29 December 2012
25 June 2012
24 June 2012
14 May 2012
2 Klasifikasi Domba
Secara umum, domba dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan: domba wol (wool sheep) dan domba bulu (hair sheep). Domba wol adalah domba yang rambutnya berupa wol dan perlu dicukur secara berkala; domba bulu merupakan domba yang rambutnya berupa bulu dan tidak perlu dicukur.
Domba wol terbagi menjadi tiga kategori: domba wol halus, domba wol sedang, dan domba wol kasar. Domba wol halus menghasilkan serat wol yang diameternya sangat kecil, biasanya 20 mikron atau kurang. Wol yang dihasilkan domba ini umumnya dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pakaian.
Trah domba wol halus mencapai lebih dari 50 persen populasi domba dunia. Domba wol halus terdapat di seluruh Australia, Afrika Selatan, Amerika Selatan, dan Amerika Serikat bagian barat. Domba wol halus umumnya merupakan trah domba Merino atau peranakannya.
Domba Rambouillet, yang merupakan trah domba keturunan domba Merino, merupakan trah domba yang paling banyak terdapat di Amerika Serikat, terutama di kawasan barat, yang merupakan kawasan peternakan domba di Amerika Serikat. Domba wol halus sangat mampu beradaptasi dengan lingkungan gersang dan semi-gersang. Domba ini berumur panjang dan naluri berkelompoknya sangat kuat.
Trah domba pedaging menghasilkan wol sedang, yaitu wol berdiameter 20 hingga 30 mikron. Wol kualitas sedang yang dihasilkan domba jenis ini sering digunakan untuk membuat selimut. Namun demikian, peternak biasanya memelihara domba ini untuk menghasilkan daging.
Domba wol sedang berjumlah sekitar 15 persen dari populasi domba dunia. Trah domba wol sedang yang paling terkenal di Amerika Serikat adalah domba Suffolk, domba Dorset, dan domba Hampshire.
Domba wol kasar atau disebut juga domba wol karpet adalah domba yang menghasilkan wol paling kasar dan berkualitas paling rendah, yaitu wol berdiameter di atas 30 mikron. Wol yang dihasilkan domba ini biasanya digunakan untuk pembuatan karpet.
Trah domba wol kasar biasanya berambut lapis ganda. Lapisan rambut luar yang panjang dan kasar berfungsi melindungi domba dari cuaca sekitar. Trah domba ini mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ekstrem. Trah domba wol kasar yang terdapat di Amerika Serikat adalah domba Islandia, domba Karakul, domba Navajo Churro, dan domba Scottish Blackface.
Trah domba khas Indonesia umumnya merupakan trah domba yang termasuk kategori domba wol kasar. Trah domba lokal Indonesia meliputi Domba Ekor Tipis, Domba Ekor Gemuk, dan Domba Garut atau Domba Priangan.
Sebagian trah domba tidak berambut wol dan sebaliknya berambut bulu sebagaimana nenek moyangnya, yaitu domba liar. Sebagian domba bulu memiliki lapisan rambut berupa bulu murni, sedang sebagian trah domba bulu lainnya memiliki lapisan rambut yang merupakan perpaduan rambut bulu dan rambut wol yang luruh secara alami. Trah domba bulu banyak terdapat di Afrika, kawasan Karibia, Amerika Serikat, dan Kanada.
Domba Afrikana, domba Barbado atau disebut juga domba Perut Hitam Amerika (American Blackbelly), domba Persia Kepala Hitam (Blackhead Pesian), domba Somali Brazil (Barzilian Somali), domba Damara, domba Dorper, domba Katahdin, domba Masai, domba Morada Nova, domba Pelibuey, domba Rabo Largo, domba Sahel, domba Santa Ines, domba Somali, domba St. Croix (Virgin Island White, Domba Putih Virgin Island), domba Touabire, domba Uda, Domba Kerdil Afrika Barat (West African Dwarf), dan Domba Tanduk Wiltshire (Wiltshire Horn), termasuk golongan domba bulu (hair sheep).
Populasi domba bulu sekitar 10 persen dari populasi domba dunia dan merupakan trah domba yang populasinya bertambah paling cepat di sektor peternakan domba di Amerika Serikat. Para peternak di Australia, Eropa, dan Inggris juga mulai tertarik memelihara domba bulu.
Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Sumber:
http://www.sheep101.info/sheeptypes.html
Domba wol terbagi menjadi tiga kategori: domba wol halus, domba wol sedang, dan domba wol kasar. Domba wol halus menghasilkan serat wol yang diameternya sangat kecil, biasanya 20 mikron atau kurang. Wol yang dihasilkan domba ini umumnya dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pakaian.
Trah domba wol halus mencapai lebih dari 50 persen populasi domba dunia. Domba wol halus terdapat di seluruh Australia, Afrika Selatan, Amerika Selatan, dan Amerika Serikat bagian barat. Domba wol halus umumnya merupakan trah domba Merino atau peranakannya.
Domba Rambouillet, yang merupakan trah domba keturunan domba Merino, merupakan trah domba yang paling banyak terdapat di Amerika Serikat, terutama di kawasan barat, yang merupakan kawasan peternakan domba di Amerika Serikat. Domba wol halus sangat mampu beradaptasi dengan lingkungan gersang dan semi-gersang. Domba ini berumur panjang dan naluri berkelompoknya sangat kuat.
Trah domba pedaging menghasilkan wol sedang, yaitu wol berdiameter 20 hingga 30 mikron. Wol kualitas sedang yang dihasilkan domba jenis ini sering digunakan untuk membuat selimut. Namun demikian, peternak biasanya memelihara domba ini untuk menghasilkan daging.
Domba wol sedang berjumlah sekitar 15 persen dari populasi domba dunia. Trah domba wol sedang yang paling terkenal di Amerika Serikat adalah domba Suffolk, domba Dorset, dan domba Hampshire.
Domba wol kasar atau disebut juga domba wol karpet adalah domba yang menghasilkan wol paling kasar dan berkualitas paling rendah, yaitu wol berdiameter di atas 30 mikron. Wol yang dihasilkan domba ini biasanya digunakan untuk pembuatan karpet.
Trah domba wol kasar biasanya berambut lapis ganda. Lapisan rambut luar yang panjang dan kasar berfungsi melindungi domba dari cuaca sekitar. Trah domba ini mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ekstrem. Trah domba wol kasar yang terdapat di Amerika Serikat adalah domba Islandia, domba Karakul, domba Navajo Churro, dan domba Scottish Blackface.
Trah domba khas Indonesia umumnya merupakan trah domba yang termasuk kategori domba wol kasar. Trah domba lokal Indonesia meliputi Domba Ekor Tipis, Domba Ekor Gemuk, dan Domba Garut atau Domba Priangan.
Sebagian trah domba tidak berambut wol dan sebaliknya berambut bulu sebagaimana nenek moyangnya, yaitu domba liar. Sebagian domba bulu memiliki lapisan rambut berupa bulu murni, sedang sebagian trah domba bulu lainnya memiliki lapisan rambut yang merupakan perpaduan rambut bulu dan rambut wol yang luruh secara alami. Trah domba bulu banyak terdapat di Afrika, kawasan Karibia, Amerika Serikat, dan Kanada.
Domba Afrikana, domba Barbado atau disebut juga domba Perut Hitam Amerika (American Blackbelly), domba Persia Kepala Hitam (Blackhead Pesian), domba Somali Brazil (Barzilian Somali), domba Damara, domba Dorper, domba Katahdin, domba Masai, domba Morada Nova, domba Pelibuey, domba Rabo Largo, domba Sahel, domba Santa Ines, domba Somali, domba St. Croix (Virgin Island White, Domba Putih Virgin Island), domba Touabire, domba Uda, Domba Kerdil Afrika Barat (West African Dwarf), dan Domba Tanduk Wiltshire (Wiltshire Horn), termasuk golongan domba bulu (hair sheep).
Populasi domba bulu sekitar 10 persen dari populasi domba dunia dan merupakan trah domba yang populasinya bertambah paling cepat di sektor peternakan domba di Amerika Serikat. Para peternak di Australia, Eropa, dan Inggris juga mulai tertarik memelihara domba bulu.
Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Sumber:
http://www.sheep101.info/sheeptypes.html
13 May 2012
Domba Komposit Sumatera
Sayangnya, trah domba asli Indonesia semuanya merupakan domba wol kasar. Karena itu, mengingat biaya yang sangat mahal jika mendatangkan domba bulu langsung dari luar negeri, cara terbaik untuk mengurangi kadar wol pada domba lokal adalah dengan melakukan perkawinan silang antara domba bulu dengan domba lokal. Salah satu usaha ini dilakukan oleh Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) di Sungai Putih, kecamatan Galang, kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Usaha lembaga penelitian ini telah menghasilkan trah domba unggul yang dinamakan Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih.
Domba Komposit Sumatera atau disebut juga Domba Sungai Putih merupakan domba hasil perkawinan silang antara Domba Ekor Tipis lokal Sungai Putih, kecamatan Galang, kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara, dengan domba bulu (hair sheep) yang berasal dari luar negeri, yaitu domba St. Croix dan domba Barbados Blackbelly (domba Barbados Perut Hitam). Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih yang dihasilkan dari perkawinan silang ini memperlihatkan pola warna yang beragam: putih, coklat, belang, dan ada juga yang pola warnanya mirip pola warna domba Barbados Perut Hitam.
Komposisi darah Domba Sungai Putih atau Domba Komposit Sumatera adalah 50% Domba Ekor Tipis Sungai Putih, 25% domba St. Croix, dan 25% domba Barbados Perut Hitam.
Keunggulan Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih adalah kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan tropis dan lembab di Indonesia. Selain itu, Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih juga mampu terus bereproduksi sepanjang tahun. Domba Sungai Putih juga memperlihatkan laju pertumbuhan yang cukup baik, yaitu lebih 100 gram per hari. Domba Sungai Putih juga menunjukkan jumlah anak sekelahiran (litter size) yang sama dengan Domba Ekor Tipis. Dengan kata lain, Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih merupakan domba prolifik.
Bobot lahir dan bobot sapih rata-rata Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih ini 2,44 dan 12,94 kg. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Domba Ekor Tipis lokal Sungai Putih, yaitu 1,79 dan 8,69 kg. Domba Sungai Putih betina umur enam dan sembilan bulan berbobot 19,76 dan 25,14 kg. Ini juga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bobot badan Domba Ekor Tipis lokal, yang hanya 14,95 dan 17,50 kg.
Domba Sungai Putih betina umur enam bulan berbobot 17 kg, sedangkan Domba Sungai Putih jantan berbobot 23 kg. Pada umur setahun, Domba Sungai Putih betina mencapai bobot badan 22 kilogram, dan Domba Sungai Putih jantan mampu mencapai bobot hidup 35 kg. Domba Sungai Putih jantan berumur di atas satu tahun mampu mencapai berat badan 48 kg atau lebih. Bobot Domba Sungai Putih jantan ini jelas sudah memenuhi syarat bobot hidup domba yang akan diekspor ke luar negeri.
Selain bobot badannya yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Domba Ekor Tipis lokal, Domba Komposit Sumatera tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan Domba Ekor Tipis lokal dalam hal jumlah anak sekelahiran, jarak beranak dan usia kawin pertama.
Rata-rata jumlah anak sekelahiran pada Domba Komposit Sumatera adalah 1,50, jarak beranak 230 hari, dan usia perkawinan pertama 317 hari. Pada umur tiga bulan, skor ketebalan wol pada Domba Komposit Sumatera lebih rendah (7,92) daripada Domba Ekor Tipis lokal (8,45).
Secara keseluruhan, Domba Komposit Sumatera memperlihatkan kinerja produksi yang lebih baik dan ketebalan rambut wol yang lebih rendah daripada Domba Ekor Tipis lokal.
http://balitnak.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=63:sumatera&catid=14:bibit&Itemid=43
30 April 2012
Apakah Ada Domba Perah?
Domba telah dipelihara untuk diambil susunya selama ribuan tahun dan
sudah diperah sebelum sapi. Peternakan domba perah dunia terpusat di Eropa dan negara-negara di dan di sekitar Laut Mediterania.
Peternakan domba perah masih relatif baru di Amerika Serikat. Di negara ini terdapat sekitar 100 peternakan domba perah. Peternakan domba perah ini umumnya terdapat di New England dan Upper Midwest. Di New York dan Kalifornia terdapat beberapa peternakan besar domba perah.
Susu domba sangat bergizi, lebih kaya vitamin A, B, dan E, kalsium, fosfor, potasium, dan magnesium dibandingkan dengan susu sapi. Susu domba mengandung lebih banyak asam lemak rantai pendek dan rantai sedang, yang menguntungkan bagi kesehatan.
Misalnya, asam lemak rantai pendek kurang berpengaruh terhadap kadar kolesterol pada manusia. Asam lemak rantai pendek ini membuat susu lebih mudah dicerna.
Menurut seorang peneliti Jerman, susu domba mengandung lebih banyak asam linoleat terkonjugasi (CLA) dibandingkan dengan susu dari babi, kuda, kambing, sapi, dan manusia. CLA merupakan lemak pembasmi kanker dan pengurang lemak.
Butiran lemak pada susu domba lebih kecil daripada butiran lemak pada susu sapi, sehingga membuat susu domba lebih mudah dicerna.
Susu domba dapat dibekukan dan disimpan sampai tersedia susu dalam jumlah cukup untuk dijual atau dibuat keju. Pembekuan tidak mempengaruhi kualitas pembuatan keju susu domba.
Susu domba memiliki lebih banyak kandungan zat padat dibandingkan dengan susu kambing atau susu sapi. Karena itu, lebih banyak keju yang dapat dibuat dari satu galon susu domba dibandingkan dengan satu galon susu kambing atau susu sapi.
Susu domba menghasilkan 18 hingga 25 persen keju, sedangkan susu kambing dan susu sapi hanya menghasilkan 9 sampai 10 persen.
Walaupun domba biasanya menghasilkan lebih sedikit susu dibandingkan dengan kambing dan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sapi, susu domba dijual dengan harga jauh lebih mahal per kilogram, hampir empat kali lipat harga susu sapi.
Kebanyakan susu domba yang dihasilkan di dunia dibuat menjadi keju. Sebagian dari keju paling terkenal dibuat dari susu domba: Feta (Yunani, Italia, dan Perancis), Ricotta dan Pecorino Romano (Italia) dan Roquefort (Perancis). Amerika Serikat merupakan importir besar keju susu domba. Susu domba juga dibuat menjadi yogurt dan es krim.
Walaupun semua trah domba betina yang sedang menyusui dapat diperah, sebagaimana spesies ternak lainnya, ada beberapa trah domba yang merupakan trah domba khusus perah.
Di seluruh dunia terdapat lebih dari dua belas trah domba perah, tapi hanya beberapa trah domba perah saja yang terdapat di Amerika Serikat: East Friesian dan Lacaune. Trah domba khusus perah menghasilkan 400 hingga 1.100 pon susu per laktasi, sedangkan produksi susu dari trah domba biasa hanya 100 sampai 200 pon susu per laktasi.
Domba East Friesian merupakan trah domba perah yang paling banyak dan paling produktif di dunia. Tingkat produksi susu rata-ratanya 990 (sekitar 495 kg) sampai 1.100 pon (sekitar 550 kg) per 220 hingga 240 hari laktasi.
Dua trah domba perah lainnya yang sangat produktif adalah trah domba berekor gemuk Awassi dan Assaf dari Israel. Di Perancis, domba Lacaune adalah trah domba pilihan untuk membuat keju terkenal Roquefort di negara tersebut.
Di seluruh dunia, domba umumnya diperah secara musiman menggunakan tangan. Ini karena domba perah biasanya dipelihara di daerah terpencil sehingga tidak ada orang yang memelihara sapi.
Peternakan domba perah modern menggunakan peralatan mesin canggih untuk memerah susu domba: ruang perah, selang, tangki penampung, dll. Domba betina diperah sekali atau dua kali per hari.
Di Amerika Serikat, domba perah dipelihara dengan berbagai cara. Di sebagian peternakan, domba betina tidak diperah sampai anaknya berumur 30 hingga 60 hari.
Peternakan domba perah lainnya membiarkan anak domba menyusu ke induknya selama 8 sampai 12 jam per hari, dan setelah itu anak domba dipisahkan semalam dan induk domba diperah pagi hari keesokan harinya. Setelah anak domba berumur 28 sampai 30 hari, induk domba diperah dua kali sehari.
Hasil susu maksimal diperoleh jika anak domba dipisahkan dari induknya 24 jam setelah lahir dan dipelihara dengan diberi susu pengganti buatan, seperti yang banyak dilakukan di Eropa dan di peternakan sapi dan peternakan kambing.
Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Kimia, Pertanian, dll.
Medan 20122, Sumatera Utara
Peternakan domba perah masih relatif baru di Amerika Serikat. Di negara ini terdapat sekitar 100 peternakan domba perah. Peternakan domba perah ini umumnya terdapat di New England dan Upper Midwest. Di New York dan Kalifornia terdapat beberapa peternakan besar domba perah.
Susu domba sangat bergizi, lebih kaya vitamin A, B, dan E, kalsium, fosfor, potasium, dan magnesium dibandingkan dengan susu sapi. Susu domba mengandung lebih banyak asam lemak rantai pendek dan rantai sedang, yang menguntungkan bagi kesehatan.
Misalnya, asam lemak rantai pendek kurang berpengaruh terhadap kadar kolesterol pada manusia. Asam lemak rantai pendek ini membuat susu lebih mudah dicerna.
Menurut seorang peneliti Jerman, susu domba mengandung lebih banyak asam linoleat terkonjugasi (CLA) dibandingkan dengan susu dari babi, kuda, kambing, sapi, dan manusia. CLA merupakan lemak pembasmi kanker dan pengurang lemak.
Butiran lemak pada susu domba lebih kecil daripada butiran lemak pada susu sapi, sehingga membuat susu domba lebih mudah dicerna.
Susu domba dapat dibekukan dan disimpan sampai tersedia susu dalam jumlah cukup untuk dijual atau dibuat keju. Pembekuan tidak mempengaruhi kualitas pembuatan keju susu domba.
Susu domba memiliki lebih banyak kandungan zat padat dibandingkan dengan susu kambing atau susu sapi. Karena itu, lebih banyak keju yang dapat dibuat dari satu galon susu domba dibandingkan dengan satu galon susu kambing atau susu sapi.
Susu domba menghasilkan 18 hingga 25 persen keju, sedangkan susu kambing dan susu sapi hanya menghasilkan 9 sampai 10 persen.
Walaupun domba biasanya menghasilkan lebih sedikit susu dibandingkan dengan kambing dan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sapi, susu domba dijual dengan harga jauh lebih mahal per kilogram, hampir empat kali lipat harga susu sapi.
Kebanyakan susu domba yang dihasilkan di dunia dibuat menjadi keju. Sebagian dari keju paling terkenal dibuat dari susu domba: Feta (Yunani, Italia, dan Perancis), Ricotta dan Pecorino Romano (Italia) dan Roquefort (Perancis). Amerika Serikat merupakan importir besar keju susu domba. Susu domba juga dibuat menjadi yogurt dan es krim.
Walaupun semua trah domba betina yang sedang menyusui dapat diperah, sebagaimana spesies ternak lainnya, ada beberapa trah domba yang merupakan trah domba khusus perah.
Di seluruh dunia terdapat lebih dari dua belas trah domba perah, tapi hanya beberapa trah domba perah saja yang terdapat di Amerika Serikat: East Friesian dan Lacaune. Trah domba khusus perah menghasilkan 400 hingga 1.100 pon susu per laktasi, sedangkan produksi susu dari trah domba biasa hanya 100 sampai 200 pon susu per laktasi.
Domba East Friesian merupakan trah domba perah yang paling banyak dan paling produktif di dunia. Tingkat produksi susu rata-ratanya 990 (sekitar 495 kg) sampai 1.100 pon (sekitar 550 kg) per 220 hingga 240 hari laktasi.
Dua trah domba perah lainnya yang sangat produktif adalah trah domba berekor gemuk Awassi dan Assaf dari Israel. Di Perancis, domba Lacaune adalah trah domba pilihan untuk membuat keju terkenal Roquefort di negara tersebut.
Di seluruh dunia, domba umumnya diperah secara musiman menggunakan tangan. Ini karena domba perah biasanya dipelihara di daerah terpencil sehingga tidak ada orang yang memelihara sapi.
Peternakan domba perah modern menggunakan peralatan mesin canggih untuk memerah susu domba: ruang perah, selang, tangki penampung, dll. Domba betina diperah sekali atau dua kali per hari.
Di Amerika Serikat, domba perah dipelihara dengan berbagai cara. Di sebagian peternakan, domba betina tidak diperah sampai anaknya berumur 30 hingga 60 hari.
Peternakan domba perah lainnya membiarkan anak domba menyusu ke induknya selama 8 sampai 12 jam per hari, dan setelah itu anak domba dipisahkan semalam dan induk domba diperah pagi hari keesokan harinya. Setelah anak domba berumur 28 sampai 30 hari, induk domba diperah dua kali sehari.
Hasil susu maksimal diperoleh jika anak domba dipisahkan dari induknya 24 jam setelah lahir dan dipelihara dengan diberi susu pengganti buatan, seperti yang banyak dilakukan di Eropa dan di peternakan sapi dan peternakan kambing.
Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Kimia, Pertanian, dll.
Medan 20122, Sumatera Utara
11 March 2012
4 Trah Kambing Pedaging di Amerika Serikat
Produksi daging kambing (chevon) merupakan bidang usaha pertanian yang terus tumbuh di Amerika Serikat dan Alabama. Jumlah kambing pedaging dan peternakan kambing pedaging di Alabama dan seluruh Amerika Serikat selama sepuluh tahun terakhir terus meningkat (Sensus USDA, 2002). Impor dari Australia dan Selandia Baru memenuhi sebagian besar permintaan daging kambing (chevon) konsumen dalam negeri, sehingga menciptakan peluang pemasaran bagi para peternak Amerika.
Karena karakteristiknya yang sangat adaptif dan kandungan gizi dagingnya, kambing pedaging bisa menjadi alternatif ekonomis bagi para peternak bermodal terbatas, yang memungkinkan mereka meningkatkan penghasilan tahunan mereka. Kambing pedaging dapat diselaraskan dengan usaha pertanian yang sudah ada, sehingga memungkinkan penganekaragaman usaha pertanian dan sumber penghasilan.
Manajemen genetik merupakan unsur penting usaha peternakan kambing pedaging yang efisien. Hal ini dimulai dengan pemahaman mengenai beragam sumber daya genetik yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan tujuan peternakannya, peternak dapat memilih berbagai trah dan perpaduan trah kambing yang tersedia.
Berikut ini trah kambing yang banyak diternakkan di Amerika Serikat.
1. Kambing Boer
Trah kambing Boer pertama kali dikembang-biakkan di Afrika Selatan. Kambing Boer unggul yang dihasilkan merupakan hasil seleksi dari populasi kambing Afrika Selatan biasa untuk memperoleh karakteristik pertumbuhan dan karkas yang diinginkan.
Kambing Boer pertama kali diimpor ke Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1990an dan sekarang menjadi kambing pedaging terkenal di Amerika Serikat. Trah kambing Boer berhidung Romawi yang khas dan biasanya berwarna putih dengan leher dan kepala berwarna merah. Beberapa variasi warna kambing Boer meliputi badan berwarna putih dengan kepala hitam, merah atau hitam polos, dan bercak merah atau hitam.
Kambing Boer sangat terkenal sebagai kambing kontes dan sangat berperan dalam pertumbuhan pesat peternakan kambing pedaging di Amerika Serikat. Pengaruh kambing Boer tersebar di seluruh Amerika Serikat dan terlihat pada sebagian besar trah kambing pedaging komersial saat ini. Kambing Boer jantan dewasa biasanya berbobot 113 hingga 136 kg, dan kambing Boer betina dewasa berbobot rata-rata 91 hingga 109 kg.
2. Kambing Kiko
Kambing Kiko merupakan trah kambing komposit yang dikembang-biakkan di Selandia Baru. Trah kambing Kiko dikembang-biakkan pada pertengahan tahun 1980an dengan mengawin-silangkan kambing feral betina pilihan di Selandia Baru dengan kambing jantan dari berbagai trah kambing perah, seperti kambing Nubia, kambing Saanen, atau kambing Toggenburg. Kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan sifat keindukan diutamakan selama proses pembentukan trah kambing Kiko.
Kambing Kiko pertama kali diimpor ke Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1990an. Kambing Kiko umumnya berwarna putih atau krem. Namun demikian, warna lainnya seperti coklat, merah, dan hitam bisa juga ditemukan di antara kawanan kambing Kiko. Meskipun kedua trah kambing ini tiba di Amerika Serikat pada waktu yang relatif bersamaan, kambing Kiko tidak begitu terkenal dibandingkan dengan kambing Boer.
Namun demikian, peningkatan minat memelihara kambing Kiko mulai terjadi beberapa tahun terakhir karena kemampuan kambing Kiko meningkatkan ketahanannya di antara kawanan kambing pedaging komersial. Minat baru terhadap kambing Kiko terlihat jelas di kawasan tenggara Amerika Serikat, termasuk Alabama.
Dengan pemeliharaan yang telaten, kambing Kiko jantan dapat mencapai bobot 113 hingga 136 kg, dan kambing Kiko betina dapat mencapai bobot 45 hingga 68 kg.
3. Kambing Myotonik
Biasa dinamakan kambing pingsan Tennessee, kambing kaki kayu, atau kambing kaki kaku, trah kambing Myotonik dianggap sebagai trah kambing asli Amerika Serikat. Trah kambing Myotonik berasal dari Tennessee keturunan empat kambing yang diimpor dari Kanada. Berbagai nama yang diberikan untuk trah kambing ini berasal dari kondisi turunan myotonia, yang membuat kambing ini mengalami kelumpuhan otot sementara ketika terkejut atau takut.
Selama berlangsungnya kelumpuhan ini, kaki kambing Myotonik menjadi kaku, sehingga kambing ini tidak bisa berjalan. Ada juga kambing Myotonik yang terjatuh dan terbaring kaku di tanah. Masa kelumpuhan ini biasanya berlangsung beberapa detik saja.
Kambing Myotonik berukuran sedang dan berotot padat, dengan pantat montok dan dada dalam. Kambing Myotonik dapat dijumpai dengan warna beragam, tapi warna hitam dan bercak putih adalah warna yang paling lazim. Kambing Myotonik telah mendapat perhatian nasional dan internasional karena karakteristik ototnya yang khas.
Dengan pemeliharaan yang telaten, kambing Myotonik jantan dewasa dapat mencapai bobot 91 kg, sedangkan kambing Myotonik betina dewasa berkisar 59 hingga 68 kg.
4. Kambing Spanyol
Pada tahun 1500an, pemukim Spanyol membawa kambing ke kawasan Dunia Baru yang sekarang dinamakan Texas dan Oklahoma. Kambing ini berevolusi melalui seleksi alam selama empat ratus tahun di kawasan Baratdaya Amerika. Kambing Spanyol biasanya digunakan untuk membersihkan semak dan mengendalikan tumbuhan yang tidak diinginkan dari padang penggembalaan dan padang rumput.
Dengan meningkatnya minat memelihara kambing pedaging komersial sejak pertengahan tahun 1990an, semakin banyak peternak yang berminat memelihara kambing Spanyol. Beberapa peternak juga sudah melakukan program seleksi untuk meningkatkan produksi daging kambing Spanyol. Kambing Spanyol terkenal dengan ketahanannya di lingkungan yang gersang, mungkin berkat kemampuan mereka bertahan hidup di lingkungan gersang selama ratusan tahun.
Kambing Spanyol umumnya berukuran kecil hingga sedang dan warnanya beragam, meskipun kambing Spanyol biasanya berwarna coklat tua atau hitam. Tidak ada perhimpunan peternak dalam negeri yang menyimpan sejarah atau mempromosikan karakteristik trah kambing Spanyol ini. Karena banyak yang dikawin-silangkan dengan kambing Boer, sedikit sekali kawanan kambing Spanyol murni yang tersisa. Namun demikian, belakangan ini mulai muncul para peternak yang melestarikan karakteristik kambing Spanyol murni.
Bobot kambing Spanyol jantan dewasa berbeda-beda sesuai dengan cara pemeliharaannya. Kambing Spanyol jantan dewasa bisa mencapai bobot 113 kg, dan kambing Spanyol betina dewasa bisa mencapai bobot 68 kg.
Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan, Sumatera Utara
Sumber:
http://www.aces.edu/pubs/docs/U/UNP-0084/
Karena karakteristiknya yang sangat adaptif dan kandungan gizi dagingnya, kambing pedaging bisa menjadi alternatif ekonomis bagi para peternak bermodal terbatas, yang memungkinkan mereka meningkatkan penghasilan tahunan mereka. Kambing pedaging dapat diselaraskan dengan usaha pertanian yang sudah ada, sehingga memungkinkan penganekaragaman usaha pertanian dan sumber penghasilan.
Manajemen genetik merupakan unsur penting usaha peternakan kambing pedaging yang efisien. Hal ini dimulai dengan pemahaman mengenai beragam sumber daya genetik yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan tujuan peternakannya, peternak dapat memilih berbagai trah dan perpaduan trah kambing yang tersedia.
Berikut ini trah kambing yang banyak diternakkan di Amerika Serikat.
1. Kambing Boer
Trah kambing Boer pertama kali dikembang-biakkan di Afrika Selatan. Kambing Boer unggul yang dihasilkan merupakan hasil seleksi dari populasi kambing Afrika Selatan biasa untuk memperoleh karakteristik pertumbuhan dan karkas yang diinginkan.
Kambing Boer pertama kali diimpor ke Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1990an dan sekarang menjadi kambing pedaging terkenal di Amerika Serikat. Trah kambing Boer berhidung Romawi yang khas dan biasanya berwarna putih dengan leher dan kepala berwarna merah. Beberapa variasi warna kambing Boer meliputi badan berwarna putih dengan kepala hitam, merah atau hitam polos, dan bercak merah atau hitam.
Kambing Boer sangat terkenal sebagai kambing kontes dan sangat berperan dalam pertumbuhan pesat peternakan kambing pedaging di Amerika Serikat. Pengaruh kambing Boer tersebar di seluruh Amerika Serikat dan terlihat pada sebagian besar trah kambing pedaging komersial saat ini. Kambing Boer jantan dewasa biasanya berbobot 113 hingga 136 kg, dan kambing Boer betina dewasa berbobot rata-rata 91 hingga 109 kg.
2. Kambing Kiko
Kambing Kiko merupakan trah kambing komposit yang dikembang-biakkan di Selandia Baru. Trah kambing Kiko dikembang-biakkan pada pertengahan tahun 1980an dengan mengawin-silangkan kambing feral betina pilihan di Selandia Baru dengan kambing jantan dari berbagai trah kambing perah, seperti kambing Nubia, kambing Saanen, atau kambing Toggenburg. Kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan sifat keindukan diutamakan selama proses pembentukan trah kambing Kiko.
Kambing Kiko pertama kali diimpor ke Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1990an. Kambing Kiko umumnya berwarna putih atau krem. Namun demikian, warna lainnya seperti coklat, merah, dan hitam bisa juga ditemukan di antara kawanan kambing Kiko. Meskipun kedua trah kambing ini tiba di Amerika Serikat pada waktu yang relatif bersamaan, kambing Kiko tidak begitu terkenal dibandingkan dengan kambing Boer.
Namun demikian, peningkatan minat memelihara kambing Kiko mulai terjadi beberapa tahun terakhir karena kemampuan kambing Kiko meningkatkan ketahanannya di antara kawanan kambing pedaging komersial. Minat baru terhadap kambing Kiko terlihat jelas di kawasan tenggara Amerika Serikat, termasuk Alabama.
Dengan pemeliharaan yang telaten, kambing Kiko jantan dapat mencapai bobot 113 hingga 136 kg, dan kambing Kiko betina dapat mencapai bobot 45 hingga 68 kg.
3. Kambing Myotonik
Biasa dinamakan kambing pingsan Tennessee, kambing kaki kayu, atau kambing kaki kaku, trah kambing Myotonik dianggap sebagai trah kambing asli Amerika Serikat. Trah kambing Myotonik berasal dari Tennessee keturunan empat kambing yang diimpor dari Kanada. Berbagai nama yang diberikan untuk trah kambing ini berasal dari kondisi turunan myotonia, yang membuat kambing ini mengalami kelumpuhan otot sementara ketika terkejut atau takut.
Selama berlangsungnya kelumpuhan ini, kaki kambing Myotonik menjadi kaku, sehingga kambing ini tidak bisa berjalan. Ada juga kambing Myotonik yang terjatuh dan terbaring kaku di tanah. Masa kelumpuhan ini biasanya berlangsung beberapa detik saja.
Kambing Myotonik berukuran sedang dan berotot padat, dengan pantat montok dan dada dalam. Kambing Myotonik dapat dijumpai dengan warna beragam, tapi warna hitam dan bercak putih adalah warna yang paling lazim. Kambing Myotonik telah mendapat perhatian nasional dan internasional karena karakteristik ototnya yang khas.
Dengan pemeliharaan yang telaten, kambing Myotonik jantan dewasa dapat mencapai bobot 91 kg, sedangkan kambing Myotonik betina dewasa berkisar 59 hingga 68 kg.
4. Kambing Spanyol
Pada tahun 1500an, pemukim Spanyol membawa kambing ke kawasan Dunia Baru yang sekarang dinamakan Texas dan Oklahoma. Kambing ini berevolusi melalui seleksi alam selama empat ratus tahun di kawasan Baratdaya Amerika. Kambing Spanyol biasanya digunakan untuk membersihkan semak dan mengendalikan tumbuhan yang tidak diinginkan dari padang penggembalaan dan padang rumput.
Dengan meningkatnya minat memelihara kambing pedaging komersial sejak pertengahan tahun 1990an, semakin banyak peternak yang berminat memelihara kambing Spanyol. Beberapa peternak juga sudah melakukan program seleksi untuk meningkatkan produksi daging kambing Spanyol. Kambing Spanyol terkenal dengan ketahanannya di lingkungan yang gersang, mungkin berkat kemampuan mereka bertahan hidup di lingkungan gersang selama ratusan tahun.
Kambing Spanyol umumnya berukuran kecil hingga sedang dan warnanya beragam, meskipun kambing Spanyol biasanya berwarna coklat tua atau hitam. Tidak ada perhimpunan peternak dalam negeri yang menyimpan sejarah atau mempromosikan karakteristik trah kambing Spanyol ini. Karena banyak yang dikawin-silangkan dengan kambing Boer, sedikit sekali kawanan kambing Spanyol murni yang tersisa. Namun demikian, belakangan ini mulai muncul para peternak yang melestarikan karakteristik kambing Spanyol murni.
Bobot kambing Spanyol jantan dewasa berbeda-beda sesuai dengan cara pemeliharaannya. Kambing Spanyol jantan dewasa bisa mencapai bobot 113 kg, dan kambing Spanyol betina dewasa bisa mencapai bobot 68 kg.
Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan, Sumatera Utara
Sumber:
http://www.aces.edu/pubs/docs/U/UNP-0084/
09 March 2012
8 Trah Kambing Perah di Amerika Serikat
Berikut ini trah kambing perah yang biasa diternakkan di Amerika Serikat. Trah kambing ini merupakan trah yang terdaftar di Himpunan Peternak Kambing Perah Amerika Serikat (American Dairy Goat Association).
1. Kambing Alpen
Warna kambing Alpen meliputi hampir semua warna, kecuali putih polos dan coklat muda dengan bercak putih, yang menjadi ciri khas kambing Toggenburg. Trah kambing Alpen berasal dari Pegunungan Alpen Perancis dan pertama kali diimpor ke Amerika Serikat pada tahun 1920. Garis wajah kambing Alpen lurus dan telinganya tegak.
Kambing Alpen merupakan trah kambing berukuran sedang, dan tinggi kambing Alpen betina 76 cm dan bobotnya sekitar 61 kg. Kambing Alpen banyak dijadikan kambing perah karena produksi susunya yang tinggi, dan kambing Alpen merupakan salah satu trah kambing perah yang terkenal dengan produksi susunya. Produksi susu rata-rata menurut catatan ADGA selama masa laktasi pada tahun 2010 adalah 1087 kg susu, dengan kadar lemak 3,3% dan protein 2,8%.
Beberapa pola warna khas kambing Alpen: leher dan pundak putih dan badan bagian belakang hitam mengkilap; coklat muda, merah, coklat kemerahan atau coklat dengan warna hitam pada kepala, punggung dan kaki belakang; warna hitam dan putih pada wajah dan badan bagian bawah; berwarna belang bintik atau bercak; badan bagian depan berwarna putih dan badan bagian belakang berwarna hitam; badan bagian depan berwarna hitam dan badan bagian belakang berwarna putih.
2. Kambing Kerdil Nigeria
Kambing Kerdil Nigeria adalah trah kambing kerdil yang termasuk golongan kambing perah. Proporsi badan kambing Nigeria yang seimbang membuatnya terlihat seperti trah kambing perah Swis yang lebih besar. Badannya yang rendah merupakan ciri utama trah kambing Kerdil Nigeria, dan tinggi gumba kambing Kerdil Nigeria betina tidak lebih dari 57 cm.
Kambing Kerdil Nigeria terkenal dengan susunya yang berkualitas tinggi, biasanya dengan kandungan lemak mentega yang sangat tinggi. Kambing Kerdil Nigeria bertelinga dengan panjang sedang dan tegak. Garis wajahnya lurus atau agak cekung. Bulunya lurus dengan panjang sedang. Kambing Kerdil Nigeria merupakan satu-satunya trah kambing perah yang sebagian ada yang bermata biru. Namun demikian, tidak ada kecenderungan mengutamakan mata coklat atau mata biru di kalangan peternak kambing Kerdil Nigeria. Segala pola, warna, atau perpaduan warna dapat diterima. Menurut ADGA, produksi rata-rata kambing Kerdil Nigeria selama masa laktasi pada tahun 2010 adalah 331 kg susu, dengan kandungan lemak 6,1% dan kandungan protein 4,4%.
3. Kambing LaMancha
Kambing LaMancha bertelinga sangat kecil sehingga seolah-olah kambing ini tidak bertelinga sama sekali. Telinga kambing LaMancha bervariasi. Trah kambing LaMancha berasal dari Oregon, yang merupakan hasil perkawinan silang kambing bertelinga pendek dengan kambing Nubia.
Kambing LaMancha berhidung lurus, dan badannya relatif kecil. Tinggi kambing LaMancha betina 71 cm, dan beratnya sekitar 59 kg. Kambing LaMancha biasanya lebih tenang dan jinak dibandingkan dengan trah kambing lain. Kambing LaMancha diakui sebagai trah kambing perah yang sangat produktif. Produksi rata-ratanya selama masa laktasi menurut data ADGA pada tahun 2010 adalah 1019 kg susu, dengan kandungan lemak 3,9% dan protein 3,1%.
4. Kambing Nubia
Kambing Nubia bertelinga lemas dan sangat panjang sehingga mencapai sekitar 3 cm melampaui mulutnya. Warna kambing Nubia sangat beragam, dan hidungnya cembung (hidung Romawi). Kambing Nubia merupakan salah satu trah kambing besar, yang tingginya mencapai 76 cm dan bobotnya sekitar 61 kg.
Trah kambing Nubia cenderung menghasilkan agak lebih sedikit susu dibandingkan dengan trah kambing perah lainnya, tapi susu kambing Nubia cenderung lebih tinggi kadar protein dan lemak menteganya dibandingkan dengan trah kambing perah lain. Kambing Nubia cenderung sedikit lebih liar dibandingkan dengan kambing perah lain, dan suaranya sangat khas. Anak kambing Nubia bersuara seperti mengeluh.
Kambing Nubia mungkin merupakan trah kambing perah paling terkenal di Amerika Serikat. Kambing Nubia di Amerika Serikat umumnya berasal dari keturunan kambing Inggris yang dikembangkan dengan mengawin-silangkan kambing perah Inggris dengan trah kambing bertelinga lemas dari Afrika dan India. Tingkat produksi rata-rata selama masa laktasi menurut ADGA pada tahun 2010 adalah 832 kg susu, dengan kandungan lemak 4,6% dan protein 3,7%.
5. Kambing Oberhasli
Kambing Oberhasli (sebelum tahun 1978 dinamakan kambing Alpen Swis) memiliki standar warna yang sangat spesifik. Kambing Oberhasli berwarna coklat kemerahan yang dikenal sebagai warna Chamoise, dengan garis punggung, ambing, dan perut berwarna hitam, serta warna hitam di bawah lutut. Kepala kambing Oberhasli juga agak hitam. Warna lain yang dapat diterima adalah hitam polos, tapi ini hanya dapat diterima untuk kambing Oberhasli betina.
Kambing Oberhasli bertelinga tegak dan termasuk trah kambing berukuran sedang-kecil. Tinggi kambing Oberhasli betina 71 cm, dan beratnya sekitar 54 kg. Kambing Oberhasli menghasilkan susu dan komponen susu yang cukup tinggi. Menurut data ADGA tahun 2010, produksi rata-rata kambing Oberhasli selama masa laktasi adalah 1023 kg susu, dengan kadar lemak 3,5% dan protein 2,9%.
6. Kambing Saanen
Kambing Saanen biasanya berwarna putih polos atau krem muda, tapi warna putih polos lebih disukai. Telinga kambing Saanen berukuran sedang dan tegak, dan telinga yang menghadap ke depan lebih disukai. Kambing Saanen berbulu halus-pendek dan sering terdapat rumbai pada punggung dan pahanya. Garis wajah kambing Saanen lurus atau cekung.
Kambing Saanen berasal dari Swis tapi sekarang merupakan trah kambing perah paling terkenal kedua di Amerika Serikat. Kambing Saanen merupakan kambing terbesar dari semua trah kambing perah, yang tingginya minimal 76 cm, dan beratnya sekitar 61 kg. Kambing Saanen biasanya berambing besar dan sangat terkenal dalam peternakan kambing perah karena kualitas susu yang dihasilkannya. Menurut data ADGA tahun 2010, produksi rata-rata selama masa laktasi adalah 1154 kg susu, dengan kandungan lemak 3,2% dan protein 2,8%.
7. Kambing Sable
Kambing Sable adalah kambing Saanen yang tidak berwarna putih. Kambing Saanen berwarna putih atau krem muda, dan kambing Saanen yang warnanya bukan putih atau krem muda dikategorikan kambing Sable. Semua karakteristik lainnya pada kambing Sable sama persis dengan kambing Saanen.
8. Kambing Toggenburg
Kambing Toggenburg memiliki warna yang sangat spesifik. Warna kambing Toggenburg berkisar dari coklat muda kekuningan sampai coklat tua dan bertelinga putih serta kaki bagian bawah berwarna putih. Bagian samping ekor dan dua jalur di sepanjang wajah juga berwarna putih. Kambing Toggenburg bertelinga tegak, dan bulunya lebih panjang dan kasar dibandingkan dengan trah kambing perah lainnya.
Tinggi kambing Toggenburg 66 cm, dan beratnya sekitar 54 kg. Namun demikian, kambing Toggenburg umumnya berbadan sedang. Kambing Toggenburg merupakan trah kambing terdaftar tertua dibandingkan dengan jenis kambing lainnya. Kambing Toggenburg cenderung lebih lincah dan lebih liar dibandingkan dengan trah kambing lainnya. Biasa dinamakan kambing Togg, sebagai sebutan singkatnya, dibandingkan dengan trah kambing lainnya kambing ini memiliki tingkat produksi susu rata-rata sedang, tapi pada waktu tertentu produksi susunya sangat tinggi! Berdasarkan data ADGA tahun 2010, produksi rata-rata kambing Toggenburg adalah 928 kg susu, dengan kadar lemak 3,0% dan protein 2,7%.
Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia:
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Sumber:
http://www.ansc.purdue.edu/goat/factsheet/breeds.htm
1. Kambing Alpen
Warna kambing Alpen meliputi hampir semua warna, kecuali putih polos dan coklat muda dengan bercak putih, yang menjadi ciri khas kambing Toggenburg. Trah kambing Alpen berasal dari Pegunungan Alpen Perancis dan pertama kali diimpor ke Amerika Serikat pada tahun 1920. Garis wajah kambing Alpen lurus dan telinganya tegak.
Kambing Alpen merupakan trah kambing berukuran sedang, dan tinggi kambing Alpen betina 76 cm dan bobotnya sekitar 61 kg. Kambing Alpen banyak dijadikan kambing perah karena produksi susunya yang tinggi, dan kambing Alpen merupakan salah satu trah kambing perah yang terkenal dengan produksi susunya. Produksi susu rata-rata menurut catatan ADGA selama masa laktasi pada tahun 2010 adalah 1087 kg susu, dengan kadar lemak 3,3% dan protein 2,8%.
Beberapa pola warna khas kambing Alpen: leher dan pundak putih dan badan bagian belakang hitam mengkilap; coklat muda, merah, coklat kemerahan atau coklat dengan warna hitam pada kepala, punggung dan kaki belakang; warna hitam dan putih pada wajah dan badan bagian bawah; berwarna belang bintik atau bercak; badan bagian depan berwarna putih dan badan bagian belakang berwarna hitam; badan bagian depan berwarna hitam dan badan bagian belakang berwarna putih.
2. Kambing Kerdil Nigeria
Kambing Kerdil Nigeria adalah trah kambing kerdil yang termasuk golongan kambing perah. Proporsi badan kambing Nigeria yang seimbang membuatnya terlihat seperti trah kambing perah Swis yang lebih besar. Badannya yang rendah merupakan ciri utama trah kambing Kerdil Nigeria, dan tinggi gumba kambing Kerdil Nigeria betina tidak lebih dari 57 cm.
Kambing Kerdil Nigeria terkenal dengan susunya yang berkualitas tinggi, biasanya dengan kandungan lemak mentega yang sangat tinggi. Kambing Kerdil Nigeria bertelinga dengan panjang sedang dan tegak. Garis wajahnya lurus atau agak cekung. Bulunya lurus dengan panjang sedang. Kambing Kerdil Nigeria merupakan satu-satunya trah kambing perah yang sebagian ada yang bermata biru. Namun demikian, tidak ada kecenderungan mengutamakan mata coklat atau mata biru di kalangan peternak kambing Kerdil Nigeria. Segala pola, warna, atau perpaduan warna dapat diterima. Menurut ADGA, produksi rata-rata kambing Kerdil Nigeria selama masa laktasi pada tahun 2010 adalah 331 kg susu, dengan kandungan lemak 6,1% dan kandungan protein 4,4%.
3. Kambing LaMancha
Kambing LaMancha bertelinga sangat kecil sehingga seolah-olah kambing ini tidak bertelinga sama sekali. Telinga kambing LaMancha bervariasi. Trah kambing LaMancha berasal dari Oregon, yang merupakan hasil perkawinan silang kambing bertelinga pendek dengan kambing Nubia.
Kambing LaMancha berhidung lurus, dan badannya relatif kecil. Tinggi kambing LaMancha betina 71 cm, dan beratnya sekitar 59 kg. Kambing LaMancha biasanya lebih tenang dan jinak dibandingkan dengan trah kambing lain. Kambing LaMancha diakui sebagai trah kambing perah yang sangat produktif. Produksi rata-ratanya selama masa laktasi menurut data ADGA pada tahun 2010 adalah 1019 kg susu, dengan kandungan lemak 3,9% dan protein 3,1%.
4. Kambing Nubia
Kambing Nubia bertelinga lemas dan sangat panjang sehingga mencapai sekitar 3 cm melampaui mulutnya. Warna kambing Nubia sangat beragam, dan hidungnya cembung (hidung Romawi). Kambing Nubia merupakan salah satu trah kambing besar, yang tingginya mencapai 76 cm dan bobotnya sekitar 61 kg.
Trah kambing Nubia cenderung menghasilkan agak lebih sedikit susu dibandingkan dengan trah kambing perah lainnya, tapi susu kambing Nubia cenderung lebih tinggi kadar protein dan lemak menteganya dibandingkan dengan trah kambing perah lain. Kambing Nubia cenderung sedikit lebih liar dibandingkan dengan kambing perah lain, dan suaranya sangat khas. Anak kambing Nubia bersuara seperti mengeluh.
Kambing Nubia mungkin merupakan trah kambing perah paling terkenal di Amerika Serikat. Kambing Nubia di Amerika Serikat umumnya berasal dari keturunan kambing Inggris yang dikembangkan dengan mengawin-silangkan kambing perah Inggris dengan trah kambing bertelinga lemas dari Afrika dan India. Tingkat produksi rata-rata selama masa laktasi menurut ADGA pada tahun 2010 adalah 832 kg susu, dengan kandungan lemak 4,6% dan protein 3,7%.
5. Kambing Oberhasli
Kambing Oberhasli (sebelum tahun 1978 dinamakan kambing Alpen Swis) memiliki standar warna yang sangat spesifik. Kambing Oberhasli berwarna coklat kemerahan yang dikenal sebagai warna Chamoise, dengan garis punggung, ambing, dan perut berwarna hitam, serta warna hitam di bawah lutut. Kepala kambing Oberhasli juga agak hitam. Warna lain yang dapat diterima adalah hitam polos, tapi ini hanya dapat diterima untuk kambing Oberhasli betina.
Kambing Oberhasli bertelinga tegak dan termasuk trah kambing berukuran sedang-kecil. Tinggi kambing Oberhasli betina 71 cm, dan beratnya sekitar 54 kg. Kambing Oberhasli menghasilkan susu dan komponen susu yang cukup tinggi. Menurut data ADGA tahun 2010, produksi rata-rata kambing Oberhasli selama masa laktasi adalah 1023 kg susu, dengan kadar lemak 3,5% dan protein 2,9%.
6. Kambing Saanen
Kambing Saanen biasanya berwarna putih polos atau krem muda, tapi warna putih polos lebih disukai. Telinga kambing Saanen berukuran sedang dan tegak, dan telinga yang menghadap ke depan lebih disukai. Kambing Saanen berbulu halus-pendek dan sering terdapat rumbai pada punggung dan pahanya. Garis wajah kambing Saanen lurus atau cekung.
Kambing Saanen berasal dari Swis tapi sekarang merupakan trah kambing perah paling terkenal kedua di Amerika Serikat. Kambing Saanen merupakan kambing terbesar dari semua trah kambing perah, yang tingginya minimal 76 cm, dan beratnya sekitar 61 kg. Kambing Saanen biasanya berambing besar dan sangat terkenal dalam peternakan kambing perah karena kualitas susu yang dihasilkannya. Menurut data ADGA tahun 2010, produksi rata-rata selama masa laktasi adalah 1154 kg susu, dengan kandungan lemak 3,2% dan protein 2,8%.
7. Kambing Sable
Kambing Sable adalah kambing Saanen yang tidak berwarna putih. Kambing Saanen berwarna putih atau krem muda, dan kambing Saanen yang warnanya bukan putih atau krem muda dikategorikan kambing Sable. Semua karakteristik lainnya pada kambing Sable sama persis dengan kambing Saanen.
8. Kambing Toggenburg
Kambing Toggenburg memiliki warna yang sangat spesifik. Warna kambing Toggenburg berkisar dari coklat muda kekuningan sampai coklat tua dan bertelinga putih serta kaki bagian bawah berwarna putih. Bagian samping ekor dan dua jalur di sepanjang wajah juga berwarna putih. Kambing Toggenburg bertelinga tegak, dan bulunya lebih panjang dan kasar dibandingkan dengan trah kambing perah lainnya.
Tinggi kambing Toggenburg 66 cm, dan beratnya sekitar 54 kg. Namun demikian, kambing Toggenburg umumnya berbadan sedang. Kambing Toggenburg merupakan trah kambing terdaftar tertua dibandingkan dengan jenis kambing lainnya. Kambing Toggenburg cenderung lebih lincah dan lebih liar dibandingkan dengan trah kambing lainnya. Biasa dinamakan kambing Togg, sebagai sebutan singkatnya, dibandingkan dengan trah kambing lainnya kambing ini memiliki tingkat produksi susu rata-rata sedang, tapi pada waktu tertentu produksi susunya sangat tinggi! Berdasarkan data ADGA tahun 2010, produksi rata-rata kambing Toggenburg adalah 928 kg susu, dengan kadar lemak 3,0% dan protein 2,7%.
Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia:
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Sumber:
http://www.ansc.purdue.edu/goat/factsheet/breeds.htm
29 February 2012
Karakteristik Susu Kambing
Lezat dengan rasa agak manis dan kadang-kadang sedikit asin, susu kambing merupakan susu pilihan di sebagian besar belahan dunia. Walaupun belum terkenal di Amerika Serikat, susu kambing dapat ditemukan di pasar-pasar dan toko-toko makanan kesehatan sepanjang tahun.
Berbeda dengan susu sapi, susu kambing tidak perlu dihomogenkan. Kalau butiran lemak pada susu sapi cenderung terpisah ke permukaan, butiran lemak pada susu kambing jauh lebih kecil dan akan tetap menyatu dalam larutan. Bagi orang yang peka terhadap susu sapi, susu kambing kadang-kadang dapat digunakan sebagai pengganti.
Susu kambing merupakan sumber yang sangat baik untuk kalsium dan asam amino triptofan. Susu kambing juga merupakan sumber yang baik untuk protein, fosfor, riboflavin (vitamin B2) dan potasium. Namun demikian, barangkali manfaat terbesar susu kambing adalah sebagian orang yang tidak toleran susu sapi dapat minum susu kambing tanpa menimbulkan gangguan apa pun.
Dari penelitian ilmiah belum diketahui dengan pasti mengapa sebagian orang dapat lebih toleran terhadap susu kambing. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa protein tertentu yang diketahui menyebabkan reaksi alergi mungkin terdapat pada susu sapi dalam jumlah besar namun hampir tidak ada pada susu kambing.
Namun demikian, penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa pendawaian genetik untuk protein kasein ini sangat bervariasi pada sapi maupun kambing dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui peran pasti yang mungkin dimainkan protein ini dalam hal toleransi susu kambing versus susu sapi.
Penelitian lainnya menemukan senyawa anti-radang (molekul gula rantai pendek yang disebut oligosakarida) terdapat di dalam susu kambing. Oligosakarida ini mungkin membuat susu kambing lebih mudah dicerna, khususnya jika terjadi gangguan fungsi usus.
Dalam penelitian pada hewan, susu kambing juga terbukti meningkatkan metabolisme besi maupun tembaga, terutama jika terjadi gangguan penyerapan mineral pada saluran pencernaan. Faktor-faktor ini dan faktor lainnya mungkin memainkan peran penting dalam hal toleransi terhadap susu kambing versus susu sapi.
Alergi terhadap susu sapi ditemukan pada banyak orang yang mengalami kondisi seperti infeksi telinga kambuhan, asma, ekzema, dan bahkan artritis rematik. Penggantian susu sapi dengan susu kambing dapat membantu mengurangi sebagian gejala kondisi ini.
Susu kambing kadang-kadang bahkan dapat digunakan sebagai pengganti susu formula bayi berbahan dasar susu sapi untuk bayi yang mengalami kesulitan dengan produk susu.
Sayangnya, susu kambing kekurangan beberapa zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi, sehingga orang tua yang tertarik mencoba susu kambing sebagai pengganti susu formula berbahan dasar susu sapi untuk bayi mereka harus berkonsultasi dengan dokter anak atau praktisi kesehatan lainnya yang kompeten untuk mendapatkan resep dan cara menambahkan zat gizi penting dan vital ini.
Namun demikian, untuk anak-anak dan orang dewasa susu kambing bisa menjadi alternatif yang kaya kalsium selain susu sapi karena selain mengandung kalsium, susu kambing juga mengandung banyak zat gizi yang sama dengan yang terdapat dalam susu sapi.
Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokukmen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan, Sumatera Utara
Sumber:
http://www.whfoods.com/genpage.php?pfriendly=1&tname=foodspice&dbid=131
Berbeda dengan susu sapi, susu kambing tidak perlu dihomogenkan. Kalau butiran lemak pada susu sapi cenderung terpisah ke permukaan, butiran lemak pada susu kambing jauh lebih kecil dan akan tetap menyatu dalam larutan. Bagi orang yang peka terhadap susu sapi, susu kambing kadang-kadang dapat digunakan sebagai pengganti.
Susu kambing merupakan sumber yang sangat baik untuk kalsium dan asam amino triptofan. Susu kambing juga merupakan sumber yang baik untuk protein, fosfor, riboflavin (vitamin B2) dan potasium. Namun demikian, barangkali manfaat terbesar susu kambing adalah sebagian orang yang tidak toleran susu sapi dapat minum susu kambing tanpa menimbulkan gangguan apa pun.
Dari penelitian ilmiah belum diketahui dengan pasti mengapa sebagian orang dapat lebih toleran terhadap susu kambing. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa protein tertentu yang diketahui menyebabkan reaksi alergi mungkin terdapat pada susu sapi dalam jumlah besar namun hampir tidak ada pada susu kambing.
Namun demikian, penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa pendawaian genetik untuk protein kasein ini sangat bervariasi pada sapi maupun kambing dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui peran pasti yang mungkin dimainkan protein ini dalam hal toleransi susu kambing versus susu sapi.
Penelitian lainnya menemukan senyawa anti-radang (molekul gula rantai pendek yang disebut oligosakarida) terdapat di dalam susu kambing. Oligosakarida ini mungkin membuat susu kambing lebih mudah dicerna, khususnya jika terjadi gangguan fungsi usus.
Dalam penelitian pada hewan, susu kambing juga terbukti meningkatkan metabolisme besi maupun tembaga, terutama jika terjadi gangguan penyerapan mineral pada saluran pencernaan. Faktor-faktor ini dan faktor lainnya mungkin memainkan peran penting dalam hal toleransi terhadap susu kambing versus susu sapi.
Alergi terhadap susu sapi ditemukan pada banyak orang yang mengalami kondisi seperti infeksi telinga kambuhan, asma, ekzema, dan bahkan artritis rematik. Penggantian susu sapi dengan susu kambing dapat membantu mengurangi sebagian gejala kondisi ini.
Susu kambing kadang-kadang bahkan dapat digunakan sebagai pengganti susu formula bayi berbahan dasar susu sapi untuk bayi yang mengalami kesulitan dengan produk susu.
Sayangnya, susu kambing kekurangan beberapa zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi, sehingga orang tua yang tertarik mencoba susu kambing sebagai pengganti susu formula berbahan dasar susu sapi untuk bayi mereka harus berkonsultasi dengan dokter anak atau praktisi kesehatan lainnya yang kompeten untuk mendapatkan resep dan cara menambahkan zat gizi penting dan vital ini.
Namun demikian, untuk anak-anak dan orang dewasa susu kambing bisa menjadi alternatif yang kaya kalsium selain susu sapi karena selain mengandung kalsium, susu kambing juga mengandung banyak zat gizi yang sama dengan yang terdapat dalam susu sapi.
Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokukmen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Pertanian, Peternakan, dll.
Medan, Sumatera Utara
Sumber:
http://www.whfoods.com/genpage.php?pfriendly=1&tname=foodspice&dbid=131
23 February 2012
9 Perbedaan Susu Kerbau dan Susu Sapi
Tidak ada perbedaan nilai gizi: Praktis tidak ada perbedaan nilai gizi dan ketercernaan susu dan produk susu yang berasal dari susu sapi dan susu kerbau.
Kandungan kolesterol lebih rendah: Kandungan kolesterol susu kerbau 0,65 mg/g, sedangkan susu sapi mengandung 3,14 mg/g kolesterol.
Lebih banyak protein: Analisis hayati hewan menunjukkan bahwa nilai Rasio Efisiensi Protein (REP) protein susu kerbau 2,74 dan susu sapi 2,49. Dengan demikian, susu kerbau mengandung 11,42 persen lebih banyak protein dibandingkan dengan susu sapi.
Lebih banyak mineral penting: Susu kerbau juga lebih unggul daripada susu sapi dalam hal mineral penting, yaitu kalsium, besi dan fosfor yang mencapai 92 persen, 37,7 persen dan 118 persen lebih tinggi dibandingkan dengan yang terdapat dalam susu sapi.
Lebih banyak vitamin A: Kerbau memetabolisme semua karotein menjadi vitamin A, yang kemudian dimasukkan ke dalam susunya.
Lebih menjanjikan pemasarannya: Susu kerbau lebih menjanjikan dalam pemasarannya dibandingkan dengan susu sapi untuk pembuatan produk susu berbahan dasar lemak dan produk susu berbahan dasar SNF (solids not fat, bahan padat bukan lemak), seperti mentega, ghee dan susu bubuk karena kadar airnya yang rendah dan kadar lemak yang tinggi.
Yang terpenting, kadar kolesterol yang lebih rendah akan membuat susu kerbau lebih terkenal di kalangan orang yang sadar kesehatan. Mengingat kekeruhan misela kasein, ditambah dengan kadar protein koloid, kalsium dan fosfor yang lebih tinggi, susu kerbau jauh lebih putih dan memiliki karakteristik pemutihan yang lebih baik dibandingkan dengan susu sapi.
Karena itu, berbeda dengan susu sapi, yang berwarna kuning krem muda, dan lemak susu sapi, yang berwarna kuning emas, susu kerbau jelas lebih putih. Susu dank rim kerbau yang diolah dengan temperature ultra-tinggi (UHT, ultra-high temperature) jauh lebih putih dan lebih kental daripada susu sapi karena perubahan kalsium dan fosfor dalam kadar yang lebih besar menjadi koloid.
Dengan demikian, susu kerbau jelas lebih cocok untuk pembuatan pemutih teh dan kopi dibandingkan dengan susu sapi. Kandungan protein dan lemak yang lebih tinggi membuat susu kerbau menjadi alternative yang lebih ekonomis selain susu sapi untuk pembuatan kasein, kaseinat, konsentrat protein whey dan berbagai macam produk susu kaya lemak.
Protein whey yang lebih baik: Protein susu kerbau, khususnya protein whey, lebih tahan terhadap denaturasi panas dibandingkan dengan protein susu sapi. Produk susu kering yang terbuat dari susu kerbau memperlihatkan kadar protein tak terdenaturasi yang lebih tinggi jika diolah dalam kondisi yang sama.
Secara umum, karakteristik rekonstitusi produk susu kering yang terbuat dari susu kerbau tidak berbeda dengan yang terbuat dari susu sapi. Namun demikian, susu kerbau kering mungkin lebih disukai daripada susu sapi kering untuk aplikasi teknologi tersebut jika diperlukan kadar protein whey tak terdenaturasi yang lebih tinggi.
Keju yang lebih baik: Keju yang terbuat dari susu kerbau memperlihatkan karakteristik tampilan dan tekstur yang khas. Lebih jelasnya, kalau rasanya saat dikunyah dan sifat berangkainya sangat diperlukan seperti pada keju Mozzarella, susu kerbau lebih disukai daripada susu sapi.
Di Italia, baru-baru ini dibuat undang-undang yang membatasi penggunaan istilah "Mozzarella" pada produk yang hanya terbuat dari susu kerbau (tanpa campuran dengan susu sapi). Variasi keju tradisional tertentu, seperti paneer di India atau keju asin dari negara-negara Timur Tengah, paling baik dibuat dari susu kerbau.
Makanan kesehatan yang lebih baik: Keberadaan berbagai faktor bioprotektif dalam kadar tinggi, seperti imunoglobulin, laktoferin, lisozim, laktoperoksidase dan faktor-faktor bifidogenik, membuat susu kerbau lebih cocok daripada susu sapi untuk pembuatan berbagai hidangan khusus dan makanan kesehatan.
Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Kimia, Pertanian, dll.
Medan, Sumatera Utara
Sumber:
http://www.indiadairy.com/info_buffalo_milk_vs.html
Kandungan kolesterol lebih rendah: Kandungan kolesterol susu kerbau 0,65 mg/g, sedangkan susu sapi mengandung 3,14 mg/g kolesterol.
Lebih banyak protein: Analisis hayati hewan menunjukkan bahwa nilai Rasio Efisiensi Protein (REP) protein susu kerbau 2,74 dan susu sapi 2,49. Dengan demikian, susu kerbau mengandung 11,42 persen lebih banyak protein dibandingkan dengan susu sapi.
Lebih banyak mineral penting: Susu kerbau juga lebih unggul daripada susu sapi dalam hal mineral penting, yaitu kalsium, besi dan fosfor yang mencapai 92 persen, 37,7 persen dan 118 persen lebih tinggi dibandingkan dengan yang terdapat dalam susu sapi.
Lebih banyak vitamin A: Kerbau memetabolisme semua karotein menjadi vitamin A, yang kemudian dimasukkan ke dalam susunya.
Lebih menjanjikan pemasarannya: Susu kerbau lebih menjanjikan dalam pemasarannya dibandingkan dengan susu sapi untuk pembuatan produk susu berbahan dasar lemak dan produk susu berbahan dasar SNF (solids not fat, bahan padat bukan lemak), seperti mentega, ghee dan susu bubuk karena kadar airnya yang rendah dan kadar lemak yang tinggi.
Yang terpenting, kadar kolesterol yang lebih rendah akan membuat susu kerbau lebih terkenal di kalangan orang yang sadar kesehatan. Mengingat kekeruhan misela kasein, ditambah dengan kadar protein koloid, kalsium dan fosfor yang lebih tinggi, susu kerbau jauh lebih putih dan memiliki karakteristik pemutihan yang lebih baik dibandingkan dengan susu sapi.
Karena itu, berbeda dengan susu sapi, yang berwarna kuning krem muda, dan lemak susu sapi, yang berwarna kuning emas, susu kerbau jelas lebih putih. Susu dank rim kerbau yang diolah dengan temperature ultra-tinggi (UHT, ultra-high temperature) jauh lebih putih dan lebih kental daripada susu sapi karena perubahan kalsium dan fosfor dalam kadar yang lebih besar menjadi koloid.
Dengan demikian, susu kerbau jelas lebih cocok untuk pembuatan pemutih teh dan kopi dibandingkan dengan susu sapi. Kandungan protein dan lemak yang lebih tinggi membuat susu kerbau menjadi alternative yang lebih ekonomis selain susu sapi untuk pembuatan kasein, kaseinat, konsentrat protein whey dan berbagai macam produk susu kaya lemak.
Protein whey yang lebih baik: Protein susu kerbau, khususnya protein whey, lebih tahan terhadap denaturasi panas dibandingkan dengan protein susu sapi. Produk susu kering yang terbuat dari susu kerbau memperlihatkan kadar protein tak terdenaturasi yang lebih tinggi jika diolah dalam kondisi yang sama.
Secara umum, karakteristik rekonstitusi produk susu kering yang terbuat dari susu kerbau tidak berbeda dengan yang terbuat dari susu sapi. Namun demikian, susu kerbau kering mungkin lebih disukai daripada susu sapi kering untuk aplikasi teknologi tersebut jika diperlukan kadar protein whey tak terdenaturasi yang lebih tinggi.
Keju yang lebih baik: Keju yang terbuat dari susu kerbau memperlihatkan karakteristik tampilan dan tekstur yang khas. Lebih jelasnya, kalau rasanya saat dikunyah dan sifat berangkainya sangat diperlukan seperti pada keju Mozzarella, susu kerbau lebih disukai daripada susu sapi.
Di Italia, baru-baru ini dibuat undang-undang yang membatasi penggunaan istilah "Mozzarella" pada produk yang hanya terbuat dari susu kerbau (tanpa campuran dengan susu sapi). Variasi keju tradisional tertentu, seperti paneer di India atau keju asin dari negara-negara Timur Tengah, paling baik dibuat dari susu kerbau.
Makanan kesehatan yang lebih baik: Keberadaan berbagai faktor bioprotektif dalam kadar tinggi, seperti imunoglobulin, laktoferin, lisozim, laktoperoksidase dan faktor-faktor bifidogenik, membuat susu kerbau lebih cocok daripada susu sapi untuk pembuatan berbagai hidangan khusus dan makanan kesehatan.
Hipyan Nopri, S.Pd.
Penerjemah Dokumen Agrobisnis Inggris-Indonesia
Juga Menyediakan Jasa Penerjemahan Dokumen
Hukum, Bisnis/Keuangan, Kedokteran, Kimia, Pertanian, dll.
Medan, Sumatera Utara
Sumber:
http://www.indiadairy.com/info_buffalo_milk_vs.html
Subscribe to:
Posts (Atom)