Sepasang Kambing Kacang Bujang dan Dara

Google
 

04 June 2022

Pengantar Produksi Kerbau Perah: Keterbatasan Produksi Susu Kerbau

Terbatasnya penerapan program yang sistematis untuk perbaikan trah kerbau melalui pemuliaan selektif di tingkat desa telah menjadi hambatan utama dalam pengembangan produksi kerbau. Secara umum, kerbau perah dianggap efisien jika usia saat pertama kali beranak sekitar 24 sampai 30 bulan. Interval beranak harus sekitar 12 sampai 13 bulan, dengan lama laktasi sekitar 300 hari, masa kering 60 sampai 90 hari, dan produksi susu antara 6000 sampai 7000 kg per laktasi. 

Sebagai contoh, di Swedia, rata-rata susu yang dihasilkan per kerbau perah yang tercatat adalah 8.794 kg, dengan 4,1% lemak dan 3,4% protein atau 8.939 kg ECM (energy corrected milk, susu dengan penyesuaian energi, Sjaunja dkk., 1990). Usia saat beranak pertama di antara kawanan kerbau dilaporkan sekitar 29 bulan dengan interval beranak sekitar 13,2 bulan (Asosiasi Susu Swedia, 2003).

Orang bisa berpendapat bahwa kerbau memiliki karakteristik produksi dan reproduksi spesifik-spesiesnya sendiri. Pada umumnya, kerbau biasanya berumur sekitar 40 sampai 60 bulan pada saat pertama kali beranak (Ganguli, 1981). Namun, ada indikasi bahwa karakteristik produksi dapat diperbaiki. Sebagai contoh, trah kerbau Mediterania dan kerbau rawa beranak lebih cepat daripada kerbau di anak benua India (Rao dan Nagarcenkar, 1977).

Interval beranak rata-rata kerbau India dan Pakistan berkisar antara 15 hingga 18 bulan. Periode kering dilaporkan 90 hingga 150 hari untuk trah kerbau Nili-Ravi Pakistan sementara untuk kerbau Murrah berkisar antara 60 hingga 200 hari (Wahid, 1973). Lama laktasi rata-rata berkisar antara 252 sampai 270 hari. Akibat dari faktor-faktor tersebut, maka umur produktif seekor kerbau hanya 39% dari total umurnya, dibandingkan dengan 52% pada trah kerbau perah yang dikembangkan (Ganguli, 1981; Sastry, 1983).

Di sebagian besar negara penghasil susu kerbau di Asia, hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat variasi musiman yang besar dalam perkembangbiakan dan beranak pada kerbau (Ganguli, 1981). Di India dan Pakistan, 80% kerbau beranak selama bulan Juni dan Desember, sehingga menyebabkan penurunan produksi susu dari bulan Maret hingga Juni. 

Produksi mulai meningkat pada bulan Juni, dan mencapai puncaknya sekitar bulan September – Oktober sebelum menurun lagi. Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa penurunan produksi susu di awal musim panas mungkin disebabkan oleh stres panas dan kekurangan hijauan. Badan yang gelap, kerapatan kelenjar keringat yang lebih rendah, dan kulit yang tebal menyulitkan kerbau untuk berkembang biak dalam kondisi yang sangat panas dan kering.

Kerbau telah mengembangkan mekanisme bertahan hidup untuk mencari air tempat berendam dalam keadaan seperti ini, tetapi panas atau dingin yang ekstrem secara signifikan mempengaruhi produksi susu dan efisiensi reproduksi kerbau (Sastry, 1983). Selain pengaruh iklim, pakan dan manajemen yang buruk juga mempengaruhi perkembangbiakan dan produksi kerbau.

Hipyan Nopri, S.Pd., C.S.H.

Penerjemah Inggris-Indonesia

Padang Panjang, Sumatera Barat.

Rujukan:

Thomas, C. Santosh. 2008. Efficient Dairy Buffalo Production. Tumba: DeLaval International AB.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Perlu jasa penerjemah?