6.5.2.
Perkawinan Silang
Perkawinan silang bertujuan untuk:
- menggabungkan semua karakteristik yang diinginkan dari dua atau lebih galur dalam satu jenis progeni (keturunan), dan
- memanfaatkan keunggulan hasil perkawinan silang atau heterosis yang terjadi pada perkawinan silang. Heterosis atau keunggulan hasil perkawinan silang mengacu pada keunggulan kinerja individu hasil kawin silang di atas kinerja rata-rata kedua ternak induknya.
Perkawinan silang dapat memperbaiki
kinerja domba dan kambing dalam kondisi manajemen yang baik jika galur induknya
yang dilibatkan dalam perkawinan silang dipilih secara hati-hati.
6.5.2.1. Perlunya Perkawinan Silang
Peluang meningkatkan produktivitas
menggunakan galur ternak yang biasa hidup di daerah beriklim sedang sangat kecil
di Ethiopia karena galur ternak luar ini membutuhkan lingkungan produksi yang
lebih baik, jelas usaha yang mahal. Oleh karena itu, galur ternak lokal perlu
diperbaiki untuk meningkatkan potensi produksinya. Galur ternak luar yang
produktif atau hasil perkawinan silangnya dapat dipelihara di daerah tertentu
yang memungkinkan penyediaan masukan yang melimpah. Ini bisa ditujukan untuk
pasar tertentu yang menuntut hewan ternak yang tumbuh dengan cepat dan produk
yang lebih seragam.
Galur ternak lokal biasanya beradaptasi
dengan baik dengan keadaan lingkungan setempat - iklim, pakan, paparan
penyakit, dan sebagainya. Galur ternak ini jarang dianggap sempurna di semua
aspek dan produktivitasnya perlu ditingkatkan. Perbaikan pakan dan manajemen
biasanya akan meningkatkan produktivitas hewan ternak. Namun, mengubah genotipe
biasanya akan meningkatkan produktivitas secara drastis, dan memungkinkan
pemanfaatan pakan tambahan dan pengelolaan yang lebih baik secara lebih
efisien.
Cara paling cepat untuk melakukan perubahan
genetik adalah dengan memasukkan beberapa karakteristik galur ternak baru
dengan mengawinsilangkannya dengan galur ternak lokal. Cara yang paling lazim
adalah dengan menggunakan induk jantan dari galur ternak baru baik secara
langsung melalui perkawinan alami atau secara tidak langsung melalui air mani
yang digunakan dalam inseminasi buatan.
Harapan pertama dari persilangan dua
galur ternak adalah bahwa kinerja keturunan (progeni) mereka akan berada di
tengah di antara kinerja rerata dari kedua induknya. Harapan kedua dari
perkawinan silang adalah heterosis atau keunggulan hasil kawin silang.
Heterosis terjadi dengan derajat yang berbeda untuk sifat ternak yang berbeda
dan perkawinan silang galur ternak yang berbeda. Terjadinya heterosis berbanding
lurus dengan derajat heterozigositas (tingkat perbedaan gen pada suatu pasangan gen).
Contoh
|
|
Contoh 1
Kinerja hasil kawin silang: aksi gen
aditif
|
Contoh 2
Kinerja hasil kawin silang: efek
heterosis
|
· Pertumbuhan pasca
penyapihan:
· Galur A = 100 g/hari
· Galur B = 140 g/hari.
· Pertumbuhan pasca
penyapihan yang diharapkan:
· Hasil kawin silang = 120
g/hari.
|
· Pertumbuhan pasca
penyapihan:
· Galur A = 100 g/hari
· Galur B = 140 g/hari
· Hasil kawin silang = 132
g/hari
· Rerata galur:
· A + B = 120 g/hari
· Perbedaan (perkiraan
heterosis):
· = (132-120)
· = 12 g/hari
|
Heterosis terjadi jika hasil kawin
silang menunjukkan kinerja lebih baik daripada kedua induknya. Hal ini penting
jika peternak berencana mengawinkan dua galur ternak di mana masing-masing
galur bisa hidup dengan baik di lingkungan setempat (dua galur lokal yang
berbeda) dan hasil kawin silang yang diinginkan lebih unggul daripada kedua
galur induknya. Jika heterosis ini tidak terjadi, maka peternak lebih baik
mengganti salah satu galur ternak yang kurang baik dengan galur ternak yang
lebih baik. Perbaikan ini dapat dilakukan secara langsung atau dengan perbaikan
bertahap (grading-up).
Wujud heterosis selalu maksimal (100%)
pada persilangan pertama antara dua galur ternak (F1). Tingkat heterosis yang bervariasi
hilang pada generasi kawin silang berikutnya karena sebagian heterozigositas
pada pasangan gen hilang, yang disebut hilangnya rekombinasi.
Perkawinan Silang Timbal Balik
Untuk membandingkan secara akurat
kinerja hasil kawin silang dengan kinerja galur ternak murni, secara teoritis
perkawinan silang harus dilakukan dengan kedua cara yang mungkin:
betina galur A (misalnya, galur lokal)
dikawinkan dengan jantan galur B (misalnya, galur luar); atau
betina galur B dikawinkan dengan jantan galur A.
betina galur B dikawinkan dengan jantan galur A.
Kedua varian perkawinan silang ini
disebut perkawinan silang timbal balik. Meskipun ciri genetiknya sama, mereka
berbeda karena hasil perkawinan silang timbal balik memiliki lingkungan
maternal yang berbeda: satu dari induk betina galur lokal (galur A), yang
lainnya dari induk betina galur luar (galur B). Pengaruh maternal
(induk betina) ini bisa berperan penting bagi keturunannya pada saat kelahiran
dan, mungkin, sampai saat penyapihan. Setelah disapih, pentingnya pengaruh
induk betina biasanya berkurang tapi kadang tidak pernah lenyap sama sekali.
Pengaruh terhadap keturunan timbul
karena lingkungan maternal yang berbeda dapat menimbulkan keunggulan yang
berbeda pada janin dan ternak yang baru lahir pada awal kehidupannya. Satu
galur ternak mungkin memberikan pakan yang lebih baik bagi keturunan hasil
kawin silang sebelum kelahirannya dan mungkin kemampuan mengasuh anak yang
lebih baik setelah kelahirannya. Induk betina yang bisa beradaptasi dengan
lingkungan setempat mungkin memberikan pasokan antibodi yang lebih baik kepada
ternak yang baru lahir di dalam kolostrumnya daripada induk betina dari galur
yang baru diimpor atau galur luar.
Contoh
|
|
Berat
badan di masa penyapihan (WW) anak kambing dari persilangan timbal balik
kambing Afar dan Saanen (hipotetis)
|
|
Kambing Afar (jantan) X kambing
Saanen (betina)
Keturunan
hasil kawin silang F1 17 kg (WW)
|
Kambing Afar (betina) kambing X
Saanen (jantan)
Keturunan hasil kawin silang F1 14 kg(WW)
|
Keturunan kawin silang pertama
memiliki galur induk betina yang terkenal dengan produksi susunya. Oleh
karena itu, anaknya akan mendapat susu yang cukup dan menunjukkan tingkat
pertumbuhan yang lebih baik daripada anak yang lahir dari induk betina Afar
yang tingkat produksi susunya lebih rendah dibandingkan dengan kambing
Saanen.
|
Dengan perkawinan silang, selain
kuantitas produk yang berubah, kualitas juga akan terpengaruh. Kadang-kadang
perubahan kualitas bisa ke arah yang tidak diinginkan. Oleh karena itu,
informasi yang memadai mengenai aspek kualitas perlu dikumpulkan sebelum
memulai usaha perkawinan silang skala besar. Misalnya, kulit sebagian besar
domba dan kambing di Ethiopia sangat diminati oleh industri kulit.
Dengan
perkawinan silang, kualitas kulit mungkin menjadi tidak diinginkan bagi
industri kulit. Di sisi lain, kulit dari domba dataran rendah biasanya tidak
diinginkan dan perkawinan silang (terutama galur lokal × galur lokal) dapat
memperbaiki kualitas kulit ternak dari daerah ini. Ternak hasil kawin
silang juga bisa menghasilkan daging dengan rasa atau kadar lemak yang tidak
diinginkan (kekurangan atau kelebihan), dan ini juga perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan galur ternak peningkat kualitas untuk perkawinan silang.
Perkawinan
silang harus dipertimbangkan jika:
- sifat yang harus diperbaiki memiliki heritabilitas (tingkat pewarisan/penurunan) rendah;
- manajemen ternak lokal saat ini sudah baik, atau jika ada program penyuluhan yang efektif yang memperbaiki manajemen;
- lingkungan berpotensi memungkinkan perbaikan nyata dalam hal manajemen;
- hasil yang cepat sangat dibutuhkan; dan
- tidak ada perubahan kualitas produk dari ternak hasil kawin silang atau perubahan ini dapat diterima.
Perkawinan silang harus dipertimbangkan
hanya jika ternak hasil kawin silang akan hidup di lingkungan yang memungkinkan
mereka mewujudkan potensi perbaikan dan menghasilkan kinerja yang baik. Untuk
memperoleh manfaat nyata dari perkawinan silang, lingkungan setempat harus
memiliki potensi perbaikan.
Salah satu keuntungan utama dari
perkawinan silang, yang jarang dipertimbangkan, adalah pengaruhnya terhadap
program penyuluhan. Domba atau kambing hasil kawin silang adalah galur ternak
baru, mungkin terlihat berbeda, kinerjanya berbeda, dan dengan demikian segera
menimbulkan minat dan semangat peternak. Ini bisa sangat mendukung program
penyuluhan dan, dalam proses perbaikan galur ternak, dapat mendorong peternak
untuk menerapkan strategi manajemen yang lebih baik yang dipromosikan secara
bersamaan.
Dalam memilih galur ternak peningkat
kualitas untuk perkawinan silang, faktor berikut perlu dipertimbangkan:
Lingkungan:
Ternak hasil kawin silang harus memiliki kemampuan menghasilkan kinerja yang baik
dalam keadaan lingkungan di mana produksi akan berlangsung.
Karakteristik
produksi yang diinginkan: Ternak hasil kawin
silang harus menunjukkan jenis dan tingkat produksi yang ditetapkan sebagai
tujuan.
Karakteristik
adaptasi yang diinginkan: Ternak hasil kawin
silang harus menunjukkan adaptasi yang diinginkan dalam hal kemampuan bertahan,
bereproduksi, dan berproduksi.
Pengalaman
masa lalu: Akan sangat membantu jika tersedia
informasi mengenai kinerja ternak hasil kawin silang di daerah bersangkutan
atau daerah serupa lainnya di mana ternak hasil kawin silang akan digunakan.
Kemudahan
memperoleh galur ternak baru: Kesinambungan
program perkawinan silang biasanya tergantung pada tersedianya dua galur ternak
induk. Ini harus dipertimbangkan sebelum memulai program perkawinan
silang.
Biaya
memperoleh galur ternak baru: Membayar harga yang
mahal untuk memperoleh satu atau dua galur ternak yang dilibatkan dalam program
perkawinan silang dapat mempengaruhi tingkat keuntungan dan keberlanjutan
program perkawinan silang.
Diterjemahkan dari artikel berbahasa Inggris berjudul Genetic Improvement of Sheep and Goats (Perbaikan Ciri Genetik Domba dan Kambing).
Sumber: http://www.esgpip.org/handbook/Chapter6.html
Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Hukum Inggris-Indonesia
Juga Melayani Penerjemahan Bidang Keuangan,
Kedokteran, Kimia, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan 20122, Sumatera Utara
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.