Sepasang Kambing Kacang Bujang dan Dara

Google
 

30 March 2018

Domba Meatmaster: Standar dan Karakteristiknya

Saat memilih gen yang diperlukan untuk pengembangan domba Meatmaster, yang diutamakan adalah pertimbangan mengenai dua aspek.

● Apa yang dibutuhkan galur domba untuk mempertahankan biaya serendah mungkin.
● Apa yang dibutuhkan galur domba untuk mencapai kesuburan dan produksi yang tinggi demi meningkatkan pendapatan.
Domba Meatmaster jantan

Jadi, standar galur domba ini sangat berbeda dengan galur domba lainnya. Domba Meatmaster memang khusus dirancang agar mencapai apa yang diharapkan di atas.

1. Warna Bulu dan Pigmen Kulit
Semua warna atau kombinasi warna dapat diterima. Namun, pigmentasi kulit yang baik di sekitar mata dan di atas telinga sangat penting.
Alasan: Untuk mencegah kanker, infeksi mata, dan agar kukunya lebih kuat.

2. Kepala dan Tanduk
● Domba Meatmaster betina harus feminin dan cenderung tidak bertanduk.
● Domba Meatmaster jantan harus maskulin dan juga cenderung tidak bertanduk.
● Namun, tanduk kecil pada domba Meatmaster jantan maupun betina dapat diterima.
Alasan: Lebih mudah dikendalikan di halaman peternakan, kurang rentan terhadap serangan lalat jika terjadi cedera tanduk.

3. Lapisan Bulu
Yang diutamakan domba Meatmaster berbulu pendek mengkilap dengan lapisan bulu bawah berupa wol halus dan lembut.
Galur domba Meatmaster tidak boleh dicukur sehingga kemampuan merontokkan bulu secara alami sangat penting.
Alasan:
● Agar anak domba Meatmaster sanggup menghadapi suhu musim dingin -0° C dan tahan terhadap panas yang ekstrem.
● Perlindungan dari kutu dan lalat (tidak ada serangan lalat)
● Tidak ada biaya pencukuran bulu dan keadaan yang membahayakan akibat cuaca buruk setelah pencukuran.

4. Konformasi dan Kaki
Domba Meatmaster harus berukuran rata-rata dengan konformasi (bentuk) badan efisien dan fungsional dan posisi kaki normal dengan kemampuan berjalan yang sangat baik.
Alasan: Mudah beranak, daging cukup dengan gerakan yang baik.

5. Ekor
Ekor harus menempel dengan baik, sebaiknya tidak lebih panjang dari lutut kaki belakang dan berbentuk baji yang rapi dengan hanya sedikit lemak. Ekor domba Meatmaster tidak perlu dipotong.
Alasan: Mencegah serangan kutu dan lalat serta mencegah stres atau kemungkinan infeksi akibat pemotongan ekor, dan lebih sedikit pekerjaan yang harus dilakukan peternak.

6. Naluri Berkelompok
Trah domba Meatmaster harus memiliki naluri berkelompok yang kuat.
Alasan: Sangat penting demi manajemen yang lebih baik di daerah semak belukar atau pegunungan yang rimbun. Agar domba tidak berkeliaran dan menerobos pagar. Melindungi domba Meatmaster dan anaknya dari hewan pemangsa.

7. Seleksi Ketat untuk Mencapai Tujuan Berikut:
● Domba Meatmaster yang sangat subur.
● Domba Meatmaster betina yang baik yang memelihara anaknya secara memadai.
Domba Meatmaster betina dan anaknya
● Domba Meatmaster jantan yang perkasa dengan kemampuan kawin yang sangat baik.
● Domba Meatmaster dengan kemampuan berjalan yang baik.
● Anak domba Meatmaster yang dapat mencapai bobot siap potong 12kg hingga 25kg A2 dan A3 pada 5 bulan setelah lepas sapih.
● Peternak domba dianjurkan untuk membiakkan domba yang cocok dengan keadaan lingkungan dan pakan mereka. Karena itu, mereka dipersilakan memelihara galur domba yang berbeda.
● Karkas domba seberat 12 kg hingga 15 kg yang mengandung lebih banyak lemak dan lebih sedikit otot untuk dijual pada usia 3 bulan untuk daerah yang lebih kering dan gersang.
● Karkas domba seberat 15kg hingga 20kg dengan lemak sedang dan lebih berotot untuk sebagian besar daerah peternakan domba kita.
● Karkas domba seberat 20 kg hingga 25 kg dengan perototan yang baik untuk daerah pertanian gandum dan padang rumput di negara ini.

Yang paling penting, domba Meatmaster harus mudah dipelihara.

Sumber: http://www.meatmastersa.co.za/Breed-Standard.htm

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Melayani Penerjemahan Dokumen Hukum,
Keuangan, Kedokteran, Kimia, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan 20122, Sumatera Utara

21 March 2018

Pengantar Produksi Kerbau Perah


Kerbau sedang berkubang di kolam lumpur


Kerbau menghasilkan lebih dari sepuluh persen dari total produksi susu dunia selama beberapa tahun, tetapi potensi kerbau ini jarang dihargai atau diakui. Salah satu sebab utama terjadinya keadaan seperti ini adalah orang yang memelihara kerbau umumnya miskin dan kurang mampu, dan tidak dapat memperkirakan dampak kerbau ini terhadap mata pencaharian dan kesejahteraan mereka.


Kata “kerbau” membangkitkan respons yang beragam di Amerika Utara, sebagian besar Eropa, dan di banyak bagian lain dunia di mana kerbau tidak pernah dianggap sebagai spesies hewan ternak. Kerbau dianggap sebagai hewan kebun binatang atau binatang buas. Namun, kerbau merupakan salah satu yang paling jinak dari spesies hewan ternak perah, yang terlihat jelas di India dan anak benua di mana anak-anak kecil sudah biasa menangani kawanan besar kerbau.


Seiring perjalanan waktu, tempat pemeliharaan kerbau telah bergeser dari halaman belakang ke peternakan komersial dan perusahaan besar. Produk susu dan daging kerbau yang sangat terkenal telah memastikan bahwa produksi kerbau telah mengikuti jejak peternakan sapi perah. Namun, agar kerbau dapat bekerja secara optimal di bawah tekanan sistem produksi yang intensif, trah kerbau harus diperbaiki dengan fokus yang jelas pada hasil yang diinginkan. Hal ini belum terjadi. Kerbau, meskipun berpotensi sangat besar dalam produksi susu dan daging, masih merana dalam kondisi suram berupa nutrisi, pembiakan, manajemen, dan kesejahteraan yang kurang memadai.


Hewan ini disebut kerbau air karena naluri alaminya yang suka berkubang di kolam air dan kolam berlumpur.

Sumber: Thomas, C.S. 2008. Efficient Dairy Buffalo Production. Tumba: DeLaval International AB.

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Melayani Penerjemahan Dokumen Keuangan,
Kedokteran, Kimia, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan 20122, Sumatera Utara

20 March 2018

Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Perbaikan Genetik Domba dan Kambing



Hal-hal berikut perlu diperhatikan dalam perbaikan genetik domba dan kambing.


Ethiopia (dan dunia) diberkahi dengan banyak genotipe domba dan kambing. Pengetahuan tentang keunggulan relatif genotipe tersebut dan pemanfaatan keunggulan ini sangat diperlukan. Genotipe yang tersedia perlu dievaluasi sebelum keputusan dibuat untuk mendatangkan hewan ternak (genotipe) asing. Galur hewan ternak yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang mirip dengan lingkungan barunya lebih berpeluang untuk bertahan hidup dan produktif.


Hewan dengan potensi genetik tinggi mungkin memerlukan manajemen yang lebih baik daripada hewan dengan potensi genetik rendah.


Potensi genetik domba dan kambing dapat ditingkatkan dengan seleksi atau dengan mendatangkan galur domba dan kambing unggul lainnya untuk dikawin-silangkan dengan domba dan kambing lokal.  Penggantian total genotipe lokal dengan genotipe asing juga dapat dicoba.


Pemilihan cara perkawinan, yaitu perkawinan segalur atau perkawinan silang, mungkin merupakan salah satu keputusan terpenting yang harus dibuat ketika merancang program perkawinan ternak.


Domba dan kambing dapat menunjukkan variasi produktivitas meskipun domba dan kambing tersebut dipelihara dengan manajemen yang sama. Variasi seperti ini yang terjadi ketika hewan ternak dipelihara dengan manajemen yang sama dapat diwariskan kepada keturunannya.


Seleksi memungkinkan hewan ternak dengan kinerja yang unggul menjadi induk dari semua atau sebagian besar generasi berikutnya, sementara hewan ternak yang kinerjanya rendah tidak akan dibiarkan kawin.


Sebagian ciri produksi memiliki heritabilitas yang tinggi (variasi genetik yang lebih besar dalam populasi ternak dan lebih responsif terhadap seleksi), sedangkan ciri produksi lainnya menunjukkan heritabilitas yang rendah.


Jika tidak ada variasi yang signifikan di antara hewan ternak yang memiliki genotipe tertentu atau jika heritabilitas dari ciri yang diinginkan rendah, perkawinan silang atau penggantian galur hewan ternak lokal dapat dipertimbangkan.


Dalam program perkawinan silang, hewan ternak dan galur yang didatangkan harus dipilih dengan sangat cermat kemampuan adaptasinya dan kemampuan adaptasi keturunan persilangannya.

Sumber: http://www.esgpip.org/handbook/Chapter6.html

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Melayani Penerjemahan Dokumen Hukum,
Keuangan, Kedokteran, Kimia, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan 20122, Sumatera Utara

19 March 2018

Pengantar Konsep Genetik



Sel adalah satuan dasar kehidupan. Di pusat sel terdapat nukleus, tempat kromosom ditemukan. Pada kromosom ini terdapat gen yang merupakan satuan dasar pewarisan sifat. Setiap spesies hewan memiliki jumlah kromosom tertentu yang tersusun berpasangan (yang disebut pasangan homolog). Domba memiliki 27 pasang kromosom, sedangkan kambing memiliki 30 pasang kromosom (Tabel 6.1). 


Sel dalam tubuh terdiri dari dua jenis, yaitu sel somatik pria dan wanita atau sel kelamin, yang juga disebut gamet. Gamet jantan disebut sperma dan gamet betina disebut telur. Sel sperma dan sel telur hanya mengandung satu kromosom dari setiap pasangan sehingga menghasilkan setengah jumlah kromosom (haploid) yang terdapat pada sel somatik. 

Ketika sperma dan telur bersatu, jumlah kromosom lengkap (diploid) tercapai dan sel telur yang dibuahi memiliki semua materi genetik yang dibutuhkan untuk berkembang menjadi anak domba atau anak kambing.  Oleh karena itu, setengah dari gen yang dibawa masing-masing individu diberikan oleh masing-masing dari induk.

Gen berpengaruh terhadap berbagai perwujudan yang kita lihat pada suatu sifat, yang juga disebut fenotipe.  Untuk sifat-sifat tertentu, lingkungan juga dapat mempengaruhi fenotipe. Kita dapat menyatakan hubungan ini sebagai berikut:

P = G + E di mana, P adalah fenotipe, G adalah genotipe atau susunan genetik, dan E adalah efek lingkungan terhadap hewan.

Fenotipe adalah apa yang bisa kita lihat atau ukur untuk sifat tertentu. Contohnya adalah 2,2 kg untuk berat lahir, 94 kg susu untuk laktasi ketiga, 1,2 kg wol pada pencukuran pertama, warna bulu merah, keberadaan tanduk, dll.  Genotipe (G) adalah pengaruh genetik yang diwariskan dari masing-masing induk, dan lingkungan (E) merupakan semua efek lingkungan (non-genetik).  Contoh efek lingkungan adalah tingkat nutrisi, frekuensi pemberantasan cacing, suhu lingkungan, dll.

Ciri tertentu dikendalikan oleh hanya satu atau beberapa pasang gen dan hanya dipengaruhi sedikit atau tidak sama sekali oleh lingkungan. Ciri ini disebut ciri kualitatif karena ciri ini termasuk dalam kategori khas seperti warna bulu atau keberadaan tanduk. Hewan yang memiliki susunan genetik untuk tanduk akan memiliki tanduk terlepas dari tingkat nutrisi, terlepas dari apakah hewan itu di Ethiopia, Somalia, atau beberapa negara lain, terlepas dari apakah itu di dataran tinggi atau dataran rendah.

Ciri lain yang disebut ciri kuantitatif biasanya dipengaruhi oleh aksi banyak gen yang masing-masing menimbulkan efek yang relatif kecil, dan oleh lingkungan. Berbeda dengan ciri kualitatif, dalam ciri kuantitatif, akibat dari pemisahan gen tidak dapat lagi karena kelas ciri yang berbeda menjadi lebih atau kurang berkelanjutan. 

Keberlanjutan yang terlihat pada ciri kuantitatif meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah gen yang terlibat.  Dengan kata lain, jumlah kombinasi gen yang mungkin meningkat secara dramatis sejalan dengan peningkatan jumlah gen yang dipertimbangkan. Pemahaman mengenai hal ini penting saat membahas heritabilitas (keterwarisan) dan potensi perbaikan genetik hewan ternak.

Ciri kuantitatif cenderung berbeda di antara hewan ternak dalam hal derajat daripada dalam hal sifat. Sebagian besar ciri produksi termasuk dalam jenis ini. Jika jumlah hewan ternak cukup besar dan produktivitas masing-masing hewan ternak digambarkan sebagai suatu distribusi frekuensi, seperti histogram, distribusi yang mengukur wujud fenotipik suatu ciri menjadi berkelanjutan di antara kedua ekstrem. 

Distribusi frekuensi ini sering berbentuk lonceng dan mendekati apa yang disebut kurva normal. Dalam distribusi semacam ini, ada beberapa hewan ternak di setiap ekstrem - yang berkinerja sangat rendah dan yang berkinerja sangat tinggi - tetapi sebagian besar berada di dekat bagian tengah distribusi dengan kinerja yang tidak jauh dari rata-rata. Ciri ini juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat hewan tersebut berada. 


Pertumbuhan dan produksi susu pada domba dan kambing adalah contoh ciri kuantitatif yang menunjukkan distribusi berkelanjutan. Data pada Tabel 6.2, histogram (Gambar 6.1), dan kurva (Gambar 6.2) menunjukkan distribusi bobot sapih pada trah domba Afar.  Pada contoh bobot sapih, kita tahu bahwa bobot sapih dapat dipengaruhi oleh tingkat nutrisi, status penyakit, produksi susu induk betina, musim beranak, dll.  


Semua ini adalah efek lingkungan. Namun, kinerja beberapa ciri penting terdistribusi secara berbeda. Ini menckaup ciri-ciri seperti jumlah anak seumur hidup dan jumlah anak yang lahir per kelahiran, di mana distribusi menunjukkan kelas pengamatan yang berbeda seperti tunggal atau kembar. 

               
Ciri seperti ini umumnya dapat dianggap sebagai ciri kuantitatif daripada kualitatif, karena fakta bahwa banyak pasangan gen terlibat dalam mempengaruhi hasilnya dan ciri ini dapat sangat dipengaruhi oleh lingkungan.

Ciri ini sering dapat dipengaruhi oleh karakteristik dasar yang dapat berubah secara lebih berkelanjutan. Sebagai contoh, ada variasi yang lebih besar dan lebih berkelanjutan pada tingkat ovulasi, yang membatasi jumlah anak yang lahir pada saat melahirkan, dibandingkan dengan jumlah anak per kelahiran itu sendiri. Demikian pula, kadar hormon mempengaruhi tingkat ovulasi.

Ada dua cara untuk meningkatkan kinerja domba dan kambing, yaitu memperbaiki lingkunganmya dan/atau memperbaiki potensi genetik atau genotipenya. Ada keharusan untuk menyeimbangkan usaha perbaikan lingkungan dan perbaikan genotipe dengan meneliti hubungan biaya-manfaat; pemilihan salah satu di antara keduanya tidak akan menghasilkan produktivitas yang optimal. 

Sumber: http://www.esgpip.org/handbook/Chapter6.html

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Melayani Penerjemahan Dokumen Hukum, 
Kedokteran, Keuangan, Kimia, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan 20122, Sumatera Utara

Perlu jasa penerjemah?