Sepasang Kambing Kacang Bujang dan Dara

Google
 

30 October 2021

Pengantar Produksi Kerbau Perah: Karakteristik dan Perilaku Kerbau

Genetika Kerbau

Meskipun kerbau sungai adalah hewan ternak utama penghasil susu di beberapa negara, kerbau merupakan hewan ternak primitif dibandingkan dengan trah hewan ternak penghasil susu yang sudah maju di kalangan sapi seperti Holstein-Friesian dan Jersey.

Pembiakan selektif selama ratusan tahun telah menghasilkan sapi dengan sifat produksi dan reproduksi yang hampir dapat diperkirakan. Hal ini tidak terjadi pada trah kerbau karena sebagian besar kerbau dipelihara oleh petani marginal yang tidak memiliki lahan, dan ternak kerbau mereka berkembang biak secara alami (Chantalakhana dan Falvey, 1999). Namun, tidak ada alasan mengapa trah kerbau tidak dapat dikembangkan dengan cara yang sama seperti sapi.

Kerbau memiliki sejumlah kemiripan anatomi dan fisiologi dengan spesies hewan ternak lainnya dalam famili Bovidae. Sapi memiliki 60 kromosom diploid, kerbau sungai 50, dan kerbau rawa 48. 

Sementara kedua trah kerbau dapat dikawinkan dan menghasilkan keturunan yang fertil dengan 49 kromosom diploid, kerbau tidak dapat dikawinkan dengan sapi dan spesies ternak lainnya dalam famili Bovidae ini (Mahadevan, 1992).

Tampilan Kerbau

Kerbau rawa berwarna abu-abu, berleher merunduk, dan mirip dengan banteng. Kerbau memiliki tanduk besar mengarah ke belakang (BSTID, 1981). Tidak ada perbedaan yang jelas di antara berbagai trah kerbau rawa, kecuali ukuran tubuhnya (Subasinghe dkk., 1998). 

Kerbau sungai biasanya berwarna hitam atau kelabu tua, dengan tanduk lurus yang melingkar rapat atau terkulai (BSTID, 1981). Kerbau sungai umumnya memiliki ukuran tubuh yang besar.

Terdapat perbedaan yang lebih besar di antara beragam trah kerbau sungai daripada di antara berbagai trah kerbau rawa (Subasinghe dkk., 1998). Berat badan kerbau betina trah Murrah berkisar antara 430 sampai 500 kg menurut Ganguli (1981).

Nutrisi dan Siklus Hidup Kerbau

Kerbau adalah hewan ternak pemakan rumput (Pathak, 1992), dan kerbau memakan lebih banyak jenis tumbuhan daripada sapi (BSTID, 1981). 

Kerbau memanfaatkan pakan berserat berkualitas rendah lebih efisien daripada sapi. Kerbau memiliki pergerakan rumen lebih lambat, laju aliran keluar dari rumen yang lebih kecil, dan populasi bakteri yang lebih tinggi di dalam cairan rumen.

Hal ini menyebabkan paparan pakan lebih lama sehingga pencernaannya lebih sempurna. Rumen kerbau juga menghasilkan asam lemak volatil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumen sapi. 

Ini mungkin salah satu faktor yang menyebabkan kandungan lemak yang lebih tinggi dalam susu kerbau (Ganguli, 1981).

Kerbau memiliki umur produktif yang sangat panjang. Seekor kerbau betina sehat yang normal dapat mencapai sembilan sampai sepuluh masa laktasi (Ganguli, 1981).

Toleransi Panas Kerbau

Kerbau kurang toleran terhadap panas dan dingin yang ekstrem dibandingkan berbagai trah sapi. Suhu tubuh kerbau lebih rendah daripada suhu tubuh sapi meskipun kulit hitam kerbau menyerap banyak panas dan kerapatan kelenjar keringat kulit kerbau hanya seperenam kerapatan kelenjar keringat kulit sapi.

Karena itu, kerbau suka berkubang di air ketika suhu dan kelembaban tinggi (BSTID, 1981). Pengaturan suhu tubuh dengan cara berkubang ini mempengaruhi asupan pakan, reproduksi, dan produksi susu.

Temperamen Hewan Ternak Perah

Studi perbandingan temperamen dilakukan pada kerbau Murrah, sapi hasil kawin silang, dan sapi Red Sindhi (trah sapi India). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase hewan jinak di kalangan kerbau lebih tinggi (Nayak dan Mishra, 1984).

Hampir 50% dari kelompok kerbau Murrah ini merupakan hewan ternak yang jinak. Hanya sekitar 7% dari kelompok kerbau Murrah ini yang agresif. Kerbau yang lainnya digolongkan sebagai hewan yang pencemas atau penakut. Namun, dalam penelitian lain oleh Roy dan Nagpaul (1984), kerbau Murrah dibandingkan dengan sapi perah Karan Swiss dan Karan Fries (dua trah sapi kawin silang India).

Penelitian tersebut menemukan bahwa kerbau memiliki skor temperamen yang lebih tinggi (temperamen lebih agresif) daripada sapi perah. Skor temperamen untuk ketiga kelompok hewan ternak tersebut menurun seiring meningkatnya persamaan antara laktasi ketiga dan kelima (Roy dan Nagpaul, 1984).

Temperamen kerbau yang berbeda mempengaruhi asupan konsentrat, perilaku saat diperah, dan produksi susu (Nayak dan Mishra, 1984). Kerbau yang jinak lebih disukai daripada hewan yang penakut dan agresif karena kerbau yang jinak lebih mudah untuk diperah, ditangani, dan diatur. 

Kerbau yang jinak juga menghasilkan lebih banyak susu dengan kualitas yang relatif lebih baik daripada kerbau yang agresif (Nayak dan Mishra, 1984; Gupta dkk., 1985).

Dalam perbandingan antara kerbau Murrah yang jinak, pencemas, penakut, dan yang agresif, penelitian menemukan bahwa kerbau yang jinak memiliki tingkat asupan konsentrat yang lebih tinggi, waktu mulai keluarnya susu yang lebih singkat, waktu pemerahan yang sedikit lebih lama, hasil susu harian yang lebih tinggi, kecepatan aliran susu yang lebih tinggi, dan persentase lemak susu yang lebih tinggi daripada kelompok kerbau lainnya (Nayak dan Mishra, 1984).

Perilaku Pemeliharaan Kerbau

Dalam penelitian oleh Thind and Gill (1986), ditemukan bahwa kerbau makan paling banyak setelah diperah pada pagi dan sore hari, dan kerbau juga makan dalam jumlah sedang sekitar tengah hari dan tengah malam.

Perilaku ruminasi atau memamah biak paling aktif setelah setiap puncak perilaku makan. Beberapa variasi di antara masa musiman juga terlihat. Kerbau minum air tiga kali selama masa 24 jam di musim dingin dan empat kali selama masa 24 jam selama musim panas.

Dalam sebuah penelitian oleh Schultz dkk. (1977), rata-rata 27% waktu dihabiskan untuk makan, 39% untuk memamah biak, dan 34% untuk istirahat (sambil berbaring atau berdiri). Sebuah penelitian serupa pada kerbau yang merumput menemukan 37 sampai 54% dari waktu kerbau digunakan untuk makan, 28% untuk memamah biak, dan waktu yang tersisa untuk istirahat, berjalan dan berkubang (Bud dkk., 1985).

Penelitian perilaku lainnya mengenai kerbau Murrah dengan sistem kandang longgar dilakukan oleh Odyuo dkk. (1994). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerbau menghabiskan lebih banyak waktu secara signifikan untuk makan, bersantai (perilaku selain makan, ruminasi atau memamah biak, dan tidur) dan berjalan di siang hari, dan secara signifikan lebih banyak waktu untuk memamah biak dan tidur di malam hari.

Puncak perilaku makan kerbau pada kerbau yang sedang menyusui terlihat sekitar pukul 04:00, 09:00, 13:00, 15:00, dan 19:00. Perilaku ruminasi atau memamah biak paling sedikit pada waktu sekitar tengah hari dan paling banyak pada pagi dan sore hari. Puncak tertinggi perilaku tidur terlihat sekitar pukul 03:00 dan 23.00. Waktu bersantai mencapai puncaknya sekitar tengah hari.

Perilaku Kerbau dalam Peternakan Mekanis

Memadukan berbagai aspek peternakan kerbau perah secara bersama-sama, seperti perbaikan kandang, nutrisi, pembiakan, dan pemerahan, terbukti menghasilkan peningkatan yang luar biasa dalam produktivitas kerbau (Sastry dan Tripathi, 1988). Kesejahteraan kerbau yang lebih baik akan terlihat dalam kegiatan perilaku normal dan produksi susu.

Pada sapi perah telah diketahui bahwa membatasi pemberian pakan normal menyebabkan kelainan perilaku seperti lidah bergulung (Redbo dkk.1996). 

Ritme berbagai kegiatan kerbau seperti makan, berbaring, berdiri, dan memamah biak tidak terganggu oleh mekanisasi berbagai kegiatan peternakan seperti pemberian pakan konsentrat, penanganan pupuk kandang, pemberian air, dan pemerahan (Thomas dkk., 2005). 

Namun, menggunakan pancuran untuk mendinginkan kerbau sebelum memerah susu dan ketika hari sangat panas terbukti meningkatkan perilaku makan di siang hari (ibid).

Hipyan Nopri, S.Pd., C.S.H. (Calon Sarjana Hukum)

Penerjemah Dokumen Peternakan Inggris-Indonesia

Padang Panjang, Sumatera Barat.

Referensi

Thomas, C. Santosh. 2008. Efficient Dairy Buffalo Production. Tumba: DeLaval International AB.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Perlu jasa penerjemah?