Sepasang Kambing Kacang Bujang dan Dara

Google
 

07 June 2011

Jenis Kerbau dan Cara Pemeliharaannya 2

6. Kerbau Mesir
Kerbau dibawa ke Mesir dari India, Iran dan Irak sekitar pertengahan abad ke-7. Perbedaan di antara berbagai jenis kerbau Mesir hanya terletak pada lingkungannya. Kerbau merupakan hewan ternak paling penting dan paling terkenal untuk produksi susu di Mesir.

Jumlah populasi: 3.717.000

Gambaran: Kulit berwarna kelabu kehitaman, bentuk tanduk bervariasi mulai dari tanduk berbentuk huruf U sampai tanduk yang berbentuk pedang. Kepala kerbau Mesir panjang dan sempit, dan rahangnya panjang dan kokoh. Telinga kerbau ini panjang dan terkulai. Leher kerbau jenis ini cukup panjang, tipis dan lurus. Kaki depan kerbau Mesir agak pendek dan bertulang besar. Tulang-tulang iga kerbau ini lebar, dalam dan mengembang. Bagian pantatnya melereng dan posisi ekornya rendah. Tinggi gumba pada kerbau Mesir jantan 178 cm, dan bobot badannya 600 kg. Tinggi gumba kerbau Mesir betina 144 cm, dan berat badannya 500 kg.

Persebaran: Di seluruh Mesir, terutama di kawasan pinggiran kota dan delta sungai Nil.

Pemeliharaan: Petani menyimpan kotoran kerbau yang sudah kering di dalam kandang kerbau. Kotoran kerbau yang sudah kering ini diambil dua kali setahun dan ditaburkan di ladang sebelum musim tanam. Kerbau Mesir disembelih hanya di rumah potong hewan, sesuai dengan ketentuan Islam, yaitu dengan memotong urat nadi lehernya.

Pemerahan susu kerbau Mesir dilakukan dengan tangan, dua kali sehari, umumnya dilakukan para wanita. Rata-rata berat badan saat penyembelihan 500 kg setelah berumur 18-24 bulan. Karkas kerbau Mesir 51 persen. Tingkat pertumbuhan keseluruhan 700 g/hari.

Kinerja susu:
Masa laktasi 210-280 hari.
Produksi susu 1.200-2.100 kg.
Lemak susu 6,5-7,0 persen.
Produk: Keju berikut dibuat dengan tambahan susu sapi: Domiati, Karish, Mish, Rahss.
Sumber: El Kirabi, 1995; Nigm, 1996; Ragab dan Abdel Salam, 1963; Mokhtar, 1971; Askar dkk., 1973; Borghese, 2005.

7. Kerbau Jafarabad
Trah kerbau Jafarabad diperkirakan sudah ada di Gujarat (India) pada tahun 1938.

Jumlah populasi: 600.000.

Gambaran: Kulit kerbau Jafarabad berwarna hitam. Badannya besar bulat dan panjang. Kerbau Jafarabad bertanduk panjang, berat dan lebar dan tanduk ini kadang-kadang menutupi matanya. Tinggi gumba kerbau Jafarabad jantan dewasa 142 cm, dan bobot badannya berkisar 600 hingga 1.500 kg. Tinggi gumba kerbau Jafarabad betina dewasa 140 cm, dan berat badannya sekitar 550 kg, bahkan sebagian kerbau Jafarabad betina bisa mencapai bobot 700-800 kg.

Persebaran: Kerbau Jafarabad merupakan salah satu trah kerbau terpenting di Gujarat. Trah kerbau ini umumnya terdapat di antara sungai Mahi dan Sabarmati di Gujarat utara. Sebagian kerbau Jafarabad telah diekspor ke Brazil.

Pemeliharaan: Kerbau Jafarabad biasanya dipelihara bersama dengan anaknya. Kerbau ini diperah susunya dengan tangan dua kali sehari. Kerbau jenis ini diberi berbagai macam pakan berserat seperti jerami barley dan gandum, batang jagung, dan ampas tebu. Selain itu, kerbau Jafarabad diberi pakan berupa campuran konsentrat. Kalau padang penggembalaan tersedia, kerbau Jafarabad merumput sepanjang hari. Kerbau Jafarabad kawin secara alami. Namun demikian, sebagian peternak juga melakukan inseminasi buatan.

Kinerja susu:
Masa laktasi 350 hari.
Produksi susu 1.800-2.700 kg.
Lemak susu 8,5 persen.
Karakteristik kinerja trah kerbau Jafarabad sebagaimana yang dilestarikan di Junagarh Centre (India) of the Network Project on Buffalo diberikan di bawah ini (Sethi, 2003):
Berat badan rata-rata 529±13 kg.
Usia beranak pertama 1.925±196 hari.
Produksi susu pada masa laktasi pertama 305 hari atau kurang 1.642±283 kg.
Produksi susu total pada laktasi pertama 1.642±283 kg.
Produksi susu pada seluruh masa laktasi 305 hari atau kurang 1.950±79 kg.
Produksi susu total pada seluruh masa laktasi 2.097±110 kg.
Lama seluruh masa laktasi 320,1±11,6 hari.
Kandungan lemak rata-rata 7,7±1,0 persen.
Masa kering rata-rata 159,8±10,9 hari.
Masa kawin 161,5±14,0 hari.
Jarak beranak 509,8±20,1 hari.
Jumlah perkawinan per kebuntingan 1,4±0,1.
Tingkat kematian anak rata-rata (umur 0-3 bulan) 10,75 persen.
Sumber: Alexiev, 1998; Trivedi, 2000; Sethi, 2003.

8. Kerbau Jerangi
Gambaran: Kerbau Jerangi berwarna hitam, dan tanduknya mengarah ke belakang. Kerbau Jerangi tergolong kerbau kecil.

Persebaran: Kerbau Jerangi banyak ditemukan di kawasan perbatasan Orissa dan Andhra Pradesh.

Pemeliharaan: Kerbau Jerangi biasanya dipelihara bersama dengan anaknya. Kalau padang rumput tersedia, kerbau Jerangi merumput sepanjang hari. Kerbau Jerangi kawin secara alami. Kerbau ini merupakan kerbau pekerja dan berjalan cepat.
Sumber: Cockrill, 1974; FAO, 2003.

9. Kerbau Kuhzestan atau Kerbau Irak
Jumlah populasi: 200.000.

Gambaran: Kerbau Kuhzestan atau kerbau Irak bertanduk pendek dan tumbuh ke atas membentuk cincin di ujungnya. Berdasarkan ukuran badannya, besar kemungkinan kerbau Irak merupakan galur kerbau terbesar di dunia. Tinggi gumba kerbau Kuhzestan jantan dewasa 148 cm, dan berat badannya 800 kg. Tinggi gumba kerbau Kuhzestan betina dewasa 141 cm, dan berat badannya 600 kg.

Persebaran: Di Iran, galur kerbau ini terdapat di Kuhzestan dan Lorestan. Di Irak, kerbau ini banyak ditemukan di daerah Selatan, di kawasan pinggir kota Baghdad dan Mosul.

Pemeliharaan: Kerbau dipelihara di alam terbuka sepanjang tahun. Kerbau Kuhzestan atau kerbau Irak ini dipelihara di kandang terbuka yang terbuat dari tumbuhan setempat (buluh, semak, daun kurma) dengan tembok di satu sisi dan tiga sisi terbuka. Kerbau ini diberi makan dengan tangan pada saat diperah, pada pagi hari dan sore hari, dengan pakan hijauan yang tersedia.

Kerbau Kuhzestan atau kerbau Irak ini juga diberi pakan berbagai macam limbah seperti ampas tebu, buluh dari rawa-rawa, dan limbah rumah tangga. Kerbau yang berendam di kolam dan sungai juga diberi pakan tumbuhan air.

Susu kerbau ini umumnya diperah menggunakan tangan, dan hanya sedikit peternak yang menggunakan mesin perah. Tidak ada pabrik pengolah susu. Kerbau jantan sangat berbahaya, kuat dan sulit dikendalikan serta selalu agresif terhadap manusia. Kerbau yang akan dijadikan kerbau pekerja biasanya dikebiri. Kerbau betina sangat peka terhadap orang yang tidak dikenal dan produksi susunya berkurang kalau diperah orang yang tidak dikenalnya. Kerbau betina umumnya juga tidak jinak.

Bobot rata-rata saat disembelih 400 kg pada usia 12 bulan. Produksi karkas kerbau ini 50 persen. Tingkat pertumbuhan rata-rata kerbau Kuhzestan atau kerbau Irak ini 580 g/hari.

Kinerja susu:
Masa laktasi 200-270 hari.
Produksi susu 1.300-1.400 kg.
Kadar lemak susu 6,6 persen.
Produk: Susu, yoghurt, krim segar, keju segar, dan mentega.
Sumber: National Buffalo Project, 1988; Magid, 1996; Saadat, 1997; Borghese, 2005.

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan, Sumatera Utara


Sumber:
Bianca Moioli dan Antonio Borghese
Instituto Sperimentale per la Zootecnia
(Lembaga Penelitian Produksi Ternak)
Via Salaria 31, 00016 Monterotondo (Rome), Italy

ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/010/ah847e/ah847e01.pdf

01 June 2011

Alergi Susu

Pendahuluan
Hampir semua bayi kadang-kadang rewel. Namun demikian, sebagian bayi sangat rewel karena mereka alergi protein susu sapi, yang merupakan bahan dasar sebagian besar susu formula bayi yang dijual di pasaran.

Orang umur berapa pun bisa mengalami alergi susu, tapi alergi susu lazim terjadi pada bayi (sekitar 2% sampai 3% bayi mengalami alergi susu) meskipun kebanyakan bayi mampu mengatasinya. Kalau Anda menduga anak Anda mengalami alergi susu, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk diperiksa dan mendapatkan alternatif pengganti susu formula dan produk susu.

Alergi susu terjadi kalau sistem kekebalan menganggap protein susu sebagai sesuatu yang harus dilawan tubuh. Hal ini menimbulkan reaksi alergi, yang dapat menyebabkan bayi rewel dan gelisah dan menyebabkan gangguan lambung serta gejala lainnya. Kebanyakan anak yang alergi susu sapi juga alergi terhadap susu kambing dan susu domba, dan sebagian anak juga alergi terhadap protein pada susu kedelai.

Bayi yang diberi air susu ibu (ASI) berisiko lebih kecil mengalami alergi susu dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Tapi para peneliti belum benar-benar memahami mengapa sebagian bayi mengalami alergi susu dan sebagian lagi tidak, walaupun mereka yakin bahwa kebanyakan kasus alergi susu disebabkan faktor keturunan.

Biasanya, alergi susu hilang dengan sendirinya setelah anak berumur 3 hingga 5 tahun, tapi sebagian anak tidak pernah mampu menanggulanginya.

Alergi susu tidak sama dengan intoleransi laktosa (gula susu), yaitu ketidakmampuan mencerna gula susu, yang jarang terjadi pada bayi dan lebih lazim terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.

Gejala Alergi Susu
Gejala alergi protein susu sapi umumnya terlihat dalam beberapa bulan pertama umur bayi. Seorang bayi bisa mengalami gejala alergi dengan segera setelah minum susu (reaksi cepat), atau gejala tersebut baru muncul setelah 7 sampai 10 hari setelah minum susu sapi (reaksi lambat).

Reaksi lambat lebih sering terjadi. Gejala alergi bisa meliputi mencret (kadang berdarah), muntah, mual, tidak mau makan, iritabilitas atau nyeri perut, dan ruam pada kulit. Reaksi seperti ini lebih sulit didiagnosis karena gejala yang sama bisa terjadi pada kondisi kesehatan lainnya. Kebanyakan anak mampu menanggulangi alergi seperti ini setelah berusia 2 tahun.

Reaksi cepat terjadi tiba-tiba dengan gejala yang meliputi nyeri perut, muntah, mengi, bengkak, ruam urtikaria, benjolan gatal lainnya pada kulit, dan diare berdarah. Pada kasus yang langka, reaksi alergi yang sangat parah (anafilaksis) bisa terjadi dan mempengaruhi kulit, perut, pernapasan, dan tekanan darah bayi. Anafilaksis lebih sering terjadi pada alergi makanan lainnya daripada alergi susu.

Diagnosis Alergi Susu
Kalau Anda menduga bayi Anda alergi susu, segera hubungi dokter. Dokter akan menanyakan riwayat alergi keluarga atau intoleransi makanan keluarga Anda dan kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Tidak ada satu hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat mendiagnosis dengan tepat kasus alergi susu, sehingga dokter Anda mungkin menganjurkan beberapa kali pengujian untuk membuat diagnosis dan mengesampingkan kemungkinan masalah kesehatan lainnya.

Selain pemeriksaan tinja dan darah, dokter mungkin meminta pemeriksaan kulit, di mana sejumlah kecil protein susu dimasukkan ke bawah permukaan kulit anak menggunakan jarum. Bila muncul bercak menonjol yang disebut lesi urtikaria, anak tersebut mungkin mengalami alergi susu.

Dokter bisa juga meminta penghentian pemberian susu sapi sementara (oral challenge test). Setelah Anda menghentikan pemberian susu sapi kepada bayi Anda selama sekitar satu minggu, dokter kemudian meminta Anda kembali memberikan susu sapi, lalu menunggu selama beberapa jam untuk mengamati kemungkinan reaksi alergi. Dokter kadang-kadang mengulangi pemeriksaan ini untuk memastikan diagnosisnya.

Penanggulangan Alergi Susu
Kalau bayi Anda mengalami alergi susu, dan bayi Anda diberi ASI, Anda harus mengurangi konsumsi produk yang terbuat dari susu karena protein susu yang menyebabkan reaksi alergi bisa masuk ke susu Anda. Anda dapat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mencari alternatif sumber kalsium dan gizi penting lainnya untuk menggantikan gizi yang Anda peroleh dari produk susu.

Semua produsen makanan harus menyatakan dengan jelas pada label kemasan makanan yang dibuatnya apakah makanan tersebut mengandung susu atau produk berbahan dasar susu, yang ditampilkan pada atau dekat daftar bahan di kemasan makanan tersebut. Ketentuan ini berlaku hanya pada makanan yang dikemas mulai tahun 2006, sehingga sebagian makanan yang dikemas sebelum itu mungkin tidak menampilkan informasi mengenai alergen makanan.

Kalau Anda memberikan susu formula kepada bayi Anda, dokter mungkin menganjurkan Anda beralih ke susu formula berbahan dasar protein kedelai. Kalau bayi Anda tidak toleran kedelai, dokter mungkin menganjurkan Anda beralih ke susu formula hipoalergen, yaitu susu di mana proteinnya terurai menjadi partikel-partikel sehingga susu formula ini lebih kecil kemungkinannya menimbulkan reaksi alergi.

Secara umum, ada dua jenis susu formula hipoalergen yang tersedia di pasar:

1. Susu formula hidrolisis ekstensif, yaitu susu formula yang mengandung protein susu yang terurai menjadi partikel-partikel kecil sehingga kurang alergenik daripada protein utuh pada susu formula biasa. Kebanyakan bayi yang mengalami alergi susu toleran terhadap susu formula ini, tapi pada sebagian kasus, susu formula ini masih menimbulkan reaksi alergi.

2. Susu formula bayi berbahan dasar asam amino, yaitu susu formula yang mengandung protein dalam bentuk paling sederhana (asam amino merupakan bahan pembentuk protein). Susu formula ini mungkin dianjurkan kalau kondisi bayi Anda tidak membaik meskipun telah beralih ke susu formula hidrolisis.

Susu Formula yang Tidak Aman
Susu formula "hidrolisis parsial" juga tersedia di pasaran tapi tidak dianggap benar-benar hipoalergenik dan masih dapat menimbulkan reaksi alergi yang signifikan.

Susu formula yang tersedia di pasar sekarang sudah disetujui Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (United States Food and Drug Administration, FDA) dan dibuat melalui proses yang sangat khusus yang tidak dapat ditiru di rumah. Susu kambing, susu beras, atau susu almon tidak aman dan tidak dianjurkan untuk bayi.

Berganti Susu Formula
Setelah Anda mengganti susu formula untuk bayi Anda dengan susu formula hipoalergen, gejala alergi akan hilang dalam 2 hingga 4 minggu. Dokter Anda mungkin menganjurkan Anda terus menggunakan susu formula hipoalergen sampai bayi Anda berumur setahun, dan setelah itu secara bertahap makanannya diberi susu sapi.

Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan, Sumatera Utara

Sumber:
http://kidshealth.org/parent/medical/allergies/milk_allergy.html

Perlu jasa penerjemah?