Perubahan dalam pembiakan, pemberian pakan, dan manajemen dapat menghasilkan perbaikan penting dalam kinerja produksi dan reproduksi kerbau (Sastry, 1983). Target yang jelas namun terabaikan adalah mencari tahu mengapa kelahiran anak pertama terjadi pada usia yang begitu tua.
Perhatian yang cermat
sejak lahir hingga saat kerbau dara mencapai ukuran tubuh yang layak kawin
dapat menurunkan usia beranak pertama selama enam hingga sembilan bulan (Sastry
dan Tripathi, 1988). Sudah terbukti bahwa pemberian pakan yang seimbang dapat
membuat kerbau dara mulai mengalami siklus birahi ketika kerbau mencapai berat
badan 330 kg. Ada juga kasus di mana kerbau betina melahirkan pada umur 20
sampai 24 bulan (Ganguli, 1981).
Interval beranak pada
kerbau dipengaruhi oleh masa birahi yang tidak teratur dan birahi senyap serta
beberapa laporan ketidakteraturan hormon reproduksi dan musim. Ada penelitian
yang melaporkan adanya kawin musiman pada kerbau karena berkurangnya kegiatan
seksual pada masa antara bulan Maret dan Juni (Ganguli, 1981).
Meskipun kerbau
dianggap sebagai ternak kawin musiman, tetapi juga ada laporan penelitian bahwa
kerbau dapat kawin sepanjang tahun jika manajemen reproduksinya baik (Rao dan
Nagarcenkar, 1977; Sastry dan Tripathi, 1988).
Dengan demikian, faktor
manajemen yang penting untuk dipertimbangkan dalam meningkatkan produksi susu
adalah mengelola status gizi pedet, kebersihan sebelum dan sesudah melahirkan,
manajemen pemerahan yang baik, pemberian pakan yang seimbang, deteksi birahi
dan inseminasi buatan, mengelola stres panas dan memperbaiki kandang (Ganguli,
1981; Sastry, 1983).
Pada artikel
selanjutnya, beberapa aspek praktis yang berkaitan dengan peningkatan produksi
kerbau perah akan dibahas secara lebih terperinci.
Hipyan Nopri, S.Pd., C.S.H.
Penerjemah Pertanian dan Peternakan
Padang Panjang, Sumatera Barat
Referensi:
Thomas, C. Santosh. 2008. Efficient Dairy Buffalo Production. Tumba: DeLaval International AB.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.