnya kuat tapi biasanya melengkung; ekornya pendek dan biasanya melengkung ke atas.

Panjang telinga sekitar 20 cm pada anak kambing Jamnapari berumur tiga sampai enam bulan, yang tumbuh hingga 31 cm pada kambing Jamnapari dewasa. Tanduk mengarah ke belakang dan panjangnya sekitar 23 cm pada kambing Jamnapari dewasa. Ambingnya cukup besar dibandingkan dengan kambing “perah” Asia lainnya, tapi menggantung. Putingnya mudah diperah dengan tangan dan panjangnya 15 cm.

Meskipun panjang telinga kambing Jamnapari dewasa sekitar 31 cm, wajah dan mulutnya lebih pendek sekitar 5 hingga 8 cm daripada telinganya, sehingga menyebabkan perbandingan kritis dan merugikan 1:4 antara panjang telinga dengan panjang wajah. Hal ini menyebabkan telinga kambing Jamnapari menyentuh tanah atau menghambat mulutnya saat berusaha merumput atau makan. Selain itu, matanya juga bisa tertutup oleh telinganya yang panjang. Karena itu, kambing Jamnapari berevolusi sehingga lebih suka mencari makan dengan meramban semak-semak, dedaunan pohon dan pucuk rerumputan daripada merumput di tanah, yang membuat galur kambing ini rentan terhadap perubahan lingkungan.

Kebiasaan Makan
Pada musim dingin, kambing Jamnapari menggunakan sekitar 94% waktunya untuk meramban dengan lahap, tapi hanya memanfaatkan 55% waktunya untuk meramban pada musim panas dan kemudian meramban perlahan. Kalau tidak ada tumbuhan atas, yang menjadi pilihan utama kambing ini, kambing Jamnapari mencari tumbuhan tengah yang lebih disukai daripada tumbuhan bawah.

Hidungnya yang sangat cembung membuat rahang dan bibir atas kebanyakan kambing Jamnapari lebih pendek daripada rahang bawah, keadaan yang dinamakan “rahang atas pendek” atau brakignatia, yang merupakan ciri gen resesif. Ini nampaknya merupakan faktor penyebab kebiasaan kambing Jamnapari yang lebih suka meramban daripada merumput dibandingkan dengan hewan ruminansia lain karena bibir dan rahang bawah kambing Jamnapari lebih dulu menyentuh tanah tanpa bibir dan rahang atas yang membuat kambing Jamnapari kesulitan untuk menggigit dan merenggut rumput. Akibat terjadinya penggundulan hutan dan reklamasi tanah, daerah asal mula kambing Jamnapari dengan tumbuhan semaknya yang lebat ini sekarang sudah jauh berubah sehingga kambing Jamnapari kesulitan meramban, dan dengan demikian mengancam keberadaan galur kambing Jamnapari.

Manajemen Perkandangan
Kambing Jamnapari biasanya dipelihara dengan sistem manajamen ekstensif, yaitu kambing mencari pakan hijauan selama tujuh hingga dua belas jam di kawasan jeram Chakarnagar pada musim yang berbeda. Para peternak kambing Jamnapari lebih suka memelihara kambing dalam jumlah kecil karena keterbatasan lahan peternakan mereka. Jumlah populasi kambing Jamnapari maksimal 16 ekor kambing Jamnapari dewasa dengan jumlah anak yang bervariasi. Sebagian kambing Jamnapari dewasa dijual sewaktu-waktu. Umumnya, peternak membuat kandang untuk kambing Jamnapari berupa kandang kecil sederhana berukuran sekitar 4 x 2,5 meter persegi dengan struktur tiang kayu, atap daun lalang, dan dinding kayu semak berduri.

Kadang-kadang struktur kandang ini berupa tanah liat atau bata tergantung status ekonomi peternaknya, dan struktur kandang ini diubah setiap musim agar sesuai dengan cuaca saat itu. Kandang kambing Jamnapari ini dinamakan “bangla”, yang dikelilingi pagar berupa tonggak dan batang kayu serta kayu semak berduri. Kalau sedang tidak mencari pakan hijauan, kambing Jamnapari ditempatkan di kandang terbuka tanpa dipaut atau dipaut pada musim panas, dan peternak mengawasi kambing mereka agar tidak diserang binatang liar.

Pada musim hujan, kambing Jamnapari dipaut di dalam kandang tertutup. Pada musim dingin, kandang kambing Jamnapari ditutup rapat dengan kayu-kayu semak berduri dan lembaran-lembaran rumput untuk melindungi kambing Jamnapari dari udara yang sangat dingin. Peternak juga menghidupkan api agar kandang tetap hangat dan untuk mengusir binatang liar. Anak-anak kambing Jamnapari dikandangkan terpisah dari kambing Jamnapari dewasa. Kambing Jamnapari pejantan ditempatkan di kandang bata dengan pemeliharaan khusus dan biasanya dipaut.

Manajemen Pakan
Kambing Jamnapari mencari pakan hijauan di kawasan jeram Chakarnagar pada siang hari selama 7-12 jam, tergantung musim. Campuran konsentrat dan biji-bijian diberikan di pagi hari sebelum kambing Jamnapari dikeluarkan untuk meramban. Kambing Jamnapari betina yang sedang bunting dan kambing Jamnapari yang dipelihara untuk tujuan kontes diberi pakan khusus yang terdiri dari bajra (Pennisetum americanum), barley, jowar (Sorghum bicolor) dan gandum utuh atau gandum giling. Anak kambing Jamnapari dibiarkan menyusu pada induknya sampai umum tiga bulan. Sebelum menyusui atau diperah, kambing Jamnapari betina diberi bajra rebus atau roti masak. Selain campuran konsentrat, kulit bajra basah atau kering, rajma (sejenis leguminosa) mentah, kairy (Prosopis cinerarea) dan dedaunan pohon juga diberikan kepada kambing Jamnapari.

Pertumbuhan Badan
Kambing Jamnapari betina berbobot sekitar 3 kg saat lahir, 14 kg saat berusia enam bulan, dan 30 kg saat berusia 12 bulan. Anak kambing Jamnapari jantan bobotnya jauh lebih berat. Tingkat pertumbuhannya rata-rata sekitar 1 kg per minggu sampai usia tiga bulan, dan sekitar 1 kg per 10 hari setelah itu. Kambing Jamnapari jantan dapat mencapai bobot sekitar 36 kg pada usia 12 bulan dengan sistem pemberian pakan yang baik.

Produksi Susu
Catatan produksi susu selama 30, 60, 90, dan 120 hari laktasi dilaporkan rata-rata 32, 68, 91, dan 123 kg susu. Kambing Jamnapari dapat menghasilkan 3,6 kg susu per hari dan produksi susu rata-rata per hari 1 kg per hari. Produksi susu terus meningkat sampai akhir jangka waktu laktasi dua bulan dan kemudian mulai menurun selama jangka waktu laktasi rata-rata 260 hari.

Kambing Jamnapari betina beranak kembar biasanya menghasilkan lebih banyak susu daripada kambing Jamnapari betina beranak tunggal. Penelitian komposisi susu menyimpulkan kandungan protein total rata-rata 2,9% (dengan kisaran 2,4 – 3,2) pada awal masa laktasi, 3,2% (dengan kisaran 2,3 – 3,9) pada pertengahan masa laktasi dan 3,8% (dengan kisaran 3,1 – 4,3) pada akhir masa laktasi (Singh dan Singh, 1980a), dengan persentase kasein rata-rata 82% pada awal masa laktasi, 79% pada pertengahan masa laktasi, dan 77% pada akhir masa laktasi. Kasein susu ini mengandung rata-rata 26% alfa-kasein, 61% beta-kasein dan 13% gama-kasein (Singh dan Singh 1980b).

Reproduksi
Tingkat kebuntingan kambing Jamnapari relatif tinggi, yaitu 88%, jumlah rata-rata anak sekelahiran 1,6 ekor, kemungkinan kelahiran kembar 52%, dan kelahiran kembar tiga dan kembar empat sering terjadi. Usia kebuntingan pertama kambing Jamnapari sekitar 18 bulan, melahirkan pertama pada usia 23 bulan, dan jarak waktu antar-kelahiran sekitar 11 bulan.

Kriteria Seleksi Pejantan
Pemilihan kambing Jamnapari jantan untuk tujuan pembiakan oleh peternak didasarkan pada kriteria tertentu yang sangat ketat dan menggunakan pengetahuan dan pengalaman mereka secara cermat. Silsilah kambing Jamnapari jantan merupakan faktor pertimbangan penting sebelum pembelian dilakukan. Warna badan kambing Jamnapari jantan harus putih sempurna dan tidak boleh ada toleransi dalam hal ini. Kambing Jamnapari jantan harus keturunan dari kambing Jamnapari betina dengan produksi susu tinggi dan sudah tua. Kambing Jamnapari jantan keturunan kambing Jamnapari betina yang baru sekali atau dua kali melahirkan tidak akan dipertimbangkan untuk dijadikan pejantan.

Tanduk kambing Jamnapari jantan tidak boleh lurus tapi melengkung ke atas; kambing Jamnapari jantan yang tanduknya melengkung ke bawah tidak akan dijadikan pejantan. Testes kambing Jamnapari jantan harus bulat dan kecil. Bulu badan kambing Jamnapari jantan harus pendek dan mengkilap, tapi bulu pada bagiah paha dan kaki belakang harus panjang. Tidak boleh ada warna hitam pada hidung atau kepala. Wajah kambing Jamnapari jantan harus jelas cembung dan berhidung Romawi (mancung). Kambing Jamnapari jantan harus berjanggut.

Permasalahan
Para peternak menghadapi banyak masalah dalam memelihara kambing Jamnapari. Pertumbuhan tumbuhan semak bilati babool (Prosopis juliflora) yang tidak seimbang sebagai sumber pakan rambanan mungkin berperan menyebabkan penurunan produksi kambing Jamnapari hingga 50%. Masalah lainnya adalah kurangnya bantuan petugas peternakan, jarangnya pembelian kambing baru, gangguan oleh polisi dan departemen kehutanan, kurangnya pekerja, serangan binatang liar, dan kurangnya pakan hijauan pada musim tertentu.

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Bisnis/Keuangan, Hukum, Kimia, Peternakan, dll.
Medan, Sumatera Utara


Sumber:
Dairy Goat Journal (Jurnal Kambing Perah)
http://www.dairygoatjournal.com/issues/82/82-3/PK_Rout.html

Wageningen Universiteit, The Netherland (Universitas Wageningen, Belanda)
http://library.wur.nl/wda/dissertations/dis3931.pdf

28 March 2011

Domba Barbados Blackbelly vs Domba American Blackbelly
















Di kalangan peternak domba Indonesia mulai dikenal galur domba jenis baru, yaitu domba Barbados. Sebenarnya, istilah domba Barbados ini kurang tepat karena kenyataannya terdapat dua jenis domba Barbados atau disebut juga Barbados Blackbelly (Barbados Perut Hitam) ini.

Kalau istilah domba Barbados dipertahankan, peternak yang belum begitu mengenal kedua jenis domba ini akan beranggapan bahwa domba Barbados Blackbelly (Barbados Perut Hitam) sama saja dengan domba American Blackbelly (domba Amerika Perut Hitam) atau disebut juga domba Barbado (tanpa 's'). Memang, kedua trah domba ini memperlihatkan pola warna yang mirip dan sama-sama termasuk golongan domba bulu (hair sheep), yaitu domba yang tidak memerlukan pencukuran sebagaimana pada domba wol karena rambutnya yang relatif lurus dan pendek.

Kenyataannya, ini merupakan dua galur domba yang berbeda. Perbedaan paling nyata dari kedua galur domba ini adalah domba Barbados atau domba Barbados Blackbelly tidak bertanduk baik pada domba jantan maupun domba betina. Sebaliknya, semua domba American Blackbelly atau domba Barbado jantan bertanduk, sedangkan domba American Blackbelly atau domba Barbado betina sebagian bertanduk dan sebagian tidak.

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Bisnis/Keuangan, Hukum, Kimia, Peternakan, dll.
Medan, Sumatera Utara

16 February 2011

Kontak

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.

Onlen Tujuh Hari Seminggu

Medan, Sumatera Utara

Email: hipyannopri[@]ymail[.]com

Website: http://www.proz.com/translator/111189

Setiap email masuk yang berkaitan dengan order penerjemahan akan dibalas dengan segera.

05 February 2011

Gambaran Umum Domba Mouflon

Kalau dilihat penampilan fisiknya, domba Mouflon (Ovis Musimon) sangat mirip dengan domba Urial (Ovis Orientalis atau Ovis Vignei). Kedua spesies domba ini diyakini sebagai nenek moyang utama domba ternak modern yang kita jumpai sekarang ini. Domba Mouflon berasal dari kepulauan Korsika dan Sardinia di Italia, dan Cyprus, tapi belakangan ini telah dibawa ke sebagian besar wilayah Eropa. Sebagaimana kebanyakan domba liar, domba Mouflon hidup di padang rumput daerah pegunungan. Di Korsika, domba Mouflon hidup di pegunungan berbatu-batu berlereng terjal, sehingga domba Mouflon ini terlindung dari hewan pemangsa atau predator.

Domba Mouflon berwarna merah-coklat dengan bagian sepanjang punggung berwarna gelap, dan bagian samping berwarna lebih cerah. Bagian bawah domba Mouflon dan juga separuh bagian bawah kakinya berwarna putih. Moncong domba Mouflon berwarna putih, dan juga terdapat lingkaran putih di sekeliling matanya.

Domba Mouflon jantan dan betina bertanduk, tapi tanduk domba Mouflon jantan lebih besar. Tanduk domba Mouflon yang melingkar berpilin biasanya mencapai panjang sekitar 64 cm, dan melengkung ke belakang di atas kepalanya. Tanduk domba Mouflon tidak merentang keluar pada bagian ujungnya sebagaimana kebanyakan tanduk domba liar. Ukuran tanduk domba Mouflon jantan menentukan statusnya di dalam kelompoknya.

Domba Mouflon kira-kira sama besarnya dengan domba berukuran sedang dengan bobot hidup berkisar 25 hingga 55 kg. Panjang domba Mouflon berkisar 1,2 sampai 1,5 m, dan tinggi domba Mouflon sekitar 60 sampai 120 cm. Domba Mouflon berbulu kasar, dan pada musim dingin bulu domba Mouflon mengalami pertumbuhan rambut wol di bagian bawah bulunya yang membuat domba Mouflon tetap hangat.

Domba Mouflon jantan dan betina hidup dalam kelompok yang terpisah dan hanya berkumpul selama musim kawin. Domba Mouflon betina biasanya mendapat sumber pakan yang lebih baik karena kesehatan domba Mouflon betina lebih penting untuk melahirkan. Domba Mouflon kawin atau birahi pada akhir musim gugur sampai awal musim dingin. Kekuasaan domba Mouflon jantan ditentukan oleh usia dan ukuran tanduknya. Domba-domba Mouflon jantan akan saling mengadu tanduknya untuk menegakkan kekuasaannya.

Domba Mouflon betina baru kawin setelah berusia sekitar 2 hingga 3 tahun. Domba Mouflon jantan baru kawin setelah berumur kira-kira 7 tahun karena domba Mouflon jantan harus mencapai kedudukan sosial yang kuat sebelum diizinkan kawin dengan domba Mouflon betina. Domba Mouflon betina bunting selama 210 hari dan dapat melahirkan seekor atau dua ekor anak domba. Domba Mouflon betina akan mencari tempat berlindung untuk melahirkan anaknya yang sudah mampu berdiri dalam beberapa menit setelah kelahirannya.

Sebagai herbivora, domba Mouflon makan rumput dan dedaunan semak. Domba Mouflon sering diburu untuk mendapatkan tanduk trofinya. Domba Mouflon tergolong hewan pemalu dan biasanya makanan pada malam hari serta tidak tinggal lama di satu tempat.

Selama 50 tahun terakhir, jumlah populasi domba Mouflon telah berkurang akibat hilangnya habitat, perburuan, dan perkawinan silang dengan domba ternak. Populasi domba Mouflon di Sardinia turun menjadi 700 ekor pada tahun 1975, dan peningkatan kembali jumlah populasi domba Mouflon ini relatif lambat. Di Korsika terdapat sekitar 200 hingga 500 domba Mouflon, dan di Cyprus jumlahnya lebih sedikit. Populasi domba Mouflon di kedua pulau ini dikategorikan rawan punah oleh Serikat Konservasi Alam Internasional (IUCN). Namun demikian, populasi domba Mouflon di Eropa daratan semakin meningkat.

Sebagaimana trah domba liar lainnya, domba Mouflon termasuk klasifikasi domba bulu (hair sheep). Keunggulan nyata domba bulu ini adalah mereka tidak memerlukan pencukuran sebagaimana yang harus rutin dilakukan pada domba wol.

Dengan demikian, peternakan domba jenis ini lebih efisien daripada peternakan domba wol. Para peternak luar negeri pun belakangan ini semakin banyak yang mengalihkan perhatian dari domba wol ke domba bulu.

Karena itu, di Eropa dan Amerika sudah cukup banyak peternak yang memelihara domba unggul ini.

Mudah-mudahan, tulisan sederhana ini mampu menimbulkan minat para peternak yang memiliki kemampuan finansial memadai ataupun para pemilik modal Indonesia untuk mendatangkan domba unggul ini ke Indonesia.

Dengan didatangkannya domba unggul ini dari luar negeri ke Indonesia, usaha agrobisnis peternakan Indonesia, terutama peternakan domba, akan semakin berkembang dan koleksi jenis domba yang diternakkan jadi semakin beragam.

Karena galur domba ini belum begitu banyak yang mengembang-biakkannya, dan di Indonesia domba jenis ini belum ada, nilai jualnya tentu relatif tinggi. Nilai jual yang tinggi ini jelas menguntungkan bagi peternaknya.

Sebagai informasi, salah satu ranch di Amerika Serikat menetapkan harga jual domba Mouflon jantan US$1.000 hingga US$2.000. Dengan nilai tukar saat ini, harga ini setara dengan sekitar Rp9 juta hingga Rp18 juta. Harga yang sangat fantastis untuk seekor domba!

Selain itu, domba unggul ini juga bisa dikawin-silangkan dengan domba lokal untuk menghasilkan domba jenis baru dengan kualitas yang lebih baik dan pasti harganya lebih tinggi.

Peternak yang mengembang-biakkan domba unggul ini dapat membidik tiga segmen pasar sekaligus: pertama, penjualan domba Mouflon galur murni kepada para peternak yang ingin ikut mengembang-biakkan domba Mouflon galur murni. Kedua, penjualan peranakan domba Mouflon hasil perkawinan silang domba Mouflon jantan dengan domba lokal betina kepada para peternak yang tidak mampu membeli domba Mouflon galur murni. Ketiga, penjualan peranakan domba Mouflon ke pasar daging dalam negeri maupun luar negeri.

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Bisnis/Keuangan, Hukum, Kimia, Peternakan, dll.
Medan, Indonesia

Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Mouflon
http://www.blueplanetbiomes.org/mouflon.htm

Gambaran Umum Domba Urial

Domba Urial adalah salah satu domba liar yang masih hidup sampai saat ini. Domba Urial atau disebut juga domba Arkar atau domba Shapo hidup liar di kawasan Asia Tengah yang mencakup wilayah Afghanistan, India barat laut (Kashmir), Iran timur laut dan tenggara, Kazakhstan barat daya, Oman, Pakistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Domba Urial (Ovis Orientalis atau Ovis Vignei) merupakan nenek moyang sebagian besar domba ternak (Ovis Aries) yang ada sekarang ini.

Domba Urial hidup di habitat alam dengan kadar tumbuhan sedang sampai daerah yang sangat gersang, terutama padang rumput, tapi domba Urial ini juga terdapat di daerah pertanian dan kawasan hutan. Makanan utama domba Urial adalah rumput, tapi domba Urial suka juga makan dedaunan semak dan pohon, serta biji-bijian.

Ciri utama domba Urial adalah bulunya yang panjang dan berwarna coklat kemerahan yang memudar selama musim dingin. Ciri khas domba Urial jantan adalah lingkaran hitam yang membentang dari leher sampai dada dan sepasang tanduknya yang besar dan janggutnya yang berwarna putih di bawah mulut. Tanduk domba Urial jantan yang besar ini berpilin keluar dari atas kepala dan berbelok ke dalam dan berakhir di belakang kepala. Domba Urial betina juga bertanduk namun lebih pendek dan lebih kecil. Tanduk domba Urial jantan bisa mencapai panjang 100 cm. Tinggi pundak domba Urial jantan dewasa berkisar 80 sampai 90 cm. Bobot hidup domba Urial jantan sekitar 50 kg.

Sebagai hewan sosial, domba Urial hidup berkelompok. Kebiasaan hidup berkelompok ini sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup mereka. Pertama, hal ini membuat hewan pemangsa atau predator kesulitan menangkap dan membunuh salah satu domba Urial ini. Kedua, pada malam hari domba-domba Urial yang berkumpul dan saling merapatkan badannya membuat badan domba Urial ini tetap hangat dalam menghadapi udara malam yang cukup dingin. Dan ketiga, kebiasaan bergerombol ini membuat kegiatan meragut mereka menjadi teratur. Kelompok-kelompok domba Urial biasanya dipimpin oleh seekor domba Urial jantan dewasa yang memandu dan memimpin kelompoknya.

Domba Urial jantan akan saling berkelahi menggunakan tanduknya yang kuat dan besar untuk merebut kekuasaan dan hak mengawini. Tingkah laku ini biasanya terjadi pada awal musim gugur, dan domba Urial jantan yang jadi pemenangnya akan membawa 3 sampai 6 ekor domba Urial betina sebagai pasangan kawinnya.

Musim kawin dimulai saat musim gugur pada bulan September dan November, dan kegiatan kawin ini mencapai puncaknya pada paruh pertama bulan November. Domba Urial jantan, yang biasanya hidup terpisah di luar musim kawin, memilih empat atau lima ekor domba Urial betina sebagai pasangannya. Domba Urial betina ini nanti melahirkan satu atau dua ekor anak domba Urial setelah bunting selama lima bulan. Domba Urial betina yang akan melahirkan memisahkan diri ke bagian atas jurang yang curam dan menggali parit di tempat yang teduh untuk melahirkan anaknya.

Populasi domba Urial di seluruh dunia belum pernah diperkirakan. Namun demikian, populasi domba Urial di dunia cenderung berkurang secara signifikan, mungkin sampai 30% selama tiga generasi. Secara umum, populasi domba Urial terancam terutama oleh perburuan liar dan persaingan mendapatkan sumber pakan dengan hewan ternak.

Domba Urial termasuk dalam kategori domba liar yang rawan punah, tapi sebagian besar subspesies domba Urial sudah masuk kategori bahaya punah. Domba Urial sebagai domba liar mengalami ancaman terutama karena beberapa sebab. Pertama, domba Urial hidup di dataran rendah terbuka yang biasanya berdekatan dengan daerah yang banyak digunakan sebagai tempat penggembalaan sapi, domba, dan kambing, yang semuanya merupakan pesaing ekologis dan bisa menyebarkan penyakit. Kedua, kehadiran manusia yang dekat dengan habitat domba Urial juga menimbulkan perburuan berlebihan atau perburuan liar. Ketiga, dengan hidup di habitat yang gersang dan sumber pakan kurang, domba Urial terdapat di habitat alam dengan tingkat kepadatan rendah, yaitu biasanya kurang dari satu ekor domba Urial per 100 hektar. Yang terakhir, domba Urial sangat dihargai oleh para pemburu trofi, sehingga domba Urial jantan biasanya diburu secara berlebihan, dan populasinya semakin berkurang. Pemangsa utama domba Urial adalah macan tutul dan serigala.

Sebagaimana trah domba liar lainnya, domba Urial termasuk klasifikasi domba bulu (hair sheep). Keunggulan nyata domba bulu ini adalah mereka tidak memerlukan pencukuran sebagaimana yang harus rutin dilakukan pada domba wol.

Dengan demikian, peternakan domba jenis ini lebih efisien daripada peternakan domba wol. Para peternak luar negeri pun belakangan ini semakin banyak yang mengalihkan perhatian dari domba wol ke domba bulu.

Karena itu, di Eropa dan Amerika sudah cukup banyak peternak yang memelihara domba unggul ini.

Mudah-mudahan, tulisan sederhana ini mampu menimbulkan minat para peternak yang memiliki kemampuan finansial memadai ataupun para pemilik modal Indonesia untuk mendatangkan domba unggul ini ke Indonesia.

Dengan didatangkannya domba unggul ini dari luar negeri ke Indonesia, usaha agrobisnis peternakan Indonesia, terutama peternakan domba, akan semakin berkembang dan koleksi jenis domba yang diternakkan jadi semakin beragam.

Karena galur domba ini belum begitu banyak yang mengembang-biakkannya, dan di Indonesia domba jenis ini belum ada, nilai jualnya tentu relatif tinggi. Nilai jual yang tinggi ini jelas menguntungkan bagi peternaknya.

Sebagai informasi, salah satu ranch di Amerika Serikat menetapkan harga domba Urial dara US$2.000 dan domba Urial bujang US$2.500. Dengan nilai tukar saat ini, harga ini setara dengan sekitar Rp18 juta dan Rp23 juta. Harga yang sangat fantastis untuk seekor domba!

Selain itu, domba unggul ini juga bisa dikawin-silangkan dengan domba lokal untuk menghasilkan domba jenis baru dengan kualitas yang lebih baik dan pasti harganya lebih tinggi.

Peternak yang mengembang-biakkan domba unggul ini dapat membidik tiga segmen pasar sekaligus: pertama, penjualan domba Urial galur murni kepada para peternak yang ingin ikut mengembang-biakkan domba Urial galur murni. Kedua, penjualan peranakan domba Urial hasil perkawinan silang domba Urial jantan dengan domba lokal betina kepada para peternak yang tidak mampu membeli domba Urial galur murni. Ketiga, penjualan peranakan domba Urial ke pasar daging dalam negeri maupun luar negeri.

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Bisnis/Keuangan, Hukum, Kimia, Peternakan, dll.
Medan, Indonesia

Sumber:
http://www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/15739/0
http://en.wikipedia.org/wiki/Urial
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/619771/urial#
http://thewebsiteofeverything.com/animals/mammals/Artiodactyla/Bovidae/Ovis/Ovis-vignei.html

04 February 2011

Domba Argali, Domba Liar Terbesar di Dunia

Domba Argali merupakan salah satu spesies domba liar yang ada di dunia. Argali adalah nama dalam bahasa Mongolia untuk jenis domba ini. Nama latin domba Argali adalah Ovis Ammon. Ovis adalah bahasa Latin yang berarti domba, sedangkan Ammon adalah salah satu dewa bangsa Mesir kuno, yang biasanya digambarkan sebagai sosok manusia berkepala domba jantan. Domba Argali banyak ditemukan di kawasan pegunungan Asia Tengah dengan ketinggian 2.500 sampai 5.500 meter di atas permukaan laut yang mencakup daerah pegunungan Himalaya, pegunungan Altay, wilayah Kazakhtan, Kirgistan, Tajikistan, Rusia, Tibet, dan Mongolia. Domba Argali ini biasanya hidup di kawasan padang rumput berbukit-bukit dekat daerah pegunungan.

Dibandingkan dengan spesies domba liar lainnya maupun domba ternak, domba Argali merupakan trah domba terbesar di dunia. Panjang badan domba Argali jantan berkisar 120 sampai 200 cm. Tinggi bahunya mencapai 90 hingga 120 cm pada domba Argali jantan. Bobot hidup domba Argali jantan berkisar dari 65 hingga 180 kg. Dengan karakteristik fisik seperti ini, jelas domba Argali lebih besar daripada domba ternak terbesar di dunia, yaitu domba Lincoln.

Pola warna atau kolorasi umum domba Argali bervariasi, mulai dari kuning muda sampai kelabu-coklat tua, dengan bulu putih di sana-sini pada domba Argali yang sudah tua. Bagian bawah badan domba Argali berwarna keputihan, dan dipisahkan dari warna badan utama oleh garis berwarna gelap di sepanjang kedua sisi badannya. Wajah domba Argali terlihat lebih kecil. Selain itu, domba Argali jantan memiliki lingkar leher berwarna keputihan, yang meliputi hampir seluruh permukaan leher, dan jambul punggung, yang keduanya terlihat lebih jelas pada musim dingin. Domba Argali memiliki bagian pantat berwarna keputihan, meskipun terdapat banyak variasi antar subspesies dalam luas dan batas bagian berwarna keputihan pada pantat ini. Domba Argali dewasa memiliki sepasang tanduk sangat besar berpilin, yang bisa mencapai panjang 190 cm. Domba Argali betina juga bertanduk meskipun tanduknya jauh lebih kecil dan panjangnya jarang lebih dari 30 cm.

Masa kebuntingan domba Argali betina berlangsung selama 150 hingga 160 hari atau sekitar lima bulan. Satu kelahiran dihasilkan 1 atau 2 ekor anak. Anak domba Argali ini akan menyusu pada induknya selama 4 bulan.

Domba Argali betina mencapai usia dewasa kelamin setelah berumur 2 tahun, sedangkan domba Argali jantan baru mencapai usia dewasa kelamin setelah berumur 5 tahun. Domba Argali hidup sampai usia 10 hingga 13 tahun.

Kalau akan segera melahirkan, domba Argali betina memisahkan diri dari kelompoknya dan mencari tempat yang sulit dijangkau untuk melahirkan anaknya. Induk domba Argali dan anak domba yang baru dilahirkannya akan tetap memisahkan diri dari kelompoknya selama beberapa hari, dan selama beberapa hari tersebut anak domba Argali berbaring tak bergerak sementara induknya pergi sejenak mencari makan.

Menurut data yang ada, kepadatan populasi domba Argali berkisar dari 1,0 hingga 1,2 domba per kilometer persegi. Migrasi musiman terjadi pada sebagian populasi domba Argali (terutama domba Argali jantan), meskinpun ada kecenderungan domba Argali umumnya tinggal di daerah pegunungan yang lebih tinggi pada musim panas. Dengan kaki yang relatif panjang, domba Argali mampu berlari dengan cepat dan melarikan diri dari predator atau hewan pemangsanya, meskipun mereka sering harus lari ke lereng-lereng pegunungan yang curam. Domba Argali akan mengeluarkan suara tanda bahaya atau suara dengus tanda peringatan akan datangnya bahaya dengan menghembuskan udara melalui lubang hidungnya kalau ada ancaman hewan pemangsa. Saat berkelahi, domba Argali jantan mengangkat badannya dan berdiri dengan kedua kaki belakang, lalu memiringkan badannya ke depan dan berlari cepat ke arah lawannya dan membenturkan kedua tanduknya.

Domba Argali biasa hidup berkelompok menurut keluarganya dan kelompok domba Argali jantan terpisah dengan kelompok domba Argali betina, kecuali pada musim kawin, di mana setiap kelompok terdiri dari 2 hingga lebih 100 ekor domba Argali.

Makanan utama domba Argali berupa rumput-rumputan dan daun-daunan. Predator atau pemangsa utama domba Argali adalah serigala dan macan tutul salju.

Menurut IUCN (Serikat Konservasi Alam Internasional), domba Argali masuk kategori hewan yang rawan punah atau dua kategori di bawah kategori punah di alam liar. Sepasang tanduk domba Argali jantan terlihat sangat gagah dan indah sehingga domba Argali jantan bernilai sangat tinggi bagi para pemburu. Perburuan domba Argali berperan mengurangi populasi domba liar ini. Namun demikian, ancaman yang lebih serius adalah hilangnya habitat domba Argali akibat peragutan berlebihan (overgrazing) oleh domba ternak.

Saat ini diperkirakan terdapat 20.000 domba Argali yang hidup di Mongolia. Pada musim panas, domba Argali hidup di kawasan pegunungan Altai dengan ketinggian rata-rata 3.500 m dan pada ketinggian 1.100 m di kawasan stepa dan dekat gurun Gobi dan turun ke daerah yang lebih rendah pada musim dingin.

Domba Argali hidup di daerah yang dekat dengan sumber air, rawa asin dan padang rumput dan jarang bergerak jauh dari daerah seperti ini. Musim kawin dimulai dari bulan Oktober sampai November, dan domba Argali betina biasanya melahirkan seekor anak dan jarang melahirkan anak kembar pada bulan April sampai Mei.

Sumber air dan padang rumput domba Argali biasanya merupakan tempat yang sama dengan domba ternak. Di Mongolia terdapat 2 sub-spesies domba Argali: domba Argali Altai dan domba Argali Gobi. Domba Argali Altai sedikit lebih besar daripada domba Argali Gobi dalam ukuran badan dan tanduknya.

Sebagaimana trah domba liar lainnya, domba Argali termasuk klasifikasi domba bulu (hair sheep). Keunggulan nyata domba bulu ini adalah mereka tidak memerlukan pencukuran sebagaimana yang harus rutin dilakukan pada domba wol.

Dengan demikian, peternakan domba jenis ini lebih efisien daripada peternakan domba wol. Para peternak luar negeri pun belakangan ini semakin banyak yang mengalihkan perhatian dari domba wol ke domba bulu.

Mudah-mudahan, tulisan sederhana ini mampu menimbulkan minat para peternak yang memiliki kemampuan finansial memadai ataupun para pemilik modal Indonesia untuk mendatangkan domba unggul ini ke Indonesia.

Dengan didatangkannya domba unggul ini dari luar negeri ke Indonesia, usaha agrobisnis peternakan Indonesia, terutama peternakan domba, akan semakin berkembang dan koleksi jenis domba yang diternakkan jadi semakin beragam.

Karena di luar negeri pun masih sangat langka peternak yang mengembang-biakkan domba Argali, dan di Indonesia domba jenis ini belum ada yang mengembang-biakkannya, nilai jual domba terbesar di dunia ini tentu relatif tinggi. Nilai jual yang tinggi ini jelas menguntungkan bagi peternak yang mengembang-biakkannya.

Sebagai informasi, harga jual domba Argali jantan di Rusia adalah US$7.000. Dengan nilai tukar saat ini, harga ini setara dengan sekitar Rp63 juta. Harga yang sangat fantastis untuk seekor domba!

Selain itu, domba unggul ini juga bisa dikawin-silangkan dengan domba lokal untuk menghasilkan domba jenis baru dengan kualitas yang lebih baik dan pasti harganya lebih tinggi.

Peternak yang mengembang-biakkan domba unggul ini dapat membidik tiga segmen pasar sekaligus: pertama, penjualan domba Argali galur murni kepada para peternak yang ingin ikut mengembang-biakkan domba Argali galur murni. Kedua, penjualan peranakan domba Argali hasil perkawinan silang domba Argali jantan dengan domba lokal betina kepada para peternak yang tidak mampu membeli domba Argali galur murni. Ketiga, penjualan peranakan domba Argali ke pasar daging dalam negeri maupun luar negeri.

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Bidang
Hukum, Kedokteran, Kimia, Pertanian, Peternakan, dll.

Sumber:
http://www.unesco.org/bpi/photo_gallery/mab_2009/argali_sheep.jpg
http://www.argalipark.com/mongolia_argali.html#

03 February 2011

Peternakan Solusi Kemiskinan

Sungguh ironis bila kita melihat fakta bahwa masih banyak sekali masyarakat pedesaan yang masuk dalam kategori masyarakat miskin. Fakta ini dapat kita lihat dari banyak dan panjangnya antrian pada saat pembagian BLT. Di satu sisi, pedesaan kita kaya akan sumber daya alam. Namun demikian, kenyataannya banyak sekali masyarakat pedesaan yang hidup miskin dan karena itu banyak di antara mereka yang pindah ke kota mengadu nasib dengan bekal pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan ala kadarnya.

Jadi, tidak mengherankan bila di kota-kota banyak terdapat bangunan kumuh di sepanjang bantaran sungai. Bangunan-bangunan kumuh ini menjadi tempat tinggal orang-orang desa yang gagal mendapatkan keberuntungan di kota.

Dengan sumber daya alam yang melimpah dan lahan pertanian yang luas, mengapa masyarakat desa tetap miskin dan akhirnya berurbanisasi ke berbagai kota? Menurut saya, hal ini disebabkan oleh dua hal utama - wawasan masyarakat pedesaan yang sempit dan kurang atau tidak tersedianya modal atau orang yang bersedia memberikan modal bagi mereka.

Banyak masyarakat desa yang tidak tahu bagaimana memanfaatkan lahan pertanian mereka secara optimal. Pengamatan saya terhadap para petani di pedesaan Bengkulu dan Sumatera Barat menunjukkan bahwa lahan tidur bukanlah kenyataan yang langka di pedesaan. Petani sering hanya menanam padi dan sedikit palawija. Fokus usaha pertanian mereka adalah pemenuhan kebutuhan keluarga. Jarang terlintas dalam pikiran mereka untuk menanam tanaman unggul bernilai jual tinggi seperti durian monthong, mangga harum manis, atau pisang cavendish (pisang Ambon putih) di pinggir sawah atau tanah mereka.

Karena tidak tersedia uang yang cukup banyak, mereka tidak beternak kambing, sapi, atau kerbau padahal selain ternak itu sendiri dapat dijual, kotoran berupa tahi maupun kencing ternak tersebut sangat bermanfaat sebagai pupuk kandang dan penghasil biogas. Penggunaan pupuk kandang ini sangat menyuburkan tanaman dan mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia yang harganya mahal dan cenderung naik terus serta dapat mencemari dan merusak lingkungan. Begitu pula, biogas yang dihasilkan dari kotoran ternak sangat menghemat biaya pembelian minyak tanah untuk memasak dan mengurangi penebangan pohon secara serampangan untuk kayu bakar.

Seharusnya, uang yang tidak cukup untuk membeli ternak jangan menjadi penghambat bagi masyarakat untuk beternak. Mereka dapat memulai dengan beternak unggas seperti ayam, bebek, atau itik, yang modalnya cukup beberapa puluh ribu saja. Seandainya mereka tidak punya uang beberapa puluh ribu, mereka bisa menjalin kerja sama bagi hasil dengan tetangga yang punya ayam. Setelah populasinya cukup banyak, ayam tersebut bisa dijual untuk membeli kambing. Begitu pula selanjutnya, setelah populasi kambingnya cukup banyak, kambing tersebut bisa dijual untuk membeli sapi atau kerbau. Jadi, wawasan dan pemahaman agrobisnis harus ditanamkan dan disebarkan di kalangan masyarakat pedesaan.

Itu dari pihak petani. Sekarang kita lihat dari pihak yang memiliki modal. Pemilik modal yang saya maksud di sini bukan lembaga keuangan seperti bank dan lembaga keuangan formal lainnya. Fasilitas kredit dari lembaga keuangan seperti ini tentu sangat merepotkan bagi petani baik dari segi tingginya bunga maupun rumit dan beratnya persyaratan dan prosedurnya.

Pemilik modal yang saya maksud di sini adalah orang perorangan yang memiliki dana yang cukup untuk membeli setidaknya sepasang ternak - kambing, sapi, atau kerbau.

Mungkin pemilik modal di desa jauh lebih sedikit daripada di kota. Karena itu, melalui tulisan dan blog ini saya menghimbau agar siapa pun yang masuk kategori pemilik modal menurut pengertian yang saya maksud dalam tulisan ini segera menjalin kerja sama bagi hasil peternakan - kambing, sapi, atau kerbau. Pemilik modal menyediakan minimal sepasang ternak beserta kandangnya, dan peternak menyediakan lahan dan pakannya.

Perhitungan bagi hasil antara pemodal dan peternaknya bisa 70%-30%, 60%-40%, atau 50%-50%, tergantung kesepakatan antara pemodal dan peternak sehubungan dengan beban yang ditanggung masing-masing pihak. Misalnya, pembagian 50%-50% diberlakukan bila pemodal hanya menyediakan ternak, dan peternak membangun kandang dan menyediakan pakan. Kalau pemodal menyediakan ternak, membuat kandang, menyediakan pakan tambahan serta obat-obatan, dan peternak hanya memelihara dan menyediakan pakan hijauan, pembangian 70%-30% dapat diterima.

Mudah-mudahan para pemilik modal di mana pun berada di seluruh Indonesia tertarik dengan konsep usaha bagi hasil peternakan ini. Segera sisihkan sebagian kekayaan Anda untuk membeli sepasang ternak dan membangun kandangnya. Carilah keluarga miskin di daerah pedesaan atau pinggiran kota di daerah tempat tinggal Anda yang bersedia menerima tawaran kerja sama bagi hasil peternakan.

Peternakan adalah usaha yang relatif mudah dilakukan oleh siapa pun dan menguntungkan. Karena itu, mari kita bangun desa kita melalui usaha peternakan. Mari kita berantas kemiskinan melalui usaha peternakan. Mari kita bantu masyarakat miskin melalui usaha nyata yang saling menguntungkan - kerja sama bagi hasil peternakan. Mari kita bekali masyarakat miskin dengan kail daripada kita beri ikan kepada mereka.

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis, Keuangan, Kedokteran, Kimia, Peternakan, dll.

30 January 2011

Daftar Harga Domba Waringin

Kepada para peternak dan calon peternak yang tertarik untuk memelihara dan mengembang-biakkan domba pedaging unggul asal Sumatera Utara, yaitu domba Waringin, yang ditemukan Bapak Tista Waringin Sitompul, berikut saya berikan informasi harga domba Waringin jantan dan domba Waringin betina.

Domba Waringin Jantan:

Umur 4-6 bulan, berat 12-20 kg, Rp900.000/ekor

Umur 6-8 bulan, berat 20-30 kg, Rp1.200.000/ekor

Umur 8-10 bulan, berat 30-40 kg, Rp1.400.000/ekor

Umur 10-12 bulan, berat 40-50 kg, Rp1.800.000/ekor

Umur 12-18 bulan, berat 50-80 kg, Rp2000.000/ekor

Umur 18 bulan atau lebih, berat 70-145 kg, Rp2.500.000-Rp4.000.000/ekor


Domba Waringin Betina

Umur 4-6 bulan, berat 12-18 kg, Rp800.000/ekor

Umur 6-8 bulan, berat 18-25 kg, Rp1.200.000/ekor

Umur 8-10 bulan, berat 25-30 kg, Rp1.200.000/ekor

Umur 10-12 bulan, berat 30-40 kg, Rp1.400.000/ekor

Umur 12 bulan atau lebih, berat 40-70 kg, Rp2.500.000-Rp3000.000/ekor

Catatan:
1. Calon pembeli harus mendaftar dulu untuk memesan domba Waringin karena peminatnya cukup banyak.
2. Sebagai tanda jadi, calon pembeli harus memberikan uang panjar.
3. Pengangkutan domba yang dibeli ditangani sendiri oleh pembeli.
4. Silakan hubungi:
Bapak Tista Waringin Sitompul
Jl. DI Panjaitan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Stabat,
Kabupaten Langkat, Sumatera Utara
Telepon: (061)-891-2023
HP: 081-361-148-235

Segera hubungi Bapak Tista Waringin Sitompul untuk pemesanan domba Waringin karena persediaan domba Waringin di peternakan domba Waringin yang beliau kelola tidak selalu ada.

Sering terjadi, calon pembeli harus mendaftar dulu untuk pemesanan dan harus menunggu beberapa bulan untuk mendapatkan domba Waringinnya.

Jadi, kalau Anda berminat mengembang-biakkan domba Waringin yang merupakan domba pedaging unggul temuan putera terbaik Indonesia ini, jangan berpikir dan menunggu terlalu lama, segera hubungi Bapak Tista Waringin Sitompul, pimpinan Waringin Centre.

Rujukan:
http://tistawaringin.blogspot.com/2009/05/tentang-irtista-waringin-sitmpul.html

27 January 2011

Gambaran Umum Domba Dorper

Kali ini saya tampilkan foto salah satu galur domba pedaging unggul asal luar negeri, domba Dorper. Sebagaimana kambing Boer, domba ini juga jelas sekali memperlihatkan tampilan fisik dengan karakteristik nyata domba pedaging.

Domba Dorper merupakan domba pedaging unggul hasil perkawinan silang yang dilakukan oleh Departemen Pertanian Afrika Selatan antara domba Dorset dan domba Persia kepala hitam. Nama "Dorper" untuk domba hasil perkawinan silang ini merupakan gabungan suku kata awal domba Dorset (Dor-) dan suku kata awal domba Persia (Per-). Karena keunggulannya sebagai domba pedaging, domba Dorper merupakan trah domba kedua yang paling banyak dipelihara para peternak Afrika Selatan. Domba Dorper mampu hidup di daerah gersang dan beriklim tropis di Afrika Selatan. Karena itu, domba Dorper cocok diternakkan di Indonesia yang beriklim tropis sebagaimana iklim di negara asal domba Dorper ini, yaitu Afrika Selatan.

Di luar Afrika Selatan, domba Dorper juga banyak diternakkan di Australia. Di negara Kanguru ini, domba Dorper banyak dipelihara di daerah gurun dan kawasan beriklim tropis benua ini serta daerah selatan Australia yang bercurah hujan tinggi. Domba Dorper ini bahkan terbukti mampu berkembang biak di daerah berhawa sangat dingin dan lembab seperti Tasmania.

Badan domba Dorper dalam, lebar, panjang, dan padat berisi. Domba Dorper jantan bisa mencapai bobot hidup 110 hingga 130 kg, sedangkan domba Dorper betina bisa mencapai bobot hidup 80 sampai 110 kg. Domba Dorper ada yang berkepala hitam dan ada juga yang putih total. Namun demikian, peternak domba Dorper di luar negeri tidak lebih menyukai salah satu di antara kedua jenis domba Dorper ini. Mereka biasanya memelihara baik domba Dorper kepala hitam maupun domba Dorper putih. Mutu kedua jenis domba Dorper ini sama saja; yang berbeda cuma warnanya.

Domba ini termasuk klasifikasi domba bulu (hair sheep), yaitu domba yang kadar bulunya lebih besar daripada wolnya. Berbeda dengan domba wol yang wolnya harus dicukur secara rutin, sebagai domba bulu, domba Dorper tidak perlu dicukur. Di luar negeri yang beriklim empat musim, bulu domba Dorper ini tumbuh cukup lebat di musim gugur dan dingin. Namun demikian, ketika memasuki musim semi dan musim panas, bulu yang lebat tadi luruh dengan sendirinya sehingga yang tertinggal hanya bulunya yang mirip dengan bulu kambing.

Bersambung

Rujukan:
http://www.texasdorpers.com/
http://en.wikipedia.org/wiki/Dorper_%28sheep%29

11 January 2011

Domba Waringin, Domba Pedaging Unggul Asal Sumatera Utara










Sebagai bangsa Indonesia, kita patut berbangga atas karya besar salah seorang pakar peternakan di Stabat, Langkat, Sumatera Utara, Bapak Tista Waringin Sitompul. Kerja keras beliau selama sembilan tahun untuk menciptakan domba unggul dengan mengawin-silangkan domba luar negeri dengan domba lokal membuahkan hasil berupa domba pedaging unggul yang diberi nama sesuai namanya, yaitu domba Waringin.

Dibandingkan dengan domba Kampung, domba Waringin ini sangat jauh lebih besar. Bobot hidup domba Kampung paling hanya 25kg pada domba Kampung betina dan 40kg pada domba Kampung jantan. Sebaliknya, bobot hidup domba Waringin betina dan jantan bisa mencapai 80 hingga 135kg.

Selain itu, domba Waringin betina bisa melahirkan anak 2-4 ekor dalam satu kelahiran. Dengan demikian, domba Waringin ini tergolong domba yang sangat prolifik.

Usaha Ir. Tista Waringin Sitompul untuk menghasilkan domba unggul dimulai pada tahun 1990. Pada mulanya, beliau mengawin-silangkan domba Suffolk jantan dari Inggris dengan domba Kampung betina. Domba hasil perkawinan silang (F1S) ini terus dikembangkan dan diseleksi melalui penelitian selama bertahun-tahun untuk memperoleh domba yang paling baik dan tahan terhadap penyakit.

Kemudian, beliau mengawin-silangkan domba Barbados Perut Hitam asal Karibia, Amerika, dengan domba Kampung sehingga dihasilkan domba F1B. Selanjutnya, domba St.Croix jantan, yang juga berasal dari Karibia, juga dikawin-silangkan dengan domba Kampung betina sehingga diperoleh keturunan F1C.

Domba hasil perkawinan silang F1B dan F1C ini juga dikembangkan dan diseleksi untuk memperoleh domba keturunan terbaik. Selanjutnya, domba terbaik F1B dikawin-silangkan dengan domba terbaik F1C. Hasil perkawinan silang antara F1B dan F1C ini kemudian dikawin-silangkan dengan domba F1S. Hasil perkawinan silang inilah yang menghasilkan domba pedaging unggul, yaitu domba Waringin.

Setelah proses penelitian dan seleksi selama bertahun-tahun, pada tahun 1997 diperoleh domba Waringin terbaik. Pada tahun ini, domba Waringin juga mulai disebarkan kepada masyarakat peternak di kabupaten Langkat.

Selain tahan terhadap penyakit, domba Waringin temuan Ir. Tista Waringin Sitompul ini juga tidak pilih-pilih makanan. Semua jenis rumput dan konsentrat disukai domba Waringin. Selain itu, serat daging domba Waringin lebih halus dibandingkan dengan domba galur lain.

Yang terakhir, sebagai domba hasil perkawinan silang antara domba luar negeri dengan domba lokal, tentu saja domba Waringin ini cocok diternakkan di seluruh wilayah Indonesia yang beriklim tropis.

Mari kita kembangkan dan budi-dayakan domba pedaging unggul temuan putera terbaik bangsa Indonesia ini.

Rujukan:
http://tistawaringin.blogspot.com/2010/01/foto-domba-waringin-yang-beratnya_21.html

Harian Medan Bisnis

03 January 2011

Keuntungan Beternak Domba Bulu

Karena biaya pencukuran wol semakin mahal dan harga wol mentah semakin murah, banyak peternak luar negeri yang tidak lagi tertarik beternak domba wol dan beralih memelihara domba bulu. Domba bulu memang memberikan beberapa keuntungan dibandingkan dengan domba wol.

Pencukuran domba bisa menimbulkan stres pada domba bersangkutan meskipun pencukuran ini hanya dilakukan sekali dalam setahun. Selain itu, pencukuran domba juga berpotensi menimbulkan luka akibat sayatan alat cukur atau patah kaki akibat penanganan yang kasar. Domba bisa stres saat dimasukkan ke kandang jepit. Saat digiring ke pojok kandang, domba berusaha melompati siapa pun atau apa pun yang menghalanginya saat domba berusaha melarikan diri. Hal ini membahayakan domba-domba yang masih kecil.

Para peternak domba wol biasanya memotong ekor anak domba beberapa hari setelah kelahirannya dengan pertimbangan kesehatan dan kebersihan. Ekor domba wol yang panjang dan berwol panjang ini memang cenderung kotor karena terkena tahinya. Selain itu, ekor panjang berwol panjang yang kotor juga mendatangkan parasit dan lalat. Namun demikian, pemotongan ekor anak domba ini berpeluang menimbulkan infeksi. Sebaliknya, bulu pada ekor domba bulu lebih pendek, sehingga ekornya tetap bersih dan tidak perlu dipotong.

Domba bulu umumnya juga lebih tahan terhadap parasit. Sebaliknya, domba wol sering terkena serangan kutu yang bersarang di dalam rambut wolnya yang lebat dan panjang dan mengisap darah domba. Karena domba bulu berbulu pendek, mereka dapat membuang kutu yang hinggap di badannya dengan menggaruknya menggunakan kukunya atau menggaruknya pada batang pohon atau pagar. Karena itu, parasit dan juga cacing jarang terjadi pada domba bulu.

Dengan menggunakan pejantan domba bulu dalam program perkawinan silang dengan domba wol betina yang lebih besar, peternak dapat mengurangi kemungkinan kesulitan melahirkan pada domba betina. Dengan anak domba yang lebih kecil, induk domba lebih mudah melahirkan anaknya.

Peternak umumnya memelihara domba untuk memperoleh dagingnya. Dalam hal ini, domba bulu sangat menguntungkan bagi peternak. Walaupun domba bulu lebih kecil daripada domba wol, daging domba bulu lebih sedikit lemaknya dan rasanya lebih lezat. Domba bulu biasanya tetap laku dijual setelah berumur lebih tua daripada domba wol karena rasa dagingnya masih tetap lezat.

Selain itu, domba bulu sangat mampu menyesuaikan diri dengan iklim panas atau dingin. Domba bulu bahkan tetap bisa hidup di lingkungan beriklim sangat dingin bila diberi kandang, dan kandang ini tidak perlu dilengkapi alat pemanas. Sebaliknya, domba wol tidak tahan panas dan udara lembab, kecuali bila wolnya dicukur.

Meskipun populasi domba bulu lebih sedikit dibandingkan dengan domba wol, domba bulu semakin terkenal dan warnanya sangat beragam. Sebagian trah domba bulu, seperti domba Barbado atau disebut juga domba Perut Hitam Amerika (American Black Belly), bertanduk pada domba jantan. Domba Barbado jantan bertanduk ini sangat gagah penampilannya, sehingga domba ini kadang-kadang digunakan dalam perburuan trofi (trophy hunting). Beberapa trah domba bulu yang terkenal adalah domba Katahdin, Barbado atau American Blackbelly, Barbados Perut Hitam (Barbados Black Belly), Dorper, Painted Desert (domba belang keturunan domba Mouflon), Wiltshire Horn, dan St. Croix.

Penerjemah Inggris-Indonesia:
Hipyan

Sumber:
http://www.helium.com/items/1376797-what-is-the-advantage-of-hair-sheep-over-wool-sheep

Perlu jasa penerjemah?