Sepasang Kambing Kacang Bujang dan Dara

Google
 

23 January 2013

Sejarah Kopi: Penyebaran dari Dunia Arab ke Eropa

Pada mulanya, kopi banyak diminum di dunia Islam. Nenek moyang suku Oromo di Ethiopia adalah orang pertama yang mengetahui efek menimbulkan kebugaran dari buah kopi asli. 

Namun demikian, penelitian yang telah dilakukan terhadap kopi Arabika tidak menemukan bukti langsung mengenai tempat pertama tumbuhnya kopi di Afrika atau siapa penduduk asli yang pernah menggunakan kopi sebagai stimulan atau telah mengenal kopi sebelum abad ke-17.

Bukti terpercaya pertama mengenai minum kopi atau pengetahuan mengenai pohon kopi diketahui pada pertengahan abad kelima belas di kalangan kaum sufi Yaman di Arabia selatan. 

Dari Mukha, Yaman, kopi menyebar ke Mesir dan Afrika Utara, dan pada abad ke-16, kopi sudah tersebar ke daerah Timur Tengah lainnya, Persia dan Turki. Dari Timur Tengah, kebiasaan minum kopi menyebar ke Italia, kemudian ke negara-negara Eropa lainnya, dan pohon kopi dibawa oleh orang Belanda ke India Timur serta Amerika.

Penyebutan pertama kopi yang dicatat oleh pedagang kopi Philippe Sylvester Dufour adalah penyebutan bunchum dalam karya-karya dokter Persia abad ke-10 M Muhammad ibn Zakariya al-Razi, yang dikenal sebagai Rhazes di dunia Barat, tapi informasi yang lebih jelas mengenai cara membuat minuman dari biji kopi panggang baru diketahui beberapa abad kemudian. 

Yang paling terkenal dari para penulis pertama mengenai kopi adalah Abd al-Qadir al-Jaziri, yang pada tahun 1587 menyusun tulisan yang melacak sejarah dan kontroversi hukum mengenai kopi yang berjudul Umdat al safwa fi hill al-qahwa. Dia melaporkan bahwa salah seorang Sheikh, Jamal-al-Din al-Dhabhani (d. 1470), mufti Aden, adalah yang pertama menggunakan kopi (sekitar tahun 1454).

Kaum sufi minum kopi agar tetap terjaga selama ibadah malam mereka. Sebuah terjemahan melacak penyebaran kopi dari Yaman ke utara, yaitu Mekkah dan Madina, dan kemudian ke kota-kota besar seperti Kairo, Damaskus, Baghdad, dan Konstantinopel. Biji kopi pertama kali diekspor dari Ethiopia ke Yaman. Para pedagang Yaman membawa pulang kopi ke tanah air mereka dan mulai menanam biji kopi tersebut. Kedai kopi pertama dibuka di Konstantinopel pada tahun 1554.

Pada tahun 1511, karena efek perangsangnya, kopi diharamkan oleh para imam konservatif dan ortodoks di mahkamah syariah di Mekkah. Namun demikian, fatwa haram ini dibatalkan pada tahun 1524 atas perintah Sultan Turki Ustmani Salim I, di mana Mufti Agung Mehmet Ebussuud el-İmadi mengeluarkan fatwa yang menghalalkan minum kopi. Di Kairo, Mesir, larangan serupa diterapkan pada tahun 1532, dan kedai kopi serta gudang kopi yang menyimpan biji kopi ditutup.

Begitu pula, kopi pernah dilarang oleh Gereja Ortodoks Ethiopia sebelum abad ke-18. Namun demikian, pada paruh kedua abad ke-19, sikap gereja Ethiopia melunak terhadap praktik minum kopi, dan kebiasaan minum kopi menyebar dengan cepat antara tahun 1880 sampai 1886. Menurut Richard Pankhurst, "ini terutama berkat Kaisar Menilek, yang dia sendiri minum kopi, dan Abuna Matewos, yang berusaha keras menghapuskan keyakinan gereja bahwa kopi itu minuman umat Islam."

Menurut catatan dokter dan ahli tumbuhan Jerman Leonhard Rauwolf, kopi terdapat di Aleppo, yang termasuk dalam wilayah kekuasaan khilafah Turki Utsmani. Dia adalah orang Eropa pertama yang mencatat keberadaan kopi sebagai chaube pada tahun 1573. Tulisan Rauwolf kemudian diikuti oleh tulisan-tulisan mengenai kopi yang dibuat para penjelajah Eropa lainnya.

Perdagangan yang ramai antara orang Venesia dan para pedagang Muslim di Afrika Utara, Mesir, dan kawasan Timur mendatangkan berbagai macam barang dagangan, termasuk kopi, ke pelabuhan ternama di Eropa ini. 

Para pedagang Venesia memperkenalkan kebiasaan minum kopi kepada orang-orang kaya di Venesia, dan menetapkan harga yang sangat mahal untuk minuman kopi. Dengan demikian, kopi diperkenalkan ke Eropa. 

Kopi menjadi semakin diterima secara luas setelah kontroversi mengenai apakah orang Katholik boleh minum kopi diselesaikan oleh Paus Clement VIII dengan menyatakan bahwa kopi boleh diminum umat Katholik pada tahun 1600 meskipun ada usaha sebagian pendeta untuk melarang minuman ini. 

Kedai kopi pertama di Eropa (selain dari kedai kopi di daerah kekuasaan Turki Utsmani) dibuka di Venesia pada tahun 1645. Sejak saat itu, kopi semakin dikenal dan diterima secara luas di negara-negara Eropa.

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_coffee 


Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan Sumatera Utara  

22 January 2013

Sejarah Kopi

Kopi mulai dikenal manusia sekitar abad ketiga belas. Kisah Khaldi, penggembala kambing Ethiopia abad ke-9 yang menemukan kopi ketika sedang mencari kambingnya, tidak pernah ditulis sebelum tahun 1671 dan diragukan kebenarannya. Konon, kopi menyebar dari Ethiopia ke Mesir dan Yaman.

Bukti terpercaya pertama mengenai minum kopi atau pengetahuan mengenai pohon kopi diketahui pada pertengahan abad kelima belas, di kalangan kaum Sufi Yaman. Pada abad ke-16, kopi sudah mencapai negara-negara Timur Tengah lainnya, Persia, Turki, dan Afrika utara. Selanjutnya, kopi menyebar ke kawasan Balkan, Italia, negara-negara Eropa lainnya, Indonesia, dan Amerika.

Kata 'coffee' masuk ke dalam perbendaharaan kata bahasa Inggris pada tahun 1598 dari kata bahasa Belanda, 'koffie', yang berasal dari kata bahasa Turki, 'kahve', yang berasal dari kata bahasa Arab, 'qahwa', yang merupakan bentuk singkat dari 'qahwat al-bun' (anggur biji). Kata 'kopi' ini kemungkinan berasal dari nama Kerajaan Kaffa di Ethiopia, yang menjadi daerah asal tanaman kopi. Di Ethiopia, kopi disebut 'bunn' atau 'bunna'.

Sebagai negara bekas jajahan Belanda, kemungkinan besar kata bahasa Indonesia, 'kopi', berasal dari kata bahasa Belanda, 'koffie'. Namun demikian, di kalangan masyarakat suku Pasemah atau Besemah, yang tersebar di daerah Bengkulu Selatan, Lahat, Empat Lawang, Ogan Komering Ulu, dan kawasan gunung Dempo, kopi dinamakan 'kawe'.

Beradasarkan uraian di atas, kata 'kawe' ini mungkin berasal dari bahasa Arab, 'qahwa'. Dugaan ini sangat masuk akal karena agama Islam disebarkan ke berbagai penjuru Indonesia oleh para pedagang muslim Arab dan India.

Di kalangan masyarakat Pasemah atau Besemah ini, kata 'kawe' digunakan untuk menyebut tanaman kopi dan buah kopi utuh maupun yang sudah diolah jadi biji kopi. Karena itu, mereka mengatakan 'kebun kawe' untuk menyebut 'kebun kopi'. Untuk kopi yang sudah diolah jadi bubuk kopi atau dibuat minuman, mereka menggunakan kata 'kupi'.

Ada beberapa kisah legenda mengenai sejarah minum kopi. Salah satu kisah menceritakan seorang sufi Yaman Ghothul Akbar Nurdin Abu al-Hasan al-Shadhli. Ketika melakukan perjalanan ke Ethiopia, sufi ini melihat burung-burung yang sangat bugar. Setelah sufi ini mencoba buah yang dimakan burung-burung ini, dia merasakan kebugaran yang sama.  

Legenda lainnya menghubungkan penemuan kopi dengan murid Sheik Abu'l Hasan Shadhli, yaitu Umar. Menurut catatan kuno (yang ditulis dalam naskah Abdul Kadir), Umar, yang terkenal dengan kemampuannya mengobati orang sakit melalui do'a, pernah diasingkan dari Mukha ke sebuah gua di daerah gurun pasir dekat Usab.

Karena kelaparan, Umar memakan buah-buahan dari semak-semak di sekitar gua, tapi buah-buah tersebut terasa pahit. Dia mencoba menyangrai biji buah tersebut untuk mengurangi rasa pahitnya, tapi biji tersebut jadi keras.

Dia kemudian mencoba merebusnya agar biji tersebut lunak, sehingga dihasilkan cairan coklat yang harum. Setelah meminum cairan tersebut, Umar jadi bugar kembali dan mampu bertahan hidup selama beberapa hari. Setelah kisah 'obat ajaib' ini sampai di Mukha, Umar diminta kembali dan dijadikan orang suci.

Cerita legenda lainnya mengisahkan seorang penggembala kambing bernama Khaldi, yang memakan buah-buahan yang dimakan kambingnya setelah dia melihat efek penambahan kebugaran ketika kambing-kambingnya memakan buah-buahan berwarna merah dari semak-semak.

Karena penasaran, Khaldi membawa buah-buah tersebut dan menyerahkannya kepada seorang Pendeta di sebuah kuil Tapi pendeta ini melarang konsumsi buah ini dan membuangnya ke dalam api. Setelah buah ini terbakar tercium aroma harum, dan si pendeta menyelidiknya.

Biji-biji yang terbakar dan mengeluarkan aroma harum ini segera dikeluarkan dari api, digiling, dan dilarutkan di dalam air panas, sehingga dihasilkan minuman kopi pertama di dunia.

Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_coffee


Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan Sumatera Utara 

Perlu jasa penerjemah?