Sebagai bangsa Indonesia, kita patut berbangga atas karya besar salah seorang pakar peternakan di Stabat, Langkat, Sumatera Utara, Bapak Tista Waringin Sitompul. Kerja keras beliau selama sembilan tahun untuk menciptakan domba unggul dengan mengawin-silangkan domba luar negeri dengan domba lokal membuahkan hasil berupa domba pedaging unggul yang diberi nama sesuai namanya, yaitu domba Waringin.
Dibandingkan dengan domba Kampung, domba Waringin ini sangat jauh lebih besar. Bobot hidup domba Kampung paling hanya 25kg pada domba Kampung betina dan 40kg pada domba Kampung jantan. Sebaliknya, bobot hidup domba Waringin betina dan jantan bisa mencapai 80 hingga 135kg.
Selain itu, domba Waringin betina bisa melahirkan anak 2-4 ekor dalam satu kelahiran. Dengan demikian, domba Waringin ini tergolong domba yang sangat prolifik.
Usaha Ir. Tista Waringin Sitompul untuk menghasilkan domba unggul dimulai pada tahun 1990. Pada mulanya, beliau mengawin-silangkan domba Suffolk jantan dari Inggris dengan domba Kampung betina. Domba hasil perkawinan silang (F1S) ini terus dikembangkan dan diseleksi melalui penelitian selama bertahun-tahun untuk memperoleh domba yang paling baik dan tahan terhadap penyakit.
Kemudian, beliau mengawin-silangkan domba Barbados Perut Hitam asal Karibia, Amerika, dengan domba Kampung sehingga dihasilkan domba F1B. Selanjutnya, domba St.Croix jantan, yang juga berasal dari Karibia, juga dikawin-silangkan dengan domba Kampung betina sehingga diperoleh keturunan F1C.
Domba hasil perkawinan silang F1B dan F1C ini juga dikembangkan dan diseleksi untuk memperoleh domba keturunan terbaik. Selanjutnya, domba terbaik F1B dikawin-silangkan dengan domba terbaik F1C. Hasil perkawinan silang antara F1B dan F1C ini kemudian dikawin-silangkan dengan domba F1S. Hasil perkawinan silang inilah yang menghasilkan domba pedaging unggul, yaitu domba Waringin.
Setelah proses penelitian dan seleksi selama bertahun-tahun, pada tahun 1997 diperoleh domba Waringin terbaik. Pada tahun ini, domba Waringin juga mulai disebarkan kepada masyarakat peternak di kabupaten Langkat.
Selain tahan terhadap penyakit, domba Waringin temuan Ir. Tista Waringin Sitompul ini juga tidak pilih-pilih makanan. Semua jenis rumput dan konsentrat disukai domba Waringin. Selain itu, serat daging domba Waringin lebih halus dibandingkan dengan domba galur lain.
Yang terakhir, sebagai domba hasil perkawinan silang antara domba luar negeri dengan domba lokal, tentu saja domba Waringin ini cocok diternakkan di seluruh wilayah Indonesia yang beriklim tropis.
Mari kita kembangkan dan budi-dayakan domba pedaging unggul temuan putera terbaik bangsa Indonesia ini.
Rujukan:
http://tistawaringin.blogspot.com/2010/01/foto-domba-waringin-yang-beratnya_21.html
Harian Medan Bisnis
Dibandingkan dengan domba Kampung, domba Waringin ini sangat jauh lebih besar. Bobot hidup domba Kampung paling hanya 25kg pada domba Kampung betina dan 40kg pada domba Kampung jantan. Sebaliknya, bobot hidup domba Waringin betina dan jantan bisa mencapai 80 hingga 135kg.
Selain itu, domba Waringin betina bisa melahirkan anak 2-4 ekor dalam satu kelahiran. Dengan demikian, domba Waringin ini tergolong domba yang sangat prolifik.
Usaha Ir. Tista Waringin Sitompul untuk menghasilkan domba unggul dimulai pada tahun 1990. Pada mulanya, beliau mengawin-silangkan domba Suffolk jantan dari Inggris dengan domba Kampung betina. Domba hasil perkawinan silang (F1S) ini terus dikembangkan dan diseleksi melalui penelitian selama bertahun-tahun untuk memperoleh domba yang paling baik dan tahan terhadap penyakit.
Kemudian, beliau mengawin-silangkan domba Barbados Perut Hitam asal Karibia, Amerika, dengan domba Kampung sehingga dihasilkan domba F1B. Selanjutnya, domba St.Croix jantan, yang juga berasal dari Karibia, juga dikawin-silangkan dengan domba Kampung betina sehingga diperoleh keturunan F1C.
Domba hasil perkawinan silang F1B dan F1C ini juga dikembangkan dan diseleksi untuk memperoleh domba keturunan terbaik. Selanjutnya, domba terbaik F1B dikawin-silangkan dengan domba terbaik F1C. Hasil perkawinan silang antara F1B dan F1C ini kemudian dikawin-silangkan dengan domba F1S. Hasil perkawinan silang inilah yang menghasilkan domba pedaging unggul, yaitu domba Waringin.
Setelah proses penelitian dan seleksi selama bertahun-tahun, pada tahun 1997 diperoleh domba Waringin terbaik. Pada tahun ini, domba Waringin juga mulai disebarkan kepada masyarakat peternak di kabupaten Langkat.
Selain tahan terhadap penyakit, domba Waringin temuan Ir. Tista Waringin Sitompul ini juga tidak pilih-pilih makanan. Semua jenis rumput dan konsentrat disukai domba Waringin. Selain itu, serat daging domba Waringin lebih halus dibandingkan dengan domba galur lain.
Yang terakhir, sebagai domba hasil perkawinan silang antara domba luar negeri dengan domba lokal, tentu saja domba Waringin ini cocok diternakkan di seluruh wilayah Indonesia yang beriklim tropis.
Mari kita kembangkan dan budi-dayakan domba pedaging unggul temuan putera terbaik bangsa Indonesia ini.
Rujukan:
http://tistawaringin.blogspot.com/2010/01/foto-domba-waringin-yang-beratnya_21.html
Harian Medan Bisnis
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.