
Sumber,
tanggal, dan isi permintaanPermintaan dari Malta, 10 Februari 2012 untuk penilaian risiko terhadap
manusia, langkah pencegahan yang harus dilakukan untuk orang yang mengunjungi
Libya, risiko terkait konsumsi makanan di Libya dan langkah pencegahan yang
harus dilakukan ketika tiba di Malta (termasuk langkah di bea cukai).
Kesimpulan dan
rekomendasi utama
Risiko
penyakit Mulut dan Kuku menular ke manusia yang mengunjungi daerah yang terkena
dampak sangat kecil jika konsumsi susu dan produk susu yang tidak
dipasteurisasi atau daging yang tidak diolah dari hewan yang terinfeksi dan
kontak langsung dengan hewan tersebut dihindari.
Persyaratan khusus Uni Eropa
menetapkan tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko penyakit hewan, seperti
yang didefinisikan dalam Peraturan Komisi (EC, The European Community,
Masyarakat Eropa) No. 206/2009 tanggal 5 Maret 2009 tentang pemasukan kiriman
pribadi produk yang berasal dari hewan ke kawasan Masyarakat Eropa, yang
mengubah Peraturan (EC) No. 136/2004.
Pakar
yang diminta pendapatnya
Pakar ECDC (The European Centre for Disease Prevention and Control,
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa).
Informasi
latar belakang penyakit
Penyakit
Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh Aftovirus RNA,
yang termasuk dalam famili Picornaviridae. PMK adalah yang paling menular dari
semua penyakit menular pada hewan, yang paling parah menginfeksi sapi dan babi.
Penyakit ini juga memengaruhi domba, kambing, rusa dan ruminansia berkuku belah
lainnya. Hewan yang terinfeksi mengalami demam dan luka seperti lepuh di mulut,
di puting susu, dan di sela kuku. Penularan terjadi melalui kontak langsung
antara hewan yang terinfeksi dan hewan yang rentan (cairan dari lepuh, darah,
air liur, susu atau kotoran); benda-benda yang tercemar - termasuk permukaan
truk, tangga bongkar muat, alas kaki, pakaian, atau peralatan lainnya - dan
pakan yang mengandung produk yang berasal dari hewan yang terinfeksi. Penularan
melalui udara juga telah dilaporkan. Virus ini dapat bertahan hidup dalam
pasteurisasi biasa, karena inaktivasi virus mengharuskan produk hewan
dipanaskan hingga suhu minimum 70°C selama setidaknya 30 menit. Virus ini dapat
bertahan hidup dalam pengeringan dan dapat bertahan selama berhari-hari atau
berminggu-minggu dalam bahan organik dalam keadaan lembab dan sejuk.
Penyakit ini
mengakibatkan penurunan produktivitas ternak dan pembatasan perdagangan
internasional hewan hidup dan produk hewan [1]. PMK adalah penyakit yang
tercantum dalam Kitab Hukum Kesehatan Hewan Darat Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
(OIE) 2011 [2]. Menurut data statistik OIE, penyakit ini saat ini terdapat pada
hewan di banyak wilayah di dunia: Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Negara dan
kawasan berikut ini dianggap bebas PMK: Uni Eropa*, Kanada, Amerika Serikat, Amerika Utara
dan Tengah, Australia, Selandia Baru, dan Chili.
Penyakit
pada manusia
PMK pada
dasarnya adalah penyakit hewan dan tidak terkait dengan penyakit pada manusia
yang disebabkan oleh virus Coxsackie dan dikenal sebagai penyakit Tangan, Kaki
dan Mulut.
Penyakit
Kaki dan Mulut pada manusia dianggap sangat jarang [3]. Selama wabah besar PMK
yang menyerang hewan di Inggris pada tahun 2001, tidak ada kasus pada manusia
yang dilaporkan, meskipun ada peningkatan pengawasan untuk kasus pada manusia
[4]. Penyakit pada manusia telah dilaporkan terutama sehubungan dengan konsumsi
susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi, atau daging yang tidak diolah dari
hewan yang terinfeksi atau sebagai akibat dari kontak langsung dengan hewan
yang terinfeksi (misalnya petani dan dokter hewan) [5]. Tidak ada penularan
antar-individu pada manusia yang telah dilaporkan.
Masa
inkubasi pada manusia dua sampai enam hari. Gejalanya sebagian besar ringan dan
sembuh sendiri, yang meliputi lepuh kesemutan di tangan, kaki, dan mulut, sakit
tenggorokan, serta demam. Pemulihan biasanya terjadi dalam seminggu
setelah lepuh terakhir terbentuk.
Informasi latar belakang kejadian
Dalam dua bulan terakhir, tiga belas wabah PMK telah
dilaporkan ke Pusat Nasional Kesehatan dan Pemuliaan Hewan OIE di Tripoli,
Libya. Wabah pertama terjadi pada 18 Desember 2011 dan dikonfirmasi pada 31
Januari 2012. Wabah PMK tersebut menyerang sapi, domba, dan kambing di 13 wilayah
geografis di Libya utara.
Sejauh ini tercatat 170 kasus pada sapi dan 3.500 pada
domba. Wabah, yang disebabkan oleh virus serotipe O dan A, telah menyebabkan 51
kematian pada sapi dan sekitar 1.000 pada domba. Cara penularan utamanya diduga
penyebaran virus melalui udara. Tindakan karantina hewan, vaksinasi, dan
pengendalian pergerakan telah diterapkan.
* Catatan: Bulgaria melaporkan wabah terakhir
mereka antara Januari dan April 2011 dan oleh karena itu, menurut rekomendasi
OIE yang ditetapkan, status bebas PMK negara ini masih ditangguhkan hingga saat
ini.
Penilaian ancaman ECDC bagi Uni Eropa
Risiko
penularan ke manusia saat mengunjungi Libya
Dari
bukti yang tersedia, risiko penularan penyakit PMK ke manusia dianggap sangat
kecil dan terutama terkait dengan konsumsi susu dan produk susu yang tidak
dipasteurisasi, atau produk daging yang tidak diolah dari hewan yang terinfeksi
dan kontak langsung dengan hewan tersebut. Sebagai tindakan pencegahan umum,
masyarakat disarankan agar tidak mengunjungi peternakan di daerah yang terkena
PMK dan tidak mengonsumsi susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi, atau
produk daging yang tidak diolah dari hewan yang terinfeksi Penyakit Mulut dan
Kuku (PMK).
Tindakan
pencegahan setelah kembali/migrasi dari wilayah atau daerah yang terjangkit
PMK, termasuk langkah yang harus dilakukan di bea cukai
Persyaratan
khusus UE menetapkan langkah pencegahan untuk mengurangi risiko penyakit hewan,
sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan Komisi (EC) No 206/2009 tanggal 5
Maret 2009 tentang pemasukan kiriman pribadi produk yang berasal dari hewan ke
kawasan Masyarakat Eropa dan mengubah Peraturan (EC) No 136/2004 [6].
Kesimpulan
Risiko penularan Penyakit Mulut dan Kuku ke manusia
sangat terbatas pada orang yang pernah berkunjung ke negara-negara yang terkena
PMK, seperti Libya, jika konsumsi susu dan produk susu yang tidak
dipasteurisasi atau produk daging yang tidak diolah dari hewan yang terinfeksi
serta kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi PMK dihindari.
Peraturan Uni Eropa harus ditegakkan untuk mengurangi
risiko penularan penyakit pada hewan.
Kontak
support@ecdc.europa.eu
Referensi
Departemen Lingkungan Pangan dan Urusan Pedesaan
(DEFRA), Analisis Biaya-Manfaat Strategi Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku,
Diakses 20 Februari 2012, Tersedia dari: http://archive.defra.gov.uk/foodfarm/farmanimal/diseases/atoz/fmd/documents/economic- costs_report.pdf
Lembaga Keamanan Pangan Eropa (EFSA), Penilaian Risiko
Penyakit Mulut dan Kuku, Jurnal EFSA. 2006; 313: 1-34. Tersedia dari: http://www.efsa.europa.eu/en/efsajournal/doc/313.pdfhttp://www.oie.int/en/international-standard- setting/terrestrial-code/access-online/
Capella GL, Penyakit kaki dan mulut pada manusia.
Lancet 2001:358;1374 Tersedia di URL: http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(01)06444-3/fulltext
Prempeh H, Smith R, Müller B. Penyakit mulut dan kuku:
dampaknya bagi manusia. Dampak kesehatannya kecil, dampak ekonominya sangat
besar. BMJ. 2001 Mar 10;322(7286):565-6.
Badan Perlindungan Kesehatan (HPA), Penyakit Mulut dan
Kuku: Informasi umum. Diakses pada 20 Februari 2012. Tersedia dari: http://www.hpa.org.uk/Topics/InfectiousDiseases/InfectionsAZ/FootAndMouthDisease/GeneralInformation
Peraturan Komisi (EC) No 206/2009
tanggal 5 Maret 2009 tentang pemasukan kiriman pribadi produk yang berasal dari
hewan ke kawasan Masyarakat Eropa dan mengubah Peraturan (EC) No 136/2004.
Diakses pada 20 Februari 2012.
Tersedia dari:
http://eur-lex.europa.eu/LexUriServ/LexUriServ.do?uri=OJ:L:2009:077:0001:0019:EN:PDF
Artikel Diterjemahkan dari Bahasa Inggris
Oleh Hipyan Nopri, S.P.d., C.S.H.
Penerjemah Inggris-Indonesia